Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Kuliner Dijadikan Warisan Budaya Dunia

14 Januari 2018   09:16 Diperbarui: 14 Januari 2018   17:01 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perancis mengajukan baguette nya sebagai warisan budaya dunia. Photo: www.radionz.co.nz

Mungkin ada di antara kita yang sudah mengetahui bahwa warisan budaya yang ada pada suatu negara dapat didaftarkan untuk selanjutnya diakui oleh UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa kuliner juga termasuk warisan budaya yang dapat didaftarkan menjadi warisan budaya dunia.

Sebagai contoh pizza Italia jenis Naples yang sangat khas yang rasanya dan bentuk serta cara membuatnya yang dibakar dengan oven pembakar batu dengan bahan bakar kayu telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Italia pada tahun 2017 lalu.

Margarita salah satu jenis pizza yang masuk dalam daftar warisan budaya dunia. Photo :ROBERTO SALOMONE/AFP :
Margarita salah satu jenis pizza yang masuk dalam daftar warisan budaya dunia. Photo :ROBERTO SALOMONE/AFP :
Pizza Naples yang dimasak dengan cara yang khas juga masuk dalam warisan budaya dunia. Photo: reuters.
Pizza Naples yang dimasak dengan cara yang khas juga masuk dalam warisan budaya dunia. Photo: reuters.
Minggu ini Presiden Perancis Emmanuel Macron berada di garis depan untuk memperjuangkan French baguette sebagai salah satu warisan budaya dunia. Upaya Marcon ini dilakukan sebagai wujud dukungan penuhnya terhadap asosiasi pengrajin roti Perancis yang mengajukan aplikasi French Baguette sebagai warisan budaya dunia.

French baguette bagi orang Perancis seperti layaknya batik bagi orang Indonesia.  Orang Perancis sangat marah ketika di pasaran dibanjiri baguette impor yang tidak sesuai dengan cara pembuatan baguette tradisional.

Baguette impor yang mengandung pengawet dan dibekukan dianggap merusak budaya kuliner Perancis. Secara tradisional bahan pembuatan baguette hanya berupa tepung gandum, air, ragi dan garam dan harus disajikan dalam keadaan segar (baru di oven).

Kecintaan orang Perancis terhadap baguette diwujudkan dalam bentuk undang undang yang melindungi warisan budaya kuliner ini pada tahun 1993 lalu. French baguette yang sudah lama mendunia ini memang sudah menjadi kebanggaan rakyat Perancis yang terkenal dengan kuliner kelas dunianya.

Upaya perancis mendaftarkan French baguette   sebagai warisan budaya dunia bukanlah yang pertama kalinya.  Banyak budaya kuliner Perancis yang sudah berhasil didaftarkan dan diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia.

Salah satu bentuk warisan budaya kuliner nya yang telah diakui adalah French Gastronomic Meal.  Hal ini sangat menarik karena tidak terkait langsung dengan kulinernya, namun terkait dengan tatacara menyajikan kuliner.

Tata cara menata dan menyajikan masakan Peracsis yang disebut dengan French Gastronomic Meal juga masuk dalam daftar warisan dunia. Photo: t1.ulule.me
Tata cara menata dan menyajikan masakan Peracsis yang disebut dengan French Gastronomic Meal juga masuk dalam daftar warisan dunia. Photo: t1.ulule.me
French Gastronomic Meal terkait ritual menyajikan kuliner Perancis termasuk di dalamnya tata cara meletakkan dan memasangkan gelas anggur dan piring, bagaimana cara meja dipersiapkan dan dihiasi dan tata cara meletakkan piring, peralatan makan seperti sendok, garpu dan gelas di meja.

Di UNESCO setiap tahunnya secara rutin mengadakan pertemuan membahas warisan budaya ini dan menentukan warisan budaya unik mana yang layak untuk diakui oleh suatu negara sebagai warisan budayanya.

Komisi yang khusus membahas dan menangani warisan budaya ini adalah The Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage. Tujuan utama dari pembuatan daftar warisan  budaya dunia ini adalah untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya dari gerusan arus globalisasi. Badan khusus yang menangani warisan budaya dunia dibentuk dan mulai bekerja pada tahun 2003 lalu.

Apabila sudah diakui, maka warisan budaya ini akan masuk dalam daftar yang dinamakan Lists of Intangible Cultural Heritage yang berbeda dengan daftar warisan dunia yang berupa tempat atau fisik yang dinamakan List ofWorld Heritage Sites.

Selain kuliner, hal lain yang dapat didaftarkan dalam Lists of Intangible Cultural Heritage ini adalah kerajinan tangan, musik dan tari.  Sebagai gambaran warisan budaya yang sudah diakui adalah Yoga, Spanish flamenco dan opera Tibet.  Demikian juga halnya dengan bir Belgia dan kerajinan tanganyang terbuat dari roti jahe dari Kroasia.

Bagaimana dengan tumpeng? . Photo: cdn.brilio.net
Bagaimana dengan tumpeng? . Photo: cdn.brilio.net
Bagi Indonesia yang kaya akan kuliner tradisional sangat terbuka peluangnya untuk mendaftarkan kuliner khasnya dengan syarat kuliner tersebut sudah lama berakar di Indonesia dengan syarat cara pembuatan dan penyajiannya  terstandarisasi dan tidak ada kuliner sejenis yang ada di negara lainnya.  Hal penting lainnya adalah data pendukung berupa sejarah dan dokumentasi tertulis  yang menyatakan bahwa kuliner tersebut memang asli Indonesia.

Pekerjaan rumah yang paling besar bagi Indonesia justru terletak pada standarisasi pembuatan kuliner tradisional ini karena kuliner yang  sama di beberapa daerah disajikan dan dimasak dengan berbagai variasi dan cita rasanya. Hal ini terlihat jelas dalam kasus kuliner tradisional rendang yang banyak ragamnya dan juga bentuk dan cita rasanya.

Keberhasilan mendaftarkan warisan budaya baik yang berupa bangunan ataupun bentuk warisan buadaya lainnya tentunya bukanlah tujuan akhir.

Bagi Indonesia sebaiknya keberhasilan mendaftarkan warisan budaya dunianya  dijadikan langkah awal untuk selanjutnya  dibuat program holistic dalam bentuk promosi budaya agar apa yang sudah ada di dalam daftar warisan budaya yang dilindungi dan diakui UNESCO dapat lebih mendunia sekaligus menjadi modal dan ujung tombak menggairahkan dunia pariwisata Indonesia.

Rujukan:  satu, dua,tiga, empat, lima,enam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun