Mendengar kata marijuana, cannabis atau yang lebih popular dikenal sebagai ganja mungkin langsung timbul dibenak banyak orang segala sisi buruknya, bahkan marijuana dikenal sebagai “makanan setan”.
Pendapat ini sangat benar jika kita hanya melihat sisi buruk dari dampak penggunaan marijuana yang tidak pada tempatnya dan tidak terkontrol. Tidak dapat dipungkiri juga data empiris menunjukkan bahwa banyak tindak kriminal timbul akibat seseorang mengkonsumsinya.
Di banyak negara, marijuana kini dilirik sisi positifnya yang dapat digunakan untuk tujuan positif terutama dalam dunia pengobatan. Sebagai contoh Australia saat ini sudah mulai melegalisasi penggunaan marijuana untuk tujuan pengobatan penyakit kronis dan akut seperti epilepsy, Alzheimer, dan kanker yang dikenal sebagai medical marijuana. (sumber)
Sisi positif
Selama ini marijuana lebih dikenal sebagai pemuas kesenangan saja karena kandungan THC (tetrahydrocannabinol) nya yang membuat seseorang serasa melayang dan mendapatkan halusinasi yang menimbulkan kesenangan yang luar biasa.
Namun disamping zat aktif ini yang membuat marijuana disalah gunakan, ternyata berdasarkan hasil penelitian marijua mengandung ratusan zat aktif lainnya yang masuk dalam kelompok cannabinoids yang memiliki potensi sangat besar untuk dimanfaatkan dalam bidang pengobatan dan kedokteran.
Potensi yang sangat besar ini terkait dengan sistem tubuh kita yang secara alami memiliki sistem yang dikenal sebagai sistem endocannabinoid yang selama ini tidak banyak diketahui.
Tubuh kita memilki dua reseptor endocannabinoid yaitu CB1 yang banyak dijumpai di otak dan CB2 yang ada dalam sistem kekebalan tubuh. Kedua sistem ini ada dalam sistem syaraf pusat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat akitif cannabis yang dikenal sebagai CBD (cannabitol) memberikan efek posiitf untuk mengurangi frekuensi kejang kejang pada anak penderita epilepsy karena memiliki apa yang dinamakan anti-convulsant effects.
Saat ini sedang dilakukan uji coba klinis penggunaan CBD ini untuk penderita epilepsy usia dewasa. CBD diberikan dalam bentuk gel yang dioleskan pada kulit dua kali sehari. Melalui cara ini CBD akan secara perlahan dilepas dan masuk ke dalam pembuluh darah.
Hasil penelitian ini memberikan efek positif dimana kejadian serangan epilepsy dan kejang kejang berkurang sebanyak 40%. Walaupun telah menunjukkan hasil positif para peneliti terus melakukan penelitian terkait dengan efek negatifnya terutama yang terkait dengan keracunan.
Disamping untuk epilepsy CBD juga digunakan untuk pengobatan penyakit Alzheimer. Penelitian pada hewan percobaan sangat menjajikan dimana pada tikus yang telah dimodifikasi genetiknya sehingga menimbulkan gelaja penyakit Alzheimer dapat mencegah pemicu munculnya gejala cognitive yang terkait dengan penyakit ini.
Tidak hanya sampai disitu saja ternyata pemberian CBD pada hewan percobaan dapat mengembalikan sistem cognitive yang sudah terganggu akibat penyakit Alzheimer. Saat ini penelitian terus berlanjut untuk memperluas ruang lingkup penelitian ini dengan menguji cobakannya pada manusia.
Cannabis juga digunakan sebagai obat pengurang rasa sakit pada penderita kanker stadium lanjut. Kandungan kimia cannabis yang dapat meredakan rasa sakit ini adalah THC (tetrahydrocannabinol). Pasien penderita kanker akut merasakan sangat terbantu karena pengurangan rasa sakit dan merasa lebih tenang menjalani pengobatanya.
Penggunaan cannabis untuk tujuan pengobatan memang sangat menjajikan. Jika dilakukan secara tepat, maka kandungan bahan aktif dalam cannabis yang selama ini belum teridentifikasi akan sangat bermanfaat bagi penderita penyakit akut yang selama ini menderita karena belum ada obatnya.
Hasil posistif dan menggembirakan yang didapat dari penelitian selama ini memang sangat menjanjikan, namun para peneliti masih sangat berhati hati, terutama yang terkait dengan pengaruh negatifnya jikan nantinya digunakan dalam skala besar pada penderita.
Kenyataan bahwa marijuana, cannabis atau yang lebih kita kenal sebagai ganja memiliki sisi positif yang jika dimanfaatkan untuk tujuan positif akan memberikan manfaat yang besar bagi penderita penyakit akut yang belum ada obatnya.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti ada manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H