Hanya dalam dua bulan setelah dia dilengserkan dari jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan karena skandal koropsi dan penyalahgunaan kekuasaannya yang melilitnya, kemaren  Park Geun-hye  malai  menjalani proses hukumnya.
Tidak ada yang pernah menyangka jika Park Geun-hye mantan  Presiden Korea selatan yang seharusnya menjabat mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 ini akan menjalani masa terburuk kehidupannya sebagai seorang politisi.
Selain sebagai Presiden Korea Selatan pertama, Park Geun-hye tercatat sebagai ketua partai juga pernah dinonatkan di peringkat 11 wanita  100 wanita paling berpengaruh di dunia dan wanita paling berpengaruh di Asia Timur. Darah biru sebagai politisi yang mengalir dalam dirinya yang  diwariskan oleh ayahnya Park Chung-hee mantan Presiden Korea Selatan Era 1963-1979 ternyata berakhir tragis.
Dengan wajah kuyu tanpa make up, dengan tangan diborgol dan menggunakan pakaian sederhana yang dilengkapi dengan lencana yang menempel di bajunya yang berisikan nomor tahanan, Park Geun-hye mulai menjanani proses pengadilan dengan dikawal ketat oleh polisi wanita.
Kasus  dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukannya telah mengguncang peta perpolitikan Korea Selatan. Setelah sempat sekian lama jutaan masyarakat Korea Selatan turun ke jalanan akhirnya Park Geun-hye dilengserkan.
Permintaan maafnya tampaknya tidak dapat diterima oleh rakyat Korea Selatan, sehingga membuatnya diturunkan secara memalukan sebagai seorang presiden. Hal ini terungkap di hari pertama persidangan ketika hakim menanyakan pekerjaaannya dan Park Geun-hye yang berusia 65 tahun ini menjawabnya dengan “saya tidak memiliki pekerjaan”.
Park Geun-hye tergelincir akibat peran sahabatnya selama 40 tahun yang bernama Choi Soon-sil yang terkenal juga sebagai penasehat spiritualnya. Segera setelah dilengserkan Park Geun-hye langsung ditahan dengan 18 tuduhan diantaranya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, menerima suap dll.
Peran Choi dinilai sangat sentral sehingga Park Geun-hye terlibat dalam arus deras korupsi dan pemufakatan dengan para kongglomerat Korea Selatan yang menjalankan bisnisnya berdasarkan pertalian keluarga.
Kasus ini juga menyerat bos Samsung Lee Jae-yong yang kini juga sedang menjalani proses pengadilan dan juga bos Lotte yang bernama Shin Dong-bin yang merupakan konglomerat 5 besar Korea Selatan.
Penasehat spiritual Choi juga didakwa telah menyalahgunakan sumbangan sebesar $70 juta yang seharusnya untuk organisasi nirlaba kemasyarakatan untuk kepentingan pribadinya, Jaksa menuduh bahwa permufakatan Choi dan Park Geun-hye menerima sogokan sebesar $8,3 juta dari  konglomerat Lotte tahun lalu.
Setelah proses peradilan hari pertama yang sangat singkat tangan Park Geun-hye kembali diborgol dan digiring kembali ke mobil tahanan.
Salah satu pengunjung pengadilan menyatakan bahwa “saya menyaksikan babak baru peradilan negaraku dan Park Geun-hye harus dihukum berat dan tidak diberikan pengampunan selama proses hukumannya”
Pengadilan Korea Selatan memang terkenal dengan kerasnya terhadap koruptor. Â Paling tidak tercatat bahwa ada dua mantan Presiden Korea Selatan yang menjani proses hukum akibat korupsi yang dilakukannya.
From Glory to misery itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kasus yang menimpa Park Geun-hye ini. Dinasti kekuasaan yang menjadi label keluarganya ternyata tidak cukup membuat dia lebih waspada.
Fenomena keberadaan penasehat spiritual yang akhirnya menghancurkan reputasinya memang sangat unik dan tidak hanya terjadi di Korea Selatan saja. Â Di Indonesia pun jika kita amati di beberapa era pemerintahan ada fenomena penasehat spiritual ini.
Alam pikiran sehat Park Geun-hye tampaknya sudah tekontaminasi fenomena penasehat spiritual ini sehingga membuatnya berpikir diluar kebiasaannya. Â Harta tampaknya bukanlah masalah bagi Park Geun-hye yang merupakan politisi elit Korea Selatan.
Namun ditengah tengah kecukupan materi yang dimilikinya tampaknya materi telah berubah menjadi candu yang membuatnya tidak pernah merasa puas yang akhirnya menghancurkan reputasinya yang membawa dirinya ke titik paling rendah dari posisi presiden.
Park Geun-hye yang  pernah disanjung sanjung kini telah menjadi terdakwa dan jika terbukti bersalah dia akan selalu dikenang oleh rakyat Korea Selatan sebagai seorang koruptor ulung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H