Disamping untuk epilepsy CBD juga digunakan untuk pengobatan penyakit Alzheimer. Penelitian pada hewan percobaan sangat menjajikan dimana pada tikus yang telah dimodifikasi genetiknya sehingga menimbulkan gelaja penyakit Alzheimer dapat mencegah pemicu munculnya gejala cognitive yang terkait dengan penyakit ini.
Tidak hanya sampai disitu saja ternyata pemberian CBD pada hewan percobaan dapat mengembalikan sistem cognitive yang sudah terganggu akibat penyakit  Alzheimer. Saat ini penelitian terus berlanjut untuk memperluas ruang lingkup penelitian ini dengan menguji cobakannya pada manusia.
Cannabis juga digunakan sebagai obat pengurang rasa sakit pada penderita kanker stadium lanjut. Â Kandungan kimia cannabis yang dapat meredakan rasa sakit ini adalah THC (tetrahydrocannabinol). Pasien penderita kanker akut merasakan sangat terbantu karena pengurangan rasa sakit dan merasa lebih tenang menjalani pengobatanya.
Penggunaan cannabis untuk tujuan pengobatan memang sangat menjajikan.  Jika dilakukan secara tepat, maka kandungan bahan aktif dalam cannabis yang selama ini belum teridentifikasi  akan sangat bermanfaat bagi penderita penyakit akut yang selama ini menderita karena belum ada obatnya.
Hasil posistif dan menggembirakan yang didapat dari penelitian selama ini memang sangat menjanjikan, namun para peneliti masih sangat berhati hati, terutama yang terkait dengan pengaruh negatifnya jikan nantinya digunakan dalam skala besar pada penderita.
Kenyataan bahwa marijuana, cannabis atau yang lebih kita kenal sebagai ganja memiliki sisi positif yang jika  dimanfaatkan  untuk tujuan positif akan memberikan manfaat yang besar bagi penderita penyakit akut yang belum ada obatnya.Â
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti ada manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H