Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Manusia Kerdil Flores Kembali Mengguncang Dunia

5 Agustus 2018   15:44 Diperbarui: 7 Agustus 2018   15:21 5943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbandingan tinggi badan manusia kerdil Flores, manusia kerdil modern dan tinggi badan orang Indonesia. Sumber: Serena Tucci, Department of Ecology and Evolutionary Biology, Princeton University

Dunia ilmu  pengetahuan dalam 10 tahun terakhir ini terguncang sekaligus dilanda gelombang perdebatan ketika ditemukannya fosil manusia kerdil Flores di Gua Liang Bua. Manusia kerdil flores ini berhasil direkronstruksi dan dinamakan dengan Homo floresiensis  yang dicirikan dengan bentuk fisik yang sangat kecil dan pendek.

Perdebatan muncul karena sebagian ilmuwan menggolongkan manusia kedil Flores sebagai spesies manusia tersendiri yang berbeda dengan manusia modern yang hidup saat ini.  Sementara sebagai ilmuwan berpendapat bahwa ukuran kecil manusia kerdil Flores hanya disebabkan oleh kelainan genetik akibat terisolasinya populasi ini.

Dari hasil rekonstruksi ini manusia kerdil Flores memiliki tinggi badan rata rata hanya 1 meter saja. Penemuan yang menghebohkan dunia ini sekaligus mengundang pertanyaan apakah masih ada keturunan manusia kerdil ini yang masih hidup saat ini mengingat di Flores dan beberapa wilayah di Indonesia  ada kelompok orang yang tinggi badannya rata rata hanya 1,45 cm saja yang juga dimasukkan kedalam kategori orang  kerdil.

Perbandingan tinggi badan manusia kerdil Flores, manusia kerdil modern dan tinggi badan orang Indonesia. Sumber: Serena Tucci, Department of Ecology and Evolutionary Biology, Princeton University
Perbandingan tinggi badan manusia kerdil Flores, manusia kerdil modern dan tinggi badan orang Indonesia. Sumber: Serena Tucci, Department of Ecology and Evolutionary Biology, Princeton University
Hasil penelusuran jejak DNA purba yang dilakukan oleh para peneliti gabungan berbagai negara yang dipublikasikan di jurnal bergengsi dunia Science tanggal 3 Agustus 2018 lalu, menunjukkan bahwa manusia kerdil Flores ternyata berbeda garis evolusinya dengan  orang  yang ada di Flores saat ini walaupun tinggi badannya dikategorikan sebagai kerdil.

Pada kenyatannya di wilayah sekitar penemuan fosil manusia kerdil Flores di Liang Bua di Flores tidak menunjukkan ada keturunannya yang memiliki ciri yang sama dengan orang kerdil yang hidup saat ini di Flores.

Liang Bua di Flores tempat ditemukannya fosil manusia kerdil Flores. Sumber: arstechnica.com
Liang Bua di Flores tempat ditemukannya fosil manusia kerdil Flores. Sumber: arstechnica.com
Hasil Analisa DNA menunjukkan kedua populasi ini memiliki nenek moyang yang berbeda dan mereka berkembang dari garis evolusi yang berbeda walaupun ada kesamaan kecilnya ukuran tubuhnya.

Salah satu pusat Evolusi

Indonesia memang sudah lama menarik perhatian bagi para ilmuwan yang mempelajari sejarah evolusi manusia mengingat Indonesia kaya akan ragam etnis yang tersebar pada hamparan geografis yang berbeda kondisi alamnya.

Sekitar 1,7 juta sampai 23.000 tahun lalu pulau Jawa dihuni oleh spesies manusia yang berbeda dengan manusia modern saat ini (Homo sapiens) yaitu Homo erectus.  Sedangkan manusia kerdil Flores yang dinamankan Homo floresiensis diperkirakan hidup 190.000-50.000 tahun yang lalu.

Manusia modern yang menghuni Indonesia saat ini  diperkirakan sampai di Sumatera sekitar 73.000-63.000  tahun yang lalu dan selanjutnya berhasil menghuni dan menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. 

Gelombang kedatangan manusia  modern ini mengakibatkan terjadinya percampuran ras dengan manusia yang sebelumnya telah menghuni berbagai wilayah Indonesia yang menghasilkan keragaman etnis Indonesia yang dapat kita lihat saat ini.

Hasil penelitian ini juga mengungkap terjadinya perkawinan keluarga di antara manusia kerdil Flores, sedangkan orang kerdil yang saat ini hidup di Flores tidak memiliki garis keturunan dengan Homo floresiensis, namun lebih disebabkan karena seleksi alam yang berlangsung selama 30.000 tahun.

Manusia kerdil Flores kuno memang memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil termasuk volume otak nya, sedangkan orang  kedil yang hidup saat ini di Flores diduga merupakan hasil dari penciutan stuktur  tubuhnya.

Perbandingan ukuran tengkorak manusia kerdil Flores (atas) dengan manusia modern (bawah). Sumber: Rex Shutterstock
Perbandingan ukuran tengkorak manusia kerdil Flores (atas) dengan manusia modern (bawah). Sumber: Rex Shutterstock
Penciutan struktur ini diduga akibat jenis dan ketersediaan  makanan  saat itu, sehingga memiliki tubuh yang kecil akan menguntungkan untuk bertahan hidup saat kondisi alam tidak menguntungkan.

Penemuan potongan rahang manusia pada tahun 2016 lalu di Mata Menge di Flores tengah yang setelah dianalisa ternyata  berusia 1 juta tahun menguatkan teori bahwa manusia kerdil Flores memiliki garis evolusi tersendiri.

Hal yang sangat menarik adalah bentuk rahang yang ditemukan ini mirip dengan manusia kerdil Homo floriensis, hanya saja ukurannya 22% lebih kecil.

Penemuan terbaru ini menimbulkan hipotesis bahwa manusia kercil Flores telah hidup paling tidak sekitar 1 juta tahun yang lalu dan secara bertahap ukuran tubuhnya membesar dan menghasilkan manusia kecil flores Homo floresiensis yang berbeda dengan manusia Jawa kuno Homo erectus dan  manusia modern yang menghuni Indonesia saat ini Homo sapiens.

Rujukan : satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun