Latihan pasukan marinir Jepang yang melibatkan 1500 personal  di dekat Sasebo di sebelah tenggara pulau Kyushu menandai era baru militer Jepang. Latihan militer yang dilaksanakan pada hari Sabtu lalu tersebut  merupakan pengaktifan untuk pertama kalinya pasukan marinir sejak Perang Dunia II berakhir.
Pasukan marinir yang terlibat dalam latihan militer ini merupakan bagian dari Brigade gerak cepat pasukan katak Jepang yang dinamakan Amphibious Rapid Deployment Brigade (ARDB) yang berkekuatan total 2100 marinir.
Pemerintah Jepang tentunya berasalan sangat kuat untuk mengaktifkan kembali pasukan marinir nya, setelah sekian lama tidak menggarap pasukan serbu di negara matahari terbit ini.
Peralatan Pendukung
Sebelum secara resmi brigade ini dibentuk, Jepang telah memperkuat peralatan pendukung berupa helicopter pengangkut, kapal ampibi, kapal cepat pengangkut pasukan serbu dan kendaraan ampibi penyerang.
Untuk memperkuat pertahanan daratnya Jepang telah membangun  tank generasi baru yang dinamakan Japan Ground Self-Defense Force (JGSDF) Type 74 yang telah diujicobakan dalam latihan militer pada bulan Agustus 2017 lalu.
Mengapa menggeliat?
Menggeliatnya miler Jepang memang tidak lepas dari konflik di semenanjung Korea dan juga di Laut Cina selatan.
Dalam konflik Korea, sudah beberpa kali uji coba Rudal Korea Utara dengan leluasa melintasi udara Jepang  yang membuat khawatir rakyat Jepang.
Konflik di laut Cina Selatan yang langsung berhadapan dengan kekuatan militer raksasa Tiongkok menambah kekhawatiran tersendiri bagi Jepang. Â Bahkan Wakil Menteri Pertahanan Jepang mengatakan bahwa :
"Perkembangan situasi terakhir di sekitar Jepang mewajibkan Jepang untuk mempertahankan diri dari serangan luar".
Kekhawatiran Jepang akan kehadiran kekuatan militer Tiongkok di wilayah laut Tiongkok Selatan memang cukup beralasan.
Data militer menunjukkan  bahwa pada tahun 2018 ini Tiongkok akan menggelontorkan dana sebasar US176,56 milyar untuk memperkuat pasukannya di wilayah yang menjadi sengketa di laut Tiongkok Selatan.  Angka belanja militer Tiongkok untuk kawasan ini saja sudah  3 kali lipat dari anggaran militer Jepang secara keseluruhan.
Membuat Khawatir Negara Tetangga
Pembentukan pasukan marinir Jepang ini tentu saja mengkhawatirkan negara tetangga akibat trauma dampak Perang Dunia II yang melibatkan Jepang. Dikhawatirkan pembentukan pasukan marinir ini merupakan cikal bakal pembangunan kembali kekuatan militer Jepang yang  sejak berakhirnya Perang Dunia II mengalami  fase dorman.
Timbulnya kekhawatiran  negara tetangga Jepang termasuk Indonesia memang sangat wajar mengingat trauma masa lalu akibat sepak terjang militer Jepang dalam Perang Dunia II yang menimbulkan penderitaan yang tidak terukur bagi penduduk negara di kawasan pendudukan Jepang saat itiu.
Semoga pengalaman pahit Jepang dalam Perang Dunia II mejadikan pembangunan kekuatan militer Jepang semata mata untuk mempertahankan diri, bukan sebaliknya digunakan untuk tindakan  yang membuat  lebih bergejolaknya  kawasan ini.
Rujukan: Satu,Dua, Tiga, Empat,Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H