Ketika orang berbicara tentang unta sudah dapat dipastikan angan dan bayangannya langsung menuju gurun pasir di Timur Tengah. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa populasi unta liar terbesar di dunia ada di Australia yang terpusat di wilayah kering di tengah Australia dengan jumlah diperkirakan saat ini mencapai 1 juta ekor.
Tentunya orang akan bertanya lebih lanjut bagaimana unta ini dapat sampai di Australia dan berkembang biak sedemikian cepatnya, bahkan dalam saat tertentu di saat populasinya meledak unta dianggap sebagai hama dan dikurangi populasinya dengan cara ditembak.
Masuknya unta
Seiring dengan era eksplorasi benua Australia untuk mencari wilayah pemukiman baru, sumber daya alam dan juga untuk menemukan jejak sejarah Aborigin serta eksplorasi ilmiah lainnya yang terjadi sekitar tahun 1800an diperlukan alat transportasi yang tahan terhadap ganasnya kondisi alam dan iklim Australia.
Pada saat itu infrastruktur seperti jalur kereta belum ada dan alat transportasi lainnya seperti mobil masih sangat langka dan umumnya tidak tahan terhadap kondisi iklim Australia. Di tengah kesulitan mencari alat transportasi yang cocok inilah beberapa ekor unta berserta peternaknya didatangkan Afganistan.
Di erah tahun 1860-1900 keberadaan unta dan peternak ini pernah menjadi tulang punggung ekonomi di berbagai wilayah di Australia. Â Saat itu unta dikembangbiakkan terutama di wilayah terpencil dimana sapi dan kuda tidak dapat bertahan hidup.
Keberadaan unta ini ternayata tidak saja menarik perhatian orang kulit putih untuk beternak unta, namun juga menarik minat masyarakat Aborigin. Dengan adanya alih teknologi pemeliharaan unta yang dimiliki oleh orang Afgan ini, peternakan unta berkembang dengan pesat.
Unta liar
Era unta sebagai alat transportasi di wilayah tandus Australia mulai tergeser pada abad 20-an ketika alat transportasi bermotor menyerbu Australia. Â Saat itu ketika populasi unta sudah terlalu banyak dan memerlukan biaya yang sangat mahal untuk memeliharanya, unta unta ini dilepaskan di alam bebas dan beranak pinak menjadi unta liar.
Dalam waktu singkat unta liar ini berkembang di wilayah yang sangat luas mencapai 3,3 juta km persegi atau menempati sekitar 40% wilayah Australia atau sekitar 80% padang penggembalaan.
Meledaknya populasi unta liar ini ternyata merupakan masalah besar bagi peternak sapi dan domba di wilayah tersebut karena unta liar sering kali menyerbu peternakan untuk mencari makan dan menghabiskan persediaan air untuk ternak.
Disamping itu unta masuk ke wilayah pemukiman masyarakat Aborigin dan industri pertambangan yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang besar termasuk situs bersejarah masyarakat Aborigin.
Masa depan industri unta
Menurut banyak kalangan unta baik yang dipelihara maupun yang liar memiliki nilai melebihi emas karena saat ini permintaan unta hidup, daging, susu dan juga sebagai alat rekreasi sangat tinggi.
Program pemerintah untuk mempertahankan populasi unta liar pada kisaran 700 ribu ekor membuka peluang untuk menangkap dan mengekspor unta hidup ke Qatar, Maroko, Saudi Arabia dan negara negara Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan lainnya lain yang memiliki permintaan tinggi.
Tidak pelak lagi jika usaha pemerintah Australia ini berhasil dengan baik, maka Australia akan tercatat sebagai pemasok unta dan produk olahannya terbesar di dunia.
---
Referensi : satu, dua, tiga, empat, lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H