Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Timor Leste, Nasibmu Kini

3 September 2017   08:27 Diperbarui: 15 September 2017   16:40 72210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar perbatasan yang diminati warga Timor Leste karena harga barang barangnya yang lebih murah. Photo: Antara

Timor Leste dalam perjalanannya berargumentasi bahwa perbatasan laut negaranya adalah separuh jarak antara ujung daratannya dengan pantai Australia yang memiliki implikasi bahwa sebagian besar dari celah Timor yang mengandung kekayaan sumberdaya alam ini masuk ke dalam wilayah dan menjadi milik Timor Leste.

Perundingan panjang dan berlarut larut akan perbedaan pendapat batas laut antara Australia dan Timor Leste Ini membuat frustrasi Timor Leste apalagi ditambah dengan pembagian hasil pendapatan minyak dan gas dari celah Timor yang dianggap tidak adil dan semakin penurun dalam kurun 10 tahun terakhir ini.

Keengganan Australia yang dulunya merupakan sahabat utama Timor Leste dalam perjuangan kemerdekaannya untuk menyelesaikan masalah perbatasan laut ini dan juga membuat Timor Leste meradang, apalagi ditambah dengan terungkapnya kasus penyadapan para petinggi Timor Leste dan anggota parlemen yang  waktunya hampir bersamaan  dengan terungkapnya kasus penyandapan presiden SBY oleh pihak Australia.

Sebagai puncak kefrustasian, pada bulan Januari 2006 Timor Leste menyatakan mengakhiri perjanjiannya dengan Australia yang selama ini membagi hasil minyak dan gas dari celah Timor ini dengan pembagian hasil 50:50 dan menunda negosiasi lebih lanjut dengan Australia terkait hak pengelolaan kekayaan alam diperbatasan ini yang sebelumnya diputuskan selama 50 tahun.

Bagi dunia diplomasi diajukannya kasus ini ke pengadilan arbritrasi merupakan pukulan berat bagi  Australia karena banyak pihak yang menilai bahwa bulan madu antara Timor Leste dengan Australia sudah berakhir.

Walaupun rincian hari hasil keputusan pengadilan arbitrase ini masih belum diumumkan, namun pihak Australia yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop disebut sebagai keputusan yang "melegakan" dan "bersejarah" dan akan mengakhiri ketegangan diplomatik kedua negara.

Mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao menyebut bahwa ketegangan antara Australia dan Timor Leste dan juga pengadilan arbitrase terkait ketidaksepakatan garis perbatasan ini merupakan proses yang rumit dan memerlukan waktu yang lama dan membuat frustrasi. Namun dengan adanya keputusan pengadilan arbitrase ini Xanana menyebutkan bahwa akhirnya kedaulatan Timor Leste terwujud dan kekisruhan perbatasan antara kedua negara ini akhirnya dapat disepakati.

Ungkapan kelegaan pemerintah Australia akan keputusan pengadilan arbitrase internasional ini paling tidak telah menyelamatkan muka Australia di dunia internasional, sedangkan bagi Timor Leste hal ini merupakan pembuktian diri akan kedaulatan suatu negara.

Kita tunggu saja rincian kesepakatan dan hasil keputusan pengadilan arbitrase internasional yang berkedudukan di Den Hague ini dalam beberapa hari ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun