Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Kuliner Dijadikan Warisan Budaya Dunia

14 Januari 2018   09:16 Diperbarui: 14 Januari 2018   17:01 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perancis mengajukan baguette nya sebagai warisan budaya dunia. Photo: www.radionz.co.nz

Apabila sudah diakui, maka warisan budaya ini akan masuk dalam daftar yang dinamakan Lists of Intangible Cultural Heritage yang berbeda dengan daftar warisan dunia yang berupa tempat atau fisik yang dinamakan List ofWorld Heritage Sites.

Selain kuliner, hal lain yang dapat didaftarkan dalam Lists of Intangible Cultural Heritage ini adalah kerajinan tangan, musik dan tari.  Sebagai gambaran warisan budaya yang sudah diakui adalah Yoga, Spanish flamenco dan opera Tibet.  Demikian juga halnya dengan bir Belgia dan kerajinan tanganyang terbuat dari roti jahe dari Kroasia.

Bagaimana dengan tumpeng? . Photo: cdn.brilio.net
Bagaimana dengan tumpeng? . Photo: cdn.brilio.net
Bagi Indonesia yang kaya akan kuliner tradisional sangat terbuka peluangnya untuk mendaftarkan kuliner khasnya dengan syarat kuliner tersebut sudah lama berakar di Indonesia dengan syarat cara pembuatan dan penyajiannya  terstandarisasi dan tidak ada kuliner sejenis yang ada di negara lainnya.  Hal penting lainnya adalah data pendukung berupa sejarah dan dokumentasi tertulis  yang menyatakan bahwa kuliner tersebut memang asli Indonesia.

Pekerjaan rumah yang paling besar bagi Indonesia justru terletak pada standarisasi pembuatan kuliner tradisional ini karena kuliner yang  sama di beberapa daerah disajikan dan dimasak dengan berbagai variasi dan cita rasanya. Hal ini terlihat jelas dalam kasus kuliner tradisional rendang yang banyak ragamnya dan juga bentuk dan cita rasanya.

Keberhasilan mendaftarkan warisan budaya baik yang berupa bangunan ataupun bentuk warisan buadaya lainnya tentunya bukanlah tujuan akhir.

Bagi Indonesia sebaiknya keberhasilan mendaftarkan warisan budaya dunianya  dijadikan langkah awal untuk selanjutnya  dibuat program holistic dalam bentuk promosi budaya agar apa yang sudah ada di dalam daftar warisan budaya yang dilindungi dan diakui UNESCO dapat lebih mendunia sekaligus menjadi modal dan ujung tombak menggairahkan dunia pariwisata Indonesia.

Rujukan:  satu, dua,tiga, empat, lima,enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun