Kekhawatiran dunia kesehatan terhadap penyakit diabetes tipe 2 memang cukup beralasan mengingat tren peningkatan penderita di berbagai negara termasuk Indonesia diperkirakan semakin meningkat sampai tahun 2050. Saat ini saja diperkirakan jumlah penderita diabetes tipe 2 di dunia mencapai 380 juta orang.
Diabetes tipe 2 sering disebut sebagai "silent killer" karena di samping dampak dari diabetes itu sendiri, penyakit ini juga terkait dengan kegagalan jantung, kebutaan, penyakit ginjal dan tidak jarang berakhir pada tindakan amputasi.
Diabetes tipe 2 memang sangat erat hubungannya dengan pola makan yang kurang sehat dan tidak seimbang. Penyakit ini pada umumnya diakibatkan oleh kelebihan level glukosa dalam darah karena tubuh yang seharusnya dapat mengkonversi glukosa darah menjadi energi tidak berfungsi dengan baik.
Jika kondisi ini terus berlanjut maka penderita perlu melakukan pengaturan pola makannya, melakukan olahraga yang juga dikombinasikan dengan mengkonsumsi obat obatan penurun gula darah. Namun sayangnya kebanyakan penderita diabetes tipe 2 ini baru mengetahuinya setelah mencapai tahap yang sudah cukup parah akibat tidak rutinnya memeriksakan kadar glukosa darah.
Pengontrolan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2 ini memang sangat diperlukan mengingat penyakit ini akan memicu timbulnya penyakit lainnya yang membahayakan bagi kesehatan dan jika jarang memicu komplikasi yang sulit untuk disembuhkan.
Hal yang lebih mengkhawatirkan ternyata hasil penelitian menunjukan bahwa harapan hidup penderita diabetes tipe 2 ini berkurang sampai dengan 10 tahun
Harapan baru
Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yale University dan New Castle University, penyakit diabetes tipe 2 ini dapat diatasi dengan cara baru yang dinamakan Very Low CalorieDiet (VLCD). Metode VLCD ini mengurangi konsumsi harian kalori hingga 75%.
Pengaturan pola konsumsi dengan diet sangat rendah kalori ini dapat secara cepat memulihkan penyakit diabetes tipe 2 sehingga membuka harapan baru bagi penderita. Mungkin banyak orang yang bertanya bagaimana metode VLCD Â berhasil mengurangi kadar glukosa darah secara dramatis?
Diet rendah kalori ini ternyata menurunkan konversi asam laktat dan asam amino menjadi glukosa. Di samping itu diet rendah kalori ini mengurangi laju konversi glikogen hati menjadi glukosa dan juga menurunkan kandungan lemak hati sehingga memperbaiki respon hati pada insulin.
Hal yang paling menggembirakan adalah ternyata hasil VLCD ini sudah dapat dilihat setelah tiga hari melakukan diet ini.
Konsumsi kalori yang berlebihan memang sangat erat hubungannya dengan tingginya level glukosa darah. Kelebihan kalori ini mengakibatkan hati berlemak yang akan menyebabkan berlebihnya produksi glukosa. Kelebihan lemak hari ini selanjutnya akan berpengaruh pada pankreas yang berkibat terjadinya gangguan pada sel sel yang memproduksi insulin.
Pengurangan lemak yang ada di pankreas ternyata dapat mengembalikan fungsi normal pankreas untuk memproduksi insulin kembali. Â Disinilah letak peran VLCD dalam pengembalikan fungsi hati dan pankreas agar dapat kembali mengatur kadar glukosa dalam darah.
Bagaimana penerapannya?
Kunci dari keberhasilan VLCD adalah pengaturan asupan kalori yang ditekan sampai tahap sangat rendah, yaitu hanya 600 kalori setiap harinya. Jika diet sangat rendah kalori ini dilakukan selama 8 minggu maka akan  dapat mengembalikan fungsi hati dan ginjal dalam sehingga produksi glukosa darah yang berlebih  dapat dinormalkan.
Jika diet ini dilakukan selama 8 minggu juga akan berakibat turunnya berat badan rata rata sekitar 15 kg. Pengembalian fungsi hati dan pankreas ini bahkan juga berlaku bagi penderita diabetes 2 yang menderita selama 10 tahun.
Pola diet lainnya yang dikenal bermanfaat bagi upaya menjaga kondisi kesehatan  adalah pola diet 5:2 , yaitu 5 hari mengkonsumsi makan dengan normal dan 2 hari melakukan puasa hanya mengkonsumsi 800 kalori.
Pola diet 5:2 ini terlah dibuktikan oleh para peneliti dari Manchester University berfungsi memperbaiki DNA dan fungsi otak. Disamping itu pola diet 5:2 ini akan berkibat meningkatnya persentasi pengurangan lemak, penurunan bobot badan, penurunan gula darah dan mengembalikan kolesterol ke level normal.
Pengurangan asupan kalori tentu saja tidak hanya bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2 saja, namun juga bagi bukan penderita untuk menjaga kondisi tubuhnya pada level yang optimal.
Rujukan:Â Satu, Dua,Tiga, Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H