Orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan sekitar 700 ribu tahun yang lalu memiliki tetua yang sama. Â Temuan ini mengidikasikan bahwa kekerabatan orangutan Sumatera dengan orangutan Kalimantan lebih dekat jika dibandingkan dengan orangutan Tapanuli.
Perbedaan tingkah laku, struktur tengkorak dan DNA ketiga jenis orangutan yang ada di Indonesia ini menunjukkan bahwa orangutan Tapanuli yang hidup di Batang Toru ini merupakan jenis orangutan yang berbeda.
Berdasarkan temuan ini diperkirakan bahwa orangutan Tapanuli ini merupakan keturunan langsung orangutan yang bermigrasi dari benua Asia. Diperkirakan sekitar 10 ribu sampai dengan 200 ribu tahun yang lalu masih terdapat hubungan antara orangutan Tapanuli ini dengan orangutan di wilayah utara, namun setelah itu orangutan Tapanuli terisolasi dan menjadikannya sebagai jenis orangutan yang sangat spesifik.
Masa depan orangutan Tapanuli
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, jumlah orangutan Tapanuli saat ini hanya mencapai  800 ekor dan jumlahnya diperkirakan akan terus menurun akibat perburuan liar dan rencana pembangunan waduk pembangkit tenaga listrik di wilayah tersebut yang akan menghilangkan sebagian besar habitatnya.
Disamping itu laju angka kematian orangutan Tapanuli yang diperkirakan mencapai 1% per tahun saja dalam jangka panjang akan menjadikan jenis baru rangutan ini menjadi hewan langka yang terancam punah. Jika perburuan liar mengakibatkan kematian 8 ekor orangutan Tapanuli ini setiap tahunnya, maka ancaman kepunahan orangutan Tapanuli akan semakin nyata.
Indonesia yang tekenal sebagai negara megadiversitas tentunya perlu memikirkan lebih serius terkait masa depan orangutan Tapanuli ini, mengingat jenis orangutan ini merupakan bagian yang sangat penting dari proses evolusi kera besar dunia yang keberadaannya sangat vital bagi perkembangan ilmu biologi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H