Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Malnutrisi Bukan Hanya Sekedar Kekurangan Kalori

6 Januari 2017   05:43 Diperbarui: 6 Januari 2017   10:16 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi daging buatan cukup menjanjikan sebagai salah satu cara mengatasi malnutrisi. Photo: cdn.modernfarmer.com

Malnutrisi memang bukanlah masalah yang sederhana, namun harapan yang besar tertumpu pada pengembangan ilmu pengetahuan untuk memperbaiki kualitas diet seperti misalnya menambahkan nutrien tertentu pada bahan makanan yang sudah biasa dikonsumsi orang sampai kepada mengkreasi jenis makanan baru di laboratorium.

Pada saat ini para ilmuwan memang sedang berusaha keras untuk mengatasi malnutrisi ini melalui pemikiran pembuatan  super food yang diharapkan  berdampak besar dalam mengurangi kejadian malnutrisi terutama di negara negara miskin.

Salah satu teknologi yang sudah berhasil diterapkan adalah memperkaya makanan yang ada dengan nutrien esensial yang dibutuhkan. Tantangan terbesar penerapan teknologi ini adalah memilih jenis makanan yang biasa dikonsumsi orang dan memperkayanya dengan nutrien esensil sekaligus terjangkau.

Salah satu teknologi yang berhasil diterapkan adalah golden rice  yaitu beras yang diperkaya dengan vitamin A.  Dengan menggunakan teknologi rekayasa genetik para ilmuwan berhasil meningkatkan kandungan vitamin A  pada besar untuk mencukupi kebutuhan sehari hari akan vitamin A.

Golden rice yang kaya akan vitamin A merupakan salah satu terobosan teknologi untuk mengatasi masalah malnutrisi dunia. Photo : static1.businessinsider.com
Golden rice yang kaya akan vitamin A merupakan salah satu terobosan teknologi untuk mengatasi masalah malnutrisi dunia. Photo : static1.businessinsider.com
Melalui cara ini orang yang biasa mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya tidak perlu mengubah kebiasaannya, namun langsung mendapatkan vitamin A dari kebiasaannya mengkonsumsi nasi.

Para ilmuwan kini juga sedang melaklukan eksplorasi dan identifikasi  ribuan jenis serangga yang memiliki nilai gizi tinggi sebagai salah satu sumber makanan. Serangga  merupakan sumber makanan yang kaya akan protein, lemak, vitamin, serat dan mineral.

Diperkirakan sebanyak 2 milyar orang didunia ini memiliki kebiasaan mengkonsumsi serangga.  Sebagai contoh di Thailand sudah ada sebanyak 20.000 peternakan serangga.

Serangga merupakan salah satu solusi untuk mengatasi malnutrisi. Photo: www.actigenomics.com
Serangga merupakan salah satu solusi untuk mengatasi malnutrisi. Photo: www.actigenomics.com
Tantangan besar bagi para ilmuwan untuk menjadikan serangga sebagai super food  adalah bagaimana cara mengembangkan dan mengolahnya sehingga pasokan  serangga  terus terjamin dan rasanya makanan yang terbuat dari serangga ini dapat diterima oleh banyak orang.

Teknologi lain yang sedang dikembangkan adalah daging sintetik.  Dengan menggunakan teknologi kultur sel  dan sel punca sapi, para ilmuan telah berhasil membuat daging sintetis.

Teknologi daging buatan cukup menjanjikan sebagai salah satu cara mengatasi malnutrisi. Photo: cdn.modernfarmer.com
Teknologi daging buatan cukup menjanjikan sebagai salah satu cara mengatasi malnutrisi. Photo: cdn.modernfarmer.com
Namun tampaknya sampai saat ini teknologi ini masih mengalami kendala dalam hal kuantitas yang dihasilkan dan rasa yang belum menyamai daging asli. Paling tidak teknologi ini telah membuka harapan baru untuk dikembangkan lebih lanjut dalam mengatasi malnurisi di kemudian hari.

Seperti yang telah diuraikan di atas malnutrisi memang merupakan masalah yang komplek terutama di negara miskin.  Namun paling tidak pengetahuan terkait malnutrisi ini penting untuk diketahui terutama bagi para pengambil keputusan karena jika tidak diatasi maka akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia dan masa depan suatu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun