Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Satu Jam Berjalan Kaki Menjelajahi 29 Negara

21 April 2017   08:02 Diperbarui: 21 April 2017   18:00 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu udara cukup dingin yaitu sekitar 11oC, namun di awal musim gugur ini merupakan saat yang tepat untuk kenikmati keindahan warna warni dedaunan yang mulai berguguran dengan berjalan kaki.

Canberra memang kota yang unik dan menyenangkan.  Dengan penduduk yang hanya berjumlah sekitar 300 ribu orang dengan tata kota yang teratur dan serasi, tidak heran  kota ini  dijadikan ibukota sekaligus pusat pemerintahan Australia.

Salah satu sudut kota yang banyak menarik perhatian adalah komplek perwakilan  negara asing yang berkumpul di satu area yang berdekatan dengan parlemen gedung parlemen Australia. 

Sebenarnya ada 2 komplek kedutaan yang ada di kota ini, yaitu di wilayah Yarralumla yang terbesar karena sebagian besar negara kedutaannya berada di wilayah ini dan wilayah lainnya adalah di wilayah O’Malley yang jumlah perwakilan negara asingnya lebih kecil. Keunikan arsitektur bangunan  masing kedutaan negara asing ini membuat komplek ini  menjadi salah satu tujuan turisme utama di ibukota Australia ini.

Menelusuri beberapa jalan di tengah komplek perwakilan negara asing  ini memang sangat mengasyikkan, karena kita seolah olah mengunjungi negara yang bersangkutan karena dapat menikmati keindahan arsitektur bangunan dan taman yang  mencerminkan negara yang bersangkutan.

Rute perjalanan. (Dokumentasi Pribadi)
Rute perjalanan. (Dokumentasi Pribadi)
Dengan melakukan perjalanan yang memakan waktu sekitar 1 jam  dan menempuh jarak 3.97 km  dengan berjalan kaki menelusuri rute utama,  kita akan dapat menikmati paling tidak keunikan 29 negara yang tercermin dari arsitektur khas bangunannya.

Negara pertama yang akan kita jumpai adalah Perancis. Negara ini memiliki gaya bangunan kantor modern, namun tempat tinggal duta besarnya masih menggunakan aritektur Perancis klasik.  Di seberang Perancis ada bangunan kedutaan yang terbesar, yaitu milik Amerika serikat.

Perancis. (Dokumentasi Pribadi)
Perancis. (Dokumentasi Pribadi)
Dengan penjagaan yang ekstra ketat, kedutaan Amerika yang berdekatan lokasinya  dengan kedutaan Israel ini memang setiap saat menjadi tempat berkumpulnya polisi Federal.  Kedutaan Israel yang berada di kerumunan rimbunnya pepohonan memang selalu dijaga oleh penjaga berpakaian preman yang sudah dapat dipastikan dilengkapi dengan senjata lengkap.

Amerika. (Dokumentasi Pribadi)
Amerika. (Dokumentasi Pribadi)
Amerika. (Dokumentasi Pribadi)
Amerika. (Dokumentasi Pribadi)
Israel. (Dokumentasi Pribadi)
Israel. (Dokumentasi Pribadi)
Negara selanjutnya yang akan kita temui adalah Pakistan dan Afrika Selatan.  Bangunan kedutaan Pakistan memang baru saja selesai dibangun dan tampak tidak terlalu istimewa walaupun bentuk bangunannya tampak unik namun tidak mencerminkan ciri khas Pakistan.

Kedutaan Afrika Selatan  tampak sangat serasi dengan gaya taman khasnya yang dipadukan dengan arsitektur gedung kolonial berwarna putih yang  sangat megah.  Disamping itu bangunan kedutaannya memang mencerminkan ciri khas Afrika Selatan.

Tiga negara yang selanjutnya akan kita temui yaitu Turki, Philipina dan India.  Ketiga negara ini memiliki gaya arsitektur bangunan yang sangat menarik, terutama Turki yang memiliki gaya khas bangunan Mediterania yang dilengkapi dengan pohon cemara yang tinggi dan langsing.

