Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nilai Kemanusiaan dari Skandal Pesumo Yokozuna Harumafuji

4 Januari 2018   20:30 Diperbarui: 5 Januari 2018   17:42 3221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumo yang merupakan olahraga tradisional Jepang yang sudah ada selama ratusan  tahun lamanya  dapat diibaratkan sebagai perpaduan antara kekuatan, kedisiplinan dan mungkin juga militerisme.

Pesumo atau yang disebut sebagai Rikishi  ini sudah pasti  suatu saat pernah memimpikan akan  mencapai rangking tertinggi yang dinamakan Yokozuna alias Grand Champion yang sangat sulit  dicapai dan tidak semua pesumo akan dapat meraih gelar ini.

Sumo merupakan olahraga tradisional yang sangat populer di Jepang. Photo:i.ytimg.com
Sumo merupakan olahraga tradisional yang sangat populer di Jepang. Photo:i.ytimg.com
Disamping prestasi yang cemerlang di arena yang berbentuk melingkar dengan ukuran tertentu yang disebut dengan dohyo ini,  seseorang yang akan dinobatkan sebagai Yokozuna harus melalui  seleksi ketat dari komite yang terdiri dari sesepuh sumo, pemuka agama dan unsur  masyarakat lainnya yang akan menentukan apakah secara norma dan moral pesumo tersebut pantas  dinobatkan menjadi Yokozuna.

Jadi tidak heran jika penobatan Yokozuna tidak saja merupakan peristiwa besar bagi pesumo namun juga berita besar bagi Jepang dan dunia.  Sosok Yokozuna dianggap sebagai lambang prestasi dan panutan masyarakat.

Kisah kemanusiaan ini bermula ketika seorang pemuda Mongolia yang berusia 16 tahun yang mempertaruhkan nasibnya di Jepang untuk menjadi pesumo. Pemuda yang bernama Harumafuji ini berhasil menunjukkan keuletan dan kepiawaiannya dalam menjatuhkan lawannya dan mendorong lawannya keluar arena. Akhirnya pada tahun 2012 Harumafuji berhasil meraih rangking tertinggi dalam olahraga sumo yaitu Yokozuna.

Aksi Harumafuji di arena. Photo: www.japantimes.co.jp
Aksi Harumafuji di arena. Photo: www.japantimes.co.jp
Peristiwa ini memang sangat istimewa karena disamping prestasinya yang luar biasa juga sekaligus memperkokoh dominasi  orang Mongolia dalam olahraga paling bergengsi di Jepang ini. Saat ini tercatat prestasi kemenangan terbanyak pun ditorehkan  dan masih dipegang oleh pesumo Mongolia yang bernama Hakuho.  Yokozuna Hakuho yang masih aktif sampai saat ini menorehkan kemenangan demi kemenangan dianggap sebagai pesumo terbesar dalam sejarah Sumo Jepang.

Yokozuna Hakuho saat ini dianggap sebagai pesumo terbesar dalam sejarah. Photo: us.gstat.mn
Yokozuna Hakuho saat ini dianggap sebagai pesumo terbesar dalam sejarah. Photo: us.gstat.mn
Kebanggaan, kemegahan,  prestasi dan reputasi  Yokozuna Harumafuji yang kini berusia 33 tahun ini  dalam 2  bulan terakhir ini hancur lebur akibat terlibat kasus kekerasan fisik terhadap juniornya yang bernama Takanoiwa yang juga berasal dari Mongolia pada bulan Oktober tahun 2017 lalu.

Kasus ini menjadi pemberitaan besar di Jepang mengalahkan pemberitaan tentang program nuklir Korea Utara. Kasus ini terungkap kepermukaan akibat tercium oleh press. Dalam kasus ini Harumafuji mengakui kesalahannya karena telah memukul kepala Takanoiwa dengan remote control mesin karaoke di tempat karaoke yang bernama Tottori.

Alasan kenapa Harumafuji memukul juniornya ini adalah karena Takanoiwa dianggap tidak menghargai Harumafuji sebagai seniornya ketika sedang memberikan arahan dengan memperhatikan HP nya.  Akibatnya Takanoiwa dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena menderita geger otak dan retak pada tengkorak kepalanya.

Dalam olahraga sumo hieraki senioritas  memang sangat ketat sampai dalam hal  menu, tatacara makan serta akomodasi pun harus berdasarkan urutan prestasi dan senioritas. Tradisi hirarki yang sangat ketat ini akan mewarnai cara hidup seorang pesumo.

