Jika peternakan ini rampung dibangun, maka peternakan sapi perah ini akan menghasilkan susu sebanyak 800 liter per harinya. Susu segar yang dihasilkan dari peternakan terapung ini akan langsung diolah menjadi susu pasteurisasi dan yoghurt di peternakan terapung ini dan produknya langsung dijual di kota Rotterdam.
Konsep yang digunakan peternakan terapung ini adalah reused dan recycle, artinya tidak ada bahan yang terbuang dari sistem pternakan terpadu yang diterapkan.
Sistem pertanian indoor yang diterapkan di peternakan terapung ini adalah sistem vertical dengan memanfaatkan sinar ultra violet semaksimal mungkin, sedangkan sumber energi yang digunakan untuk mengoperasikan peterternakan terapung ini adalah menggunakan tenaga surya.
Kunci keberhasilan peternakan terapung ini adalah kemandirian energi dengan memadukan teknologi surya dan hydrogen dengan proses elektrolisis yang menghasilkan energi ramah lingkungan
Untuk memenuhi kebutuhan hijauan untuk sapi perah di peternakan ini juga akan menanam hijauan makanan ternak yang dikenal sebagai duckweed yang cepat tumbuh dan kaya protein.
Pupuk yang digunakan untuk tanaman  yang dikembangkan di peternakan terapung ini berasal dari olahan urin sapi  yang proses pengolahannya dibuat secara vertikal dengan menggunakan teknologi kerkini yaitu teknologi lampu LED.
Di samping itu peternakan terapung ini akan memproses kotoran sapi menjadi pupuk yang juga akan dijual langsung kepada penduduk Rotterdam.
Dengan menerapkan sistem ini diharapkan produk pertanian yang dihasilkan akan lebih sehat dan ramah lingkungan  karena menggunakan lebih sedikit air, pupuk kimia dan pestisida.
Saat ini kendala utama pembangunan peternakan terpadu terapung ini bukanlah masalah teknologi namun lebih kepada biaya awal pembangunannya.Â
Ke depan dengan semakin berkembangnya teknologi diperkirakan peternakan terapung ini akan menjadi tren baru dunia yang akan dikembangkan di negara negara yang memiliki keterbatasan  lahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H