Turki. (Dokumentasi Pribadi)
Turki. (Dokumentasi Pribadi)
Perjalanan berlanjut dengan melewati kedutaan Swedia, Polandia, Yunani dan Jeman. Jerman negara yang dikenal sebagai negara sepak bola ini memiliki bangunan gaya modern dengan warna gedung yang khas melambangkan warna  yang ada di bendera Jerman.

Jerman. (Dokumentasi Pribadi)
Jerman. (Dokumentasi Pribadi)
Setelah melewati negara Yunani, kita akan menjumpai tiga negara Asia, yaitu Korea Selatan, Thailand dan Jepang.  Mungkin kita  sudah membayangkan ketiga negara ini sudah dapat dipastikan memiliki arsitektur bangunan yang sangat khas. Kedutaan Jepang memang tampak serasi karena dilengkapi dengan taman gaya khas Jepang yang dipenuhi dengan pohon Sakura,

Jepang. (Dokumentasi Pribadi)
Jepang. (Dokumentasi Pribadi)
Thailand. (Dokumentasi Pribadi)
Thailand. (Dokumentasi Pribadi)
Setelah melewati negara Jepang kita akan memasuki kluster negara Eropa, yaitu Belanda, Uni Eropa, Spanyol, Belgia, Irlandia dan Italia.  Sedangkan posisi kedutaan Myanmar memang terselip diantara kedutaan Israel dan Belgia.

Kedutaan Belanda memiliki gaya arsitektur modern yang dilengkapi dengan teknologi hemat energi terkini, sehingga kedutaan Belanda ini merupakan salah satu bangunan modern yang dikenal sebagai bangunan ramah lingkungan.

Kedutaan Malaysia, Mexico dan Mesir jga memiliki gaya arsitektur yang khas. Mexico  dengan gaya khasnya menampilkan relief Inca dan Mesir tentunya menampilkan patung Spink di depan gedungnya. Sedangkan Gedung pertemuan di keduataan Malaysia terpampang relief bunga sepatu yang merupakan ciri khas Malaysia.

Mseir. (Dokumentasi Pribadi)
Mseir. (Dokumentasi Pribadi)
Mesjid Canberra yang berada di komplek perwakilan negara asing. (Dokumentasi Pribadi)
Mesjid Canberra yang berada di komplek perwakilan negara asing. (Dokumentasi Pribadi)
Malaysia. (Dokumentasi Pribadi)
Malaysia. (Dokumentasi Pribadi)
Di perempatan jalan sebelum kita  menjumpai gedung kedutaan Indonesia yang khas kita akan menemukan kedutaan Finlandia yang kantornya bergabung dengan Estonia dan juga kedutaan Samoa yang gedungnya sedang dalam tahap penyelesaian.

Perjalanan singkat mengunjungi 29 negara  yang sangat unik ini berakhir dengan melewati kedutaan Indonesia yang memiliki  arsitektur khas gabungan antara gaya arsitektur modern, Bali dan Jawa.  Keunikan gedung kedutaan Indonesia ini membuatnya dijadikan  salah satu tujuan utama tur wisata yang menggunakan bus dan balon udara.

Indonesia. (Dokumentasi Pribadi)
Indonesia. (Dokumentasi Pribadi)
Menurut catatan kedutaan Indonesia di Canberra merupakan salah satu dari sedikit kedutaan yang membukakan pintunya untuk masyarakat internasional dan siswa sekolah untuk menikmati keindahan Balai Budaya yang memiliki koleksi benda budaya dan seni Indonesia dari seluruh penjuru tanah air.

Perjalanan satu  jam  mengunjungi 29 negara secara gratis ini memempuh jarak sekitar 3,97 km memang sangat unik dan menarik karena angan kita terbawa melayang melanglang buana. Tentunya jika kita ingin meluangkan waktu lebih lama kita akan dapat mengunjungi lebih banyak negara lagi yang berada dalam komplek ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun