Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Australia Negerinya Buaya Air Asin

28 Maret 2017   04:42 Diperbarui: 28 Maret 2017   21:00 5609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini tidak ada yang dapat memperkirakan  berapa sebenarnya jumlah buaya air asin  yang menghuni Australia, terutama di wilayah pantai di negara bagian Queensland dan Northern Territory yang dilayahnya berdekatan dengan Indonesia.

Namun yang jelas tidak adanya musuh alami dan lingkungan yang sangat mendukung membuat buaya air asin ini berkembang biak dengan sangat baik dan tumbuh berkembang menjadi monster yang berukuran mencapai lebih dari  5 meter.

Warna merah merupakan wilayah penyebaran buaya air asin liar di Australia. Sumber: www.arod.com.au
Warna merah merupakan wilayah penyebaran buaya air asin liar di Australia. Sumber: www.arod.com.au
Buaya air asin ini memang berkembang biak dengan pesat sehingga menjadi permasalahan sendiri ketika menyerang ternak seperti  sapi dan kerbau yang ada di peternakan di wilayah tersebut.  Bahkan tidak hanya ternak,  manusia juga menjadi korban keganasan buaya air asin  ini.

Pada tahun 2017 ini seorang pria ketika menyelam sendirian sekitar 200 m dari pantai utara Queensland diserang dan dimangsa buaya air asin berukuran 4,5 m.  Buaya ini berhasil diburu dan ditembak oleh pihak berwenang.

Pada tahun 2016 lalu seorang wanita ketika sedang berendam di pantai diserang buaya berukuran 4,3 m dan berkibat kehilangan nyawanya.  Buaya ini akhirnya berhasil ditangkap dan disuntik mati, Pria ini merupakan sederetan korban jiwa dan korban luka luka lainnya akibat dari serangan buaya air tawar.

Kejadian lainnya yang cukup fatal terjadi pada tahun 2009 lalu seorang anak laki laki diserang   buaya dengan ukuran 4,2 meter saat bermain di rawa di belakang rumahnya .

Sebagai gambaran  jumlah buaya air asin yang berhasil ditangkap dan dipindahkan dari alam akibat keganasannya pada tahun 2017 ini saja mencapai 16 ekor.  Sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 80 ekor (2016), 36 ekor (2015), 62 ekor (2014), 36 ekor (2013) dan 9 ekor (2012).

Meningkatnya jumlah serangan dan pemunculan buaya air asin ini di wilayah dekat pemukiman membuat banyak pihak untuk meminta pemerintah setempat meninjau ulang kembali sistem manajemen pengontrolan populasi buaya liar ini.

Buaya monster yang berhasil ditangkap dan dipindahkan ini berukuran 6,35 m dengan berat 1855 kg . Sumber: www.amazingaustralia.com.au
Buaya monster yang berhasil ditangkap dan dipindahkan ini berukuran 6,35 m dengan berat 1855 kg . Sumber: www.amazingaustralia.com.au
Australia memang tercacat sebagai salah satu negara yang memiliki sistem manajemen populasi buaya yang terbaik di dunia.  Dengan adanya enam sistem zonasi, maka setiap kali ada penampakan buaya di wilayah ini sudah jelas langkah yang akan  diambil termasuk di dalamnya mematikan,  menangkap dan memindah buaya tersebut ke peternakan buaya berijin atau kebun binantang.

Di Australia, penangkapan buaya untuk dimanfaatkan daging dan kulitnya untuk keperluan komersil dan ekspor  memang  diperbolehkan namun sangat terkontrol dan hanya boleh dilakukan oleh pihak yang diberi lisensi dan ijin dari pihak berwenang.

Merek ternama dunia menngunakan kulit buaya Australia. Photo: The Australian
Merek ternama dunia menngunakan kulit buaya Australia. Photo: The Australian
Sebagai contoh kalau kita berkunjung ke peternakan buaya Malaleuca Crocodile Farm di dekat Mareeba di wilayah Alherton Tablelands di sebelah barat kota Cairns.  Kita akan dapat melihat 20 buaya liar hasil tangkapan yang dipindahkan dari habitat alaminya ke peternakan ni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun