Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ransomware Bukti Rentannya Kita terhadap Serangan Cyber-Crime

15 Mei 2017   07:27 Diperbarui: 16 Mei 2017   13:59 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangan global ransomware ini tentu saja membuka mata banyak orang bahwa justru di era yang serba digital ini kita rentan terhadap serangan seperti ini dan sudah dipastikan akan menimbulkan kekacauan dan kerugian yang besar.

Sebagai contoh walaupun di Inggris 97% dari rumah sakit yang terkena serangan ini sudah pulih datanya, namun dikhawatirkan serangan ini tidak akan mereda dan kemungkinan serangan ini baru merupakan serangan awal dari serangkaian serangan yang telah direncanakan.

Serangan ransomware ini tentu saja akan berakibat lebih buruk lagi jika saja tidak ditemukan apa yang dinamakan “kill switch”.  “Kill switch“ ini ditemukan secara tidak sengaja dengan menggunakan MalwareTech.

“Kill Switch” ini berfungsi menahan serangan ransomware dengan membuat apa yang dinamakan “sinkhole” yang mencegah botnets berkomunikasi dengan server dan pusat komandonya.

Namun sinkhole yang dibuat ini hanya akan dapat menghentikan total serangan ransomeware jika hacker menghilangkan “domain check and tried again” nya. Oleh sebab itu  tindakan yang harus dilakukan dalam mengatasi serangan ini adalah menutup kelemahan dari Microsoft Windows.

Kerugian yang ditimbulkan oleh cyber-crime ini memang sangat besar namun sayangnya banyak negara negara yang tidak terbuka terkiat dengan kerugian yang dideritanya terutama pihak perbankan karena menyangkut reputasi.

Sebagai contoh Australia menyatakan bahwa setiap tahunnya kerugian yang ditimbulkan akibat adanya cyber-attack ini mencapai $1 milyar.

Hal yang dikhawatirkan oleh banyak pihak tentunya adalah cyberattack ini dikendalikan oleh sindikat kriminal, sehingga para pakar IT berpendapat bahwa membayar tebusan agar data di komputernya dapat diakses kembali merupakan tindakan yang tidak etis. Jika para korban terus membayar tebusan, maka tindakan yang dilakukan justru akan memperbesar industri cyber crime ini.

Di era modern ini diperkirakan akan lebih banyak lagi orang yang tergantung pada cyber technology.  Teknologi memang memiliki peran besar dalam sendi sendi kehidupan kita, namun  pada saat yang bersamaan kita justru lebih terpapar pada cyber-crime akibat dimanfaatkannya kelemahan teknologi ini untuk tujuan yang tyidak benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun