Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berita Abal-abal Juga Bisa Pengaruhi Anak-anak

26 Juni 2017   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2017   19:09 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: i2.wp.com

Mungkin tidak banyak orang tua yang menyadari bahwa di era digital saat ini kelompok umur yang paling rentan menjadi target berita abal-abal alias fake news adalah anak-anak kita. 

Hal ini diperparah jika orang tua kurang paham akan teknologi informasi. Kalaupun orang tua memahami teknologi informasi ini biasanya mereka tidak memiliki waktu untuk berdiskusi dengan anak-anaknya terkait dengan berita abal-abal ini.

Hasilnya tentu saja dapat kita perkirakan, yaitu anak-anak cenderung menelan mentah-mentah apa yang dia dapatkan dari hasil pencariannya di internet ataupun dari kiriman teman-temannya.

Para orang tua memang sudah waktunya untuk mewaspadai dampak berita abal-abal ini karena pada tahap tertentu berita abal-abal ini akan berpengaruh besar pada psikologi anak-anaknya.

Keberadaan berita abal-abal di dunia maya sudah dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi anak-anak kita. Berita abal-abal memiliki kekuatan membuat anak-anak kita menjadi prejudis, mempengaruhi mental dan bahkan menurut Joanne Orlando pakar dari Western Sydney University berita abal-abal bahkan dapat menjadi dasar pembenaran bagi anak-anak untuk melakukan tindakan yang membahayakan ataupun tindakan yang menyimpang lainnya.

Hasil penelitian dari Stanford University yang dilakukan pada tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak kita mencari dan mempercayai berita online bukan dari sumber aslinya. Artinya anak-anak kita cenderung menelan mentah mentah berita yang didapatkannya dengan cara mudah.

Bagaimana mencegahnya?

Melarang anak-anak kita untuk sama sekali tidak menggunakan internet dan juga tidak mempercayai berita yang dipublikasikan secara online tentunya bukanlah tindakan yang bijaksana.

Ada baiknya para  orang tua membimbing anak anak dengan cara mencari contoh berita abal abal dan mendiskusikan beberapa hal  yang terkait dengan berita tersebut  dengan cara yang bijak.

Dalam membahas berita ini orang tua sangat dianjurkan untuk mendiskusikan bersama anak anaknya terkait beberapa hal seperti:

  1. Siapa yang mempublikasikan berita tersebut?
  2. Siapa yang sebenarnya menjadi target penulis dan penyebar berita abal abal tersebut?
  3. Pihak mana yang diuntungkan atau dirugikan dengan  kemunculan berita tersebut?
  4. Apakah ada bagian dari berita yang sengaja dihilangkan  untuk mencapai tujuan tertentu?
  5. Apakah sumber beritanya terpecaya dan  isi beritanya dapat dipercaya sebagai suatu fakta? ...dst.

Dalam menentukan apakah suatu berita yang dipublikasikan secara online tergolong sebagai berita abal-abal atau bukan ada baiknya anak-anak kita dibimbing untuk menelusurinya asal-usul berita dan kandungan beritanya.

Hal pertama yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah mendiskusikan dengan anak-anaknya tentang URL sumber berita apakah ada yang aneh dan tidak sinkron dengan isi beritanya? Sebagai gambaran URL uang berujung dengan ".co" seringkali menyamar sebagai berita yang nyata.

Hal lain yang perlu ditekankan pada anak-anak kita adalah kualitas beritanya. Seringkali berita abal-abal cenderung mengklaim sesuatu sebagai suatu kebenaran tanpa menggunakan sumber yang dapat dipercaya. Ciri khas lainnya adalah sering kali berita abal-abal menggunakan gambar atau photo yang mengandung sensasi seperti misalnya gambar wanita dengan pakaian sexy.

Di samping itu hal lain yang perlu dicek adalah reaksi kita setelah membaca berita tersebut. Biasanya berita abal-abal membuat kita terkejut, marah dan bahkan menimbulkan reaksi yang provokatif.

Hal lain yang perlu dilakukan orang tua adalah mendisksikan struktur berita dan bukti yang diberikan dari tulisan tersebut. Biasanya berita abal-abal isinya cenderung untuk menuduh pihak lain yang terlibat tanpa memberikan bukti ataupun laporan lebih lanjut. 

Jika kita menemukan berita abal-abal yang memiliki ciri-ciri seperti yang telah diuraikan sebaiknya orangtua membimbing anak-anaknya untuk mencari sumber sejenis yang lebih dapat dipercaya.

Peran orang tua sangat sentral untuk mencegah anak-anak kita menjadi korban berita abal-abal. Oleh sebab itu, campur tangan orang tua untuk membimbing dan memberikan arahan terkait berita mana yang dapat dipercaya dan berita mana yang termasuk kategori abal-abal sangatlah vital.

Kegagalan orang tua membimbing dan memberikan pengertian pada anak-anaknya terkait berita abal-abal ini tentunya akan berakibat fatal bagi anak-anak kita karena seperti yang telah disampaikan di atas, berita abal-abal memiliki kemampuan mempengaruhi kejiwaan dan tingkah laku anak-anak kita.

Mungkin itulah tujuan akhir dari pembuatan berita abal-abal yang berkeliaran di dunia maya saat ini yaitu menjadikan anak-anak kita cepat percaya, bertindak dan bahkan terprovokasi melakukan tindakan sesuatu yang membahayakan tanpa melalui proses berpikir.

Agar anak-anak tidak menjadi korban berita abal-abal sebaiknya para orang tua untuk segera bertindak memberikan bimbingan bagi anak-anaknya agar mereka dapat mengerti cara mengkategorikan suatu berita apakah tergolong sebagai berita abal-abal atau berita yang dapat dipercaya.

Rujukan: Orlando, J. 2017. How to help kids navigate fake news and misinformation online. ABC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun