Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Seputar Vaksin yang Perlu Kita Ketahui

29 Juni 2016   08:49 Diperbarui: 29 Juni 2016   11:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin memerlukan penangan khusus mulai dari produksi, transportasi dampai kepada distribusinya. Ilustrasi:www.haiermedical.com

Tantangan

Di tengah tengah mewabahnya berbagai penyakit, penggunaan vaksin secara massal di negara negara berkembang  masih mengalami berbagai kendala.  Kendala tersebut antara lain:

  • Vaksin yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi canggih masih mahal dan tidak terjangkau. Contoh : Vaksin DNA untuk HIV/AIDS dan  malaria
  • Penggunaan antibiotik secara berlebihan dan secara serampangan telah meningkatkan resistensi bakteri pathogen terhadap antibiotik, seperti misalnya Salmonella typhi dan Mycobacterium tuberculosis).  
  • Munculnya bakteri pathogen baru  yang berbahasa seperi Strain H5/N1 di Hong Kong dan virus Nipah di Malaysia.
  • Kegagalan uji coba tahap III vaksin oral kolera yang tidak memberikan kekebalan yang mencukupi.  Demikian juga dengan uji coba vaksin Malaria (Spf66) di Asia dan Afrika yang tidak memuaskan hasilnya.
  • Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan juga laju urbanisasi yang tinggi mengakibatkan lebih menyebarnya bakteri pathogen.
  • Krisis ekonomi yang banyak melanda negara berkembang diprediksi akan meningkatkan angka kematian, kekurangan kebutuhan dasar dan perang saudara diperkirakan berdampak besar dalam memicu wabah penyakit.
  • Kekurangan fasilitas pengobatan, sulitnya medan, faktor ekonomi dan politik serta sosial budaya seringkali menjadi hambatan dalam penerapan program imunisasi masal.

Berdasarkan uraian di atas kita mendapat gambaran bahwa efektivitas suatu program imunisasi dipengaruhi oleh banyak hal dan tidak semata mata oleh kualitas vaksin saja.  Saat ini meningkatnya rataan harga vaksin di negara berkembang yang tadinya hanya sekitar Rp. 13.500 per anak pada tahun 2001 meningkat menjadi Rp. 210.000 (untuk anak laki laki) dan Rp. 350.000 (untuk anak perempuan) pada tahun 2014 jelas menjadi kendala utama

Sebelum di Indonesia kasus vaksin palsu meledak di Cina tahun 2010. Photo: images.techtimes.com
Sebelum di Indonesia kasus vaksin palsu meledak di Cina tahun 2010. Photo: images.techtimes.com
Memang masalah vaksin palsu yang saat ini sedang ramai dibicarakan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan sukses tidaknya suatu program imunisasi, namun perlu diingat bahwa masih banyak faktor yang harus dibenahi oleh pemerintah agar program imunisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Vaksin yang tidak dismpan sesuai dengan prosedur akan menurunkan efektivitas vaksin. Sumber: dlca.logcluster.org
Vaksin yang tidak dismpan sesuai dengan prosedur akan menurunkan efektivitas vaksin. Sumber: dlca.logcluster.org
Bagi Indonesia,  program imunisasi masal memang perlu dirancang dengan baik untuk menghasilkan generasi mendatang yang lebih sehat dan berkualitas.  Dalam merancang program imunisasi masal yang efektif maka pemerintah perlu melakukan penguatan terhadap 8 hal  penting yang berdampak pada kualitas dan efektivitas suatu program imunisasi masal.

Kedelapan hal  tersebut  yang harus dipenuhi adalah:

  • Kebijakan, standarisasi  dan panduan  pengunaan yang jelas
  • Tata pamong, organisasi dan manajemen yang baik
  • Kualitas SDM yang memadai
  • Manajemen logistik, pengadaan dan penyimpanan vaksin yang baik
  • Distribusi vaksin yang baik
  • Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat
  • Pangkalan data vaksinasi yang memadai
  • Pembiayaan yang berkelanjutan.

Vaksin memerlukan penangan khusus mulai dari produksi, transportasi dampai kepada distribusinya. Ilustrasi:www.haiermedical.com
Vaksin memerlukan penangan khusus mulai dari produksi, transportasi dampai kepada distribusinya. Ilustrasi:www.haiermedical.com
Indonesia pada tanggal 27 Maret 2014 telah  menerima sertifikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan Indonesia bebas polio. Prestasi ini tentu saja perlu apresiasi demikian juga langkah lanjutannya untuk mempertahankan status bebas polio ini, seperti misalnya pengadaan Pekan Imunisasi nasional Polio yang dilaksanakan pada tanggal  8-15 Maret 2016 lalu.

Semakin  mahalnya harga vaksin dengan berjalannya waktu memang merupakan permasalahan tersendiri bagi masyarakat sekaligus membuka peluang pemalsuan vaksin.  Oleh sebab itu,  ke depan tentunya pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan subsidi terhadap harga vaksin kepada masyarakat yang lebih luas jika menginginkan program imunisasi dapat sukses di tingkat nasional terutama untuk melawan  penyakit penyakit yang banyak memakan korban jiwa.

Sumber: Satu, Dua, Tiga, Empat, lima, Enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun