Tidak pelak lagi perburuan  monster  Loch Ness merupakan misteri terbesar abad ini  karena sampai saat ini belum ada satu orangpun yang dapat membuktikan keberadaan monster ini.
Misteri keberadaan monster Loch Ness ini memang sangat menarik sekaligus mengundang penasaran banyak pihak terutama pada ilmuwan.
Sejak dilaporkannya penampakan Loch Ness pertama kalinya tahun 1933, sampai saat ini sudah tercatat  ada 1000 laporan keberadaan monster ini, bahkan bulan lalu ada 2 laporan yang diterima oleh pihak berwenang terkait keberadaanya.
Kehebohan Loch Ness ini dimulai pada tanggal 2 Mei 1933 ketika sepasang suami istri penduduk lokal menceritakan pada surat kabar Inverness Courier bahwa mereka melihat binatang besar yang  berguling muncul dan tenggelam di danau yang melegenda ini. Sejak pemberitaan tersebut muncul lagi laporan penduduk setempat yang melihat monster tersebut di darat.
Saat pemberitaan tersebut menjadi viral, ada penawaran hadiah sebesar 20.000 pound sterling bagi siapa saja yang berhasil menangkap monster tersebut. Namun belum ada yang berhasil menangkapnya.
Pemberitaan tersebut tentunya memicu berbagai aktivitas penelitian ilmiah untuk menemukan monster ini termasuk di dalamnya ekspedisi pencarian monster ini dengan mengunakan teknologi sonar pada tahun 1975 dan juga di era tahun 1980 an dan 1990 an.
Namun sederetan ekspedisi tersebut belum berhasil memecahkan misteri keberadaan monster ini, bahkan menimbulkan berita serangkaian photo dan berita hoax terkait wujud monster ini yang tentunya menambah kontroversi keberadaan monster ini.
Teknologi Terbaru
Saat ini ilmuwan dari Universitas Otago mencoba menggunakan teknologi terbaru abad ke 21 yang disebut dengan Environmental DNA (eDNA) untuk menguak misteri keberadaan monster Loch Ness tersebut.
Prinsip yang mendasari teknologi ini  sebenarnya cukup sederhana, dimana  pada  suatu lingkungan makhluk hidup pasti akan meninggalkan jejak DNA nya di lingkungan tempat hidupnya yang  berupa kulit, rambut, kotoran, serbuk sari, spora dll.
Dengan teknologi terbaru  ini jejak DNA yang ditinggalkan oleh makhluk hidup dapat diekstraksi kembali sehingga dapat dilacak asal usul DNA tersebut.
Oleh sebab itu jika sampel dapat diambil di beberapa wilayah dan kedalaman danau tempat yang diperkirakan merupakan habitat Loch Ness ini, maka DNA nya dapat dilacak sekaligus ditentukan jenis makhluk  apakah sebenarnya moster ini jika memang benar benar ada.
Sampai saat ini para peneliti telah mengambil sebanyak 259 sampel yang diambil dari beberapa wilayah danau ini dengan berbagai kedalaman termasuk di dalamnya dari dasar danau dalamnya melebihi 200 meter ini.
Selanjutnya DNA diekstrak dari berbagai sampel ini di berbagai laboratorium ternama dunia termasuk Inggris, Perancis dan Swiss akan dirunut DNA nya dan ditelusuri asal usulnya.
Jika hal ini berhasil diidentifikasi, maka akan memperkuat dugaan monster ini memang benar benar ada dan dapat dilakukan pencarian lebih lanjut Sebaliknya jika teknologi eDNA ini tidak berhasil melacak DNA manster ini berarti  akan menguatkan teori bahwa keberadaan monster ini hanya hoax saja.
Tampaknya apapun luaran dari hasil penelitian ini, legenda monster Loch Ness ini akan abadi, karena masih banyak  orang yang percaya akan keberadaan monster ini sekaligus  melestarikan mitos ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H