Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menelusuri Adelaide River, menikmati bebasnya satwa liar Australia

10 April 2017   09:46 Diperbarui: 18 April 2017   13:26 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan daging digunakan untuk menarik perhatian buaya. Photo: Doc Pribadi

Mungkin masih banyak yang masih ingat film Crocodile Dundee yang dibintangi  oleh Paul Hogan yang menampilkan buaya liar dan juga aksi mediang Steve Irwin menguasai buaya dan satwa liar lainnya. Semua lokasi pengambilan film dokumenter  ini dilakukan di wilayah utara Australia yang dinamakan Northern Territory dengan ibu kotanya Darwin.

Perpaduan keindahan alam dan kehidupan satwa liar ini sampai saat ini masih dapat dinikmati oleh para petualang alam dengan mengunjungi dan melihatnya secara langsung.

Dalam melakukan  petualangan, perjalanan dimulai dengan perjalanan darat menggunakan mobil dari kota Darwin selama kurang lebih 45 menit menempuh jarak 64 km ke arah tenggara untuk mencapai Adelaide River.

Perlu waktu 45 menit perjalanan darat untuk mencapai Adelaide River. Photo: Doc Pribadi
Perlu waktu 45 menit perjalanan darat untuk mencapai Adelaide River. Photo: Doc Pribadi
Adelaide River ini langsung terhubung dengan laut sehingga memiliki kehidupan satwa liar yang sangat unik termasuk di dalamnya buaya air asin, burung burungan, ular, kerbau liar dll. 

Untuk menyaksikan  bagaimana satwa liar tersebut hidup bebas di alam yang khas dan mempersona ini, para petualang alam dapat mengarungi Adelaide River menggunakan kapal kecil bermotor yang didesign khusus untuk melakukan petualangan ini. Dengan menggunakan kapal berkapasitas 30 orang yang dinamakan dengan Pathfinders ini para petualang dapat melihat satwa liar dengan sangat dekat sekali di habitat alaminya.

mengarungi adelaide river dengan kapal kecil bermotor. Photo: Doc Pribadi
mengarungi adelaide river dengan kapal kecil bermotor. Photo: Doc Pribadi
Menelusuri sungai dengan arus sedang dengan air cukup keruh ini memang sangat mengasyikkan sekaligus mencekam, karena diperkirakan setiap 1 km sungai ini dihuni paling kurang 50 ekor buaya liar dengan ukuran ada yang mencapai 6 meter.

Buaya liar ini dalam hidupnya memang merupakan hewan yang memiliki penguasaan wilayah, artinya untuk wilayah luasan tertentu ada penguasa buayanya. Jika ada buaya lainnya yang masuk wilayah ini maka akan terjadi pertarungan untuk mempertahankan wilayahnya.

Seekor buaya jantan yang dominan biasanya menguasai sekitar 18-20 ekor buaya betina. Bekas bekas perkelahian berupa luka di tubuh buaya terutama buaya jantan dapat kita lihat dengan jelas ketika buaya mendekati kapal.

Dengan menguasai peta wilayah hunian buaya liar ini, pemandu sudah hafal buaya liar mana saja yang menghuni wilayah tertentu di sepanjang sungai yang besar ini.

Buaya buaya liar ini memiliki ukuran yang beragam  mulai dari 2,5 meter sampai dengan 6 meter.  Biasanya buaya betina ukurannya tidak melebihi 3 meter  sedangkan buaya jantan ukurannya dapat mencapai lebih dari 6 meter.

Untuk menyaksikan  atraksi buaya liar ini di alam yang dinamakan crocodile jumping, pemandu menghentikan kapal motor nya di wilayah hunian buaya liar di sungai tersebut. 

Biasanya buaya tertarik dari getaran baling baling kapal motor. Setelah dihentikan buaya mulai tertarik dan berenang  menghampiri kapal.  Selanjutnya jika buaya liar sudah mendekat, pemandu memercikan umpan berupa bongkahan daging yang digantung pada  tiang semacam pancing berukuran 3  meter.

Buaya selanjutnya mendekati umpan tersebut tanpa rasa takut dengan orang yang ada di kapal kecil tersebut.  Bahkan sebaliknya justru orang di kapal tersebutlah yang mulai dihinggapi rasa takut melihat buaya besar dari jarak yang sangat dekat yang hanya dipisahkan dengan dinding tipis kapal saja.

 Setelah beberapa lama dengan teknik menggoda buaya, pemandu akan mengetahui kapan  saat buaya akan mengambil umpan.  Di saat itulah pemandu meninggikan umpan dan buaya melompat untuk menggapai umpan tersebut.