Sumo merupakan perpaduan kekuatan dan kedisiplinan termasuk tata cara makan yang didasarkan pada hirarki. Photo: 4.bp.blogspot.com
Sumo merupakan perpaduan kekuatan dan kedisiplinan termasuk tata cara makan yang didasarkan pada hirarki. Photo: 4.bp.blogspot.com
Memberi pelajaran bagi junior agar timbul respek memang sudah menjadi budaya dalam olahraga sumo, namun tetap saja kekerasan yang dilakukan oleh Harumafuji dianggap tidak lazim karena dikategorikan sebagai tindakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Yokozunayang menjadi panutan. Akibat dari tindakan kekerasan ini tentunya sudah dapat dibayangkan karena akan menjadi berita besar  tidak saja di tingkat nasional namun juga internasional.

Harumafuji dan pelatihnya Isegahama ketika meminta maaf kepada publik Jepang. Photo: AFP/GETTYImage
Harumafuji dan pelatihnya Isegahama ketika meminta maaf kepada publik Jepang. Photo: AFP/GETTYImage
Akhirnya sebelum diproses secara aturan dan hukum Harumafuji terlebih dulu mengundurkan diri sebagai pesumo sekaligus memohon maaf kepada masyarakat Jepang atas segala tindakannya yang dikategorikan telah mencoreng olah raga kebanggaan Jepang ini.

Mengundurkan diri sebagai pesumo Yokozuna saja sudah  dianggap sebagai sesuatu yang sangat luarbiasa bagi Harumafuji karena akan mengakhiri karirnya untuk selama lamanya sekaligus meninggalkan segala fasilitas dan kegemerlapan seorang Yokozuna.

Hukuman kedua yang harus diterima oleh Harumafuji setelah mengundurkan diri adalah denda sebesar 500.000 yen atau sekitar US$ 4.400 karena dirinya dinyatakan bersalah oleh pihak berwenang 2 hari yang lalu.  Bagi seorang Yokozuna uang sebesar ini tentu saja tidak ada artinya sama sekali, namun justru keputusan bersalah dalam tindakannya inilah yang akan menghukumnya secara sosial.

Dalam kasus kekerasan ternyata  Harumafuji bukanlah satu satunya pihak yang dianggap paling bertanggung jawab dalam kejadian yang menggemparkan Jepang ini, namun juga menyeret dua orang lainnya yang dikenakan tindakan disiplin dan juga pelatih Takanoiwa yang semuanya dianggap lalai menunda melaporkan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh Harumafuji.

Atas segala kejadian yang dialaminya, Harumafuji mengatakan:

"Kehidupan saya sekarang sangat berbeda sejak mengundurkan diri sebagai pesumo pada bulan Desember 2017 lalu. Perasaan saya hancur, namun saya mengakui sepenuhnya bahwa kejadian tersebut adalah semuanya kesalahan saya dan saya bertangungjawab penuh atas kejadian tersebut"

Kekerasan yang terjadi dalam dunia olahraga sumo yang dilakukan oleh Harumafuji, bukanlah  yang pertama kali terjadi. Pada tahun 2016 misalnya seorang pesumo dan pelatihnya didenda sebesar $300.000 akibat tindakannya menganiaya pesumo lainnya yang mengakibatkan pesumo tersebut kehilangan salah satu penglihatannya.

Harumafuji dinyatakan bersalah oleh pihak berwenang 2 hari lalu karena menganiaya juniornya. Photo: Getty Image
Harumafuji dinyatakan bersalah oleh pihak berwenang 2 hari lalu karena menganiaya juniornya. Photo: Getty Image
Beberapa pesumo pernah terlibat dalam mengatur hasil pertandingan yang dikendalikan oleh sindikat mafia.  Pada tahun 2010 pesumo Mongolia pernah tercatat terlibat perkelahian ketika sedang mabuk.  Pada tahun 2007 seorang pelatih sumo dijatuhi hukuman selama 6 tahun akibat pesumo senior yang dibinanya memukul sampai mati persumo juniornya.

Mungkin bagi Yokuzuna Harumafuji tidak pernah terbayangkan dalam benaknya suatu saat dalam perjalanan karirnya akan tersandung skandal yang menyebabkan kehancuran reputasi dan karirnya yang dicapai dengan susah payah hanya karena sebuah remote control yang dia gunakan untuk memukul pesumo juniornya.

Rujukan:Satu,Dua, Tiga,Empat, Lima,Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun