Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fenomena "Kids Zaman Now" dan Marwah Bahasa Indonesia

2 Desember 2017   10:22 Diperbarui: 2 Desember 2017   21:06 6435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengajaran Bahasa Indonesia diberikan pada anak-anak yang sama sekali belum pernah belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pengajaran dalam bentuk gerak dan tari yang dalam waktu singkat memungkinkan anak-anak tersebut dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.

Contoh lainnya adalah lomba dalam bentuk kuis di kalangan siswa di setiap akhir pengajran Bahasa Indonesai dengan menggunakan program yang sangat menarik berbasis internet dan IT, seperti animasi dan film yang setiap saat materinya dapat diakses oleh siswa di rumah seusai jam sekolah.

Inovasi teknik pengajaran Bahasa Indonesia yang mengadopsi perkembangan jaman dan cara cara yang akrab dengan perkembangan IT ini ternyata berhasil menumbuhkan minat siswa untuk belajar Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa asing utama di Australia. Sumber: www.abc.net.au
Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa asing utama di Australia. Sumber: www.abc.net.au
Jadi tidak heran jika saat ini jumlah siswa mulai dari SD sampai high school di Australia mencapai 150 ribu orang. Jumlah siswa yang belajar Bahasa Indonesia dan juga jumlah sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia di Australia merupakan jumlah yang terbanyak di dunia. Bahkan di setiap negara bagian di Australia kini telah berdiri Balai Bahasa Indonesia sebagai ujung tombak promosi bahasa dan budaya Indonesia yang penggiatnya umumnya orang Australia.

Pengajaran bahasa Indonesia di kindergarten di Australia sudah menggunakan IT. Sumber: www.abc.net.au
Pengajaran bahasa Indonesia di kindergarten di Australia sudah menggunakan IT. Sumber: www.abc.net.au
Di negara ini jika anda misalnya berbaju batik dan santai berjalan di temapat umum, jangan terkejut jika ada yang menyapa Anda dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Fenomena menarik terkait perkembangan bahasa Indonesia yang terjadi di Australia ini menunjukkan bahwa pengajaran bahwa Indonesia tidak selalu harus kaku dan fokus untuk menjadikan orang ahli dalam menggunakan tata bahasa Indonesia.

Harus diingat bahwa ada sekelompok orang yang belajar Bahasa Indonesia hanya untuk sekadar dapat berkomunikasi walaupun dengan penggunaan bahasa Indonesia yang terkadang kurang tepat tata bahasanya.

Di lapangan bahasa Indonesia juga mendapat tantangan dari bahasa Malaysia. Strategi dan kampanye yang digunakan oleh pihak terkait di Malaysia untuk menduniakan Bahasa Malaysia ini adalah dengan menyebutnya sebagai Bahasa Malay atau Bahasa Melayu. Dengan cara yang sangat cerdik ini mereka mengampanyekan bahasa Bahasa Indonesia adalah bagian dari Bahasa Melayu.

Perlu kelenturan

Melarang perkembangan fenomena khas pertumbuhan bahasa Indonesia di lapangan juga bukan merupakan cara yang bijak dan seringkali tidak dapat diterima di masyarakat. Mungkin kita masih ingat ketika pemerintah pernah secara resmi melarang penggunaan kata asing untuk penamaan perumahan, kafe, restoran, dll, beberapa waktu yang lalu.

Dengan adanya larangan ini banyak pihak yang secara terpaksa menerjemahkan istilah penamaan yang menggunakan Bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang terasa sangat janggal dan tidak enak didengar, misalnya perumahan "Bogor Lake Side" yang diterjemahkan sebagai "perumahan pinggir danau". Bahkan sebagai lelucon di banyak kalangan yang mengusulkan nama area di sekitar perumahan tersebut sebagai "Babakan lake side".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun