Dua peristiwa penyelamatan orang hutan minggu ini menghiasi berbagai media dunia.  Peristiwa pertama terjadi pada tanggal 4 Mei lalu ketika tim dari International Animal Rescue Vet yang didampingi oleh aparat setempat berhasil mengeluarkan orangutan berumur 4 tahun yang bernama Kotab dari kandang kayu yang berukuran kurang dari  1 x 1 x 1 m di salah satu desa di  wilayah di Kalimantan Barat.
Ketika pintu kandang dibuka dan diulurkan tangan penyelamatnya, orangutan ini tampak ketakukan dan dengan muka yang sangat iba menyambut uluran tangan penyelamatnya untuk dibawa dengan menggunakan kandang yang lebih besar dan ditempatkan di pusat rehabilitasi untuk selanjutnya akan dilepaskan kembali di alam liar.
Peristiwa kedua terjadi sebelumnya yaitu pada tanggal 2 Mei lalu ketika seekor orangutan betina albino yang sangat jarang ditemukan dan diselamatkan oleh kelompok pencinta binatang   Borneo Orangutan Survival Foundation  dari kurungan  di sebuah desa terpencil di Kalimantan.
Orangutan albino yang sangat jarang ini berbulu pirang dengan mata biru ini ketika ditangkap masih menunjukkan sifat liarnya. Â Hal yang sangat mengenaskan adalah dari photo yang diambil orangutan albino ini di bagian hidungnya masih terlihat bekas kucuran darah kering yang kemungkinan hasil perlawanan dari tindakan kekerasan orang yang menangkapnya.
Seperti halnya orangutan pertama, orangutan albino ini setelah menjalani rehabilitasi akan dilepaskan di alam.
Apapun alasannya penangkapan orangutan ini tidak dibenarkan. Â Kehidupan di alam merupakan habitat terbaik dari orangutan ini.
Keserakahan manusia baik dalam bentuk pengancuran lingkungan, pengalih fungsian hutan menjadi tanaman industri, perdagangan orangutan atau bahkan ada yang hanya dijadikan status sosial, hobi dan tontonan saja telah membuat habiat orangutan menyempit dan menurunnya populasi satwa liar yang dilindungi ini secara drastis.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) diperkirakan paada kurun waktu 1950-2010 akibat kehancuran habitat dan perburuan liar  polulasi orangutan menurun sebanyak 60%.  Diperkirakan jika tidak ada upaya yang lebih terstruktur untuk menyematkan orangutan maka pada periode waktu 2010-2025 akan terjadi menurunan populasi lebih lanjut sebanyak 25% lagi.
Pada saat ini diperkirakan hanya ada 100 ribu orangutan saja di pulau Kalimantan yang tersebar di wilayah Indonesia, Brunei dan Malaysia.
Kepicikan dan keserakahan manusia tampaknya memang sudah melebihi batas dalam hal kehancuran habitat dan penurunan populasi orangutan ini.