Kepanikan masyarakat ini cukup berasalan jika pihak berwenang  tidak dapat diungkap siapa yang berperan dibalik penembakan walikota ini.  Sangat memungkinkan sekali jika seseorang  tidak disenangi akan berakhir tragis seperti kedua walikota ini, Menurut catatan polisi kedua walikota ini tidak termasuk dalam daftar target operasi narkoba.
Jika ditinjau dari segi menteror dan menghukum  para bandar narkoba, maka  shock terapi yang dilakukan oleh Dutarte ini tentunya sangat berhasil.  Namun dampak negatifnya yang berupa rusaknya tatanan keamanan masyarakat ini suatu saat nanti dapat saja akan berbalik menyalahkan  kepada kebijakan Presiden Dutarte ini.
Pihak gereja di Filipina juga sudah menyatakan bahwa "tidak ada lagi orang yang aman" mengingat dalam beberapa bulan ini saja sudah 3 pendeta yang dibunuh dengan cara yang sama ketika memimpin kegiatan keagamaannya.
Ketidakpastian dan merebaknya  rasa takut di masyarakat ini bukan tidak mungkin akan berbalik kepada Presiden Dutarte jika tidak dilakukan langkah evaluasi program anti narkobanya.Â
Dapat saja walaupun niatnya baik untuk membasmi pengedar dan pengguna narkoba akan menjadikan Presiden Dutarte sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam menjadikan  Filipina sebagai "the murder capital of Asia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H