Tidak semua orang yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyanyi masuk dalam kategori  amusia. Sehingga melalui latihan dan perlakukan khusus ternyata orang tersebut dapat menyanyikan lagu dengan merdu.
Data menunjukkan bahwa hanya sebanyak 1,5 – 4 % dari populasi dunia mengalami amusia, namun hampir 20% orang di dunia merasa dirinya tidak dapat menyanyi.
Peran orang tua memang sangat besar dalam mewariskan kemampuan seseorang untuk bernyanyi dengan merdu dan juga kemampuan lainnya yang terkait dengan musik.
Otak manusia  ternyata memiliki fleksibilitas, sehingga otak dapat berinteraksi dengan lingkungan.  Interaksi antara faktor genetis dan lingkungan inilah yang menentukan seseorang dapat bernyayi atau tidak.
Para pakar Tone Deaf Clinic menyimpulkan bahwa seseorang yang terbiasa mendengarkan musik sejak dini akan mendorong kemampuannya untuk dapat bernyayi di usia dewasanya.Â
Bayi dan anak kecil biasanya menirukan guru atau orangtuanya dalam hal menyanyi. Â Oleh sebab itu, Â jika anak tidak terbiasa terkespos dengan musik atau tidak ada yang ditiru, biasanya kemampuan bernyanyi nya akan terpendam dan merasakan dirinya tidak dapat bernyayi.
Hal lain yang memperburuk situasi adalah ketika anak sedang belajar menyanyi disuruh diam oleh orang tuanya karena mungkin dianggap berisik.  Secara psikologis  larangan ini akan membekas dalam diri anak sampai ke usia dewasanya.
Pada intinya jika kita merasakan bahwa kita tidak dapat menyanyi kemungkinan hal ini tidaklah benar.  Melalui  dorongan dan latihan keras  ternyata sebagian besar orang yang tadinya memiliki suara sumbang dapat bernyanyi dengan baik.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kemampuan mernyayi adalah mendapatkan guru menyanyi yang baik dan bergabung dengan paduan suara kemungkinan besar akan memperbaiki kemampuan bernyanyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H