Potongan daging digunakan untuk menarik perhatian buaya. Photo: Doc Pribadi
Potongan daging digunakan untuk menarik perhatian buaya. Photo: Doc Pribadi
Buaya jantan berukuran 6 meter ini tertarik dengan getaran baling baling kapal dan umpan. Photo: Doc. Pibadi
Buaya jantan berukuran 6 meter ini tertarik dengan getaran baling baling kapal dan umpan. Photo: Doc. Pibadi
Photo: Doc. pribadi
Photo: Doc. pribadi
Photo: Doc. Pribadi
Photo: Doc. Pribadi
Photo: Doc Pribadi
Photo: Doc Pribadi
Photo: Doc. Pribadi
Photo: Doc. Pribadi
Photo: Doc Pribadi
Photo: Doc Pribadi
Photo: Doc pribadi
Photo: Doc pribadi
Photo doc. pribadi
Photo doc. pribadi
Momen seperti ini memang mengasyikkan sekaligus mencekam mengingat buaya besar dengan ukuran mencapai 6 meter ini adalah buaya liar yang setiap saat dapat memangsa manusia jika kita tidak hati hati.

Buaya liar baik yang hidup di sungai maupun di wilayah pantai Australia ini memang menjadi perhatian khusus pemerintah mengingat cukup sering buaya dengan ukuran raksasa ini memangsa manusia.

Disamping dapat melihat atraksi jumping crocodile, para petualang dapat menikmati kehidupan ratusan elang liar yang menghuni kawasan sepanjang sungai tersebut dan juga kerbau liar yang hidup di bantaran sungai.

Buaya betina ini berukuran 3 m. Photo. Doc. pribadi
Buaya betina ini berukuran 3 m. Photo. Doc. pribadi
Kerbau liar di wilayah utara Australia ini menurut sejarah didatangkan dari Bogor di era pemerintahan Presiden Soekarno. Mengingat alam dan habiatnya yang sangat mendukung kerbau ini berkembang biak dengan pesat dan menjadi kerbau rawa liar yang mendatangkan masalah tersendiri bagi Australia karena kerusakan alam yang ditimbulkannya.

Di sepanjang sungai ini dipenuhi dengan satwa liar. Pohto: Doc Pribadi
Di sepanjang sungai ini dipenuhi dengan satwa liar. Pohto: Doc Pribadi
Elang liar juga menarik perhatian. Photo: doc pribadi
Elang liar juga menarik perhatian. Photo: doc pribadi
Secara periodik kerbau liar ini secara masal diburu, ditangkap dan diekspor keluar negeri untuk mengontrol populasinya.

Perpaduan alami keindahan alam, kehidupan liar dan suasana alami yang tidak terjamah manusia membuat tentunya pertualangan ni menjadi sangat istimewa.

Indonesia perlu belajar mengelola lingkungan

Keberadaan buaya air asin di sungai sungai dan juga di wilayah pesisir  di wilayah utara Australia ini ternyata dapat dikelola dan dimanfaatkan keberadaannya dengan sangat baik melalui wisata alam yang tentu saja sangat menarik.  Disamping keindahan alam yang terproteksi dengan baik, kehidupan satwa liar ini dibiarkan secara alami.

Keberhasilan Australia menjual wisata alam yang jarang dipunyai oleh negara lain inilah yang membuat Australia dikenal dunia dengan satwa liar khas nya.

Jika dibandingkan dengan sungai sungai di wilayah Kalimantan, kualitas keindahan alamnya memang tidak terjalu jauh berbeda, namun satu hal yang sangat berbeda adalah sifat alamiah  yang masih dijaga seperti aslinya, sehingga kehidupan di sepanjang Adelaide River ini terasa sangat alamiah dan suasananya tidak banyak berubah jika dibanding  dengan suasana alam  ratusan tahun yang lalu.

Pelestarian alam yang dipadu dengan wisata alam. Photo: Doc pribadi
Pelestarian alam yang dipadu dengan wisata alam. Photo: Doc pribadi
Salah satu kunci keberhasilan wisata alam ini adalah profesionalisme pengelola wisata membuat para petuangan mendapatkan apa yang dibayangkan dan diharapkan sebelumnya dengan mengikuti wisata alam ini

Pelestarian alam jika dilakukan dan dikelola dengan benar ternyata  dapat dipadukan dengan wisata alam untuk mendapatkan penghasilan sekaligus meningkatkan reputasi negara di tingkat internasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun