Ada pertanyaan yang sangat menggelitik ketika mengetahui bahwa orang Aborigin penduduk asli Australia yang tinggal di pedalaman terpencil di tengah gurun memiliki kemampuan menghasilkan karya batik yang sangat khas dan indah.
Sudah dapat dipastikan tentunya bahwa kemampuan membatik orang Aborigin bukan berasal asli dari mereka namun ada pengaruh budaya luar.
Dari penelusuran sejarah masyarakat Ernabella salah satu komunitas Aborigin yang tinggal di wilayah tengah benua Australia, teknik membatik diperkenalkan kepada komunitas Aborigin pada tahun 1971 oleh Leo Brereton orang Amerika yang pernah mempelajari teknik membatik di Indonesia.
Kreasi batik Aborigin berbahan sutra karya wanita masyarakat Utopia. Sumber: www.lewispaul.com
Walaupun saat itu Leo hanya mengajari orang Aborigin cara membatik selama 1 bulan saja, namun ternyata kulturisasi dua budaya ini menyatu dengan sangat harmonis. Hal ini ditandai dengan berkembangnya imaginasi karya batik yang menyatu dengan tektik melukis tradisional orang Aborigin.
Batik sutra Utopia lain kaya wanita Aborigin. Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com
Saat ini teknik membatik sangat popular dipraktekkan oleh
wanita Aborigin yang tinggal di wilayah gurun di bagian tengah benua Australia. Komunitas Aborigin yang saat ini menghasilkan batik khas Abogirin adalah
Ernabella (Pukatja), Fregon (Kaltjiti), Utopia, Yuendumu dan
Kintore (Walungurru).
Angkuna Kulyuru, Raiki wara. Batik berbahan sutra karya wanita masyarakat Ernbella (Ukuran : 118 cm (lebar) x 214 cm (panjang)). Sumber: artquill.blogspot.com.au
Hal yang paling menarik adalah setiap komunitas ini menuangkan cerita yang berbeda dalam karya batiknya sehingga menambah keragaman dan kekayaan batik Aborigin.
Hal lain yang menarik adalah ternyata sebagian besar pembatik Aborigin ini adalah wanita, sementara itu secara budaya sebagian besar pelukis tradisional Aborigin yang karya sangat khas tersebut adalah pria.
Ditinjau dari sisi budaya, wanita Aborigin yang tinggal di wilayah gurun di tengah Australia memiliki tradisi saling berinteraksi melalui berbagai upacara adat, saling mengunjungi dan juga kedekatan budaya antara kelompok.
Di tengah gurun ini wanita aborigin menghasilkan karya batik nya yang indah dan penuh imajinasi. Sumber : www.studiointernational.com
Mereka bangga memamerkan batik berbahan sutra karyanya. Sumber: news.aboriginalartdirectory.com
Membatik bagi wanita Aborigin merupakan wahana bagi mereka untuk dapat bertemu, saling tukar menukar cerita, serta bernyanyi bersama.
Dalam perkembanganya ternyata batik dapat diterima dengan baik oleh masyrakat Aborigin karena tidak bersinggungan dengan “wewenang” melukis dari bahan lainnya seperti kulit kayu, batu dll yang secara tradisi merupakan wilayah yang didominasi oleh kaum pria Aborigin.
Sejak diperkenalkannya teknik membatik pada thaun 1971 pada masyarakat Ernabella dan tahun 1970 pada masyarakat Utopia, imajinasi dan kemampuan teknis membatik wanita Aborigin ini berkembang dengan pesat.
Salah satu Batik sutra koleksi National Museum of Victoria. Sumber: www.ngv.vic.gov.au
Batik aborigin berbahan sutra lainnya yang kaya akan cerita. Sumber: 1.bp.blogspot.com
Batik Aborigin yang saat ini memiliki ciri khas dan sudah dikenal luas adalah batik
Warlpiri dan Pintupi yang berbahan dasar kain yang terbuat dari kapas dan juga batik
raiki wara dengan ciri khas batik panjang yang dihasilkan oleh wanita
aborigin Ernabella dan
Fregon.
Jika kita memandang keindahan batik Aborigin, angan kita akan terbawa kepada cerita anak manusia yang akrab dengan alam di gurun nan tandus, sekaligus terasa aliran roh budaya Indonesia yang masih sangat kental.
Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat,Lima
Lihat Sosbud Selengkapnya