"I have decided to visit Hiroshima with President Obama on the 27th of this month, after the Ise-Shima Summit. I welcome President Obama's visit to Hiroshima from the bottom of my heart." Shinzo Abe / Japanese Prime Minister
Tujuh puluh satu tahun bukanlah waktu yang sesaat, namun penantian panjang tersebut akan berakhir ketika hari jumat waktu setempat untuk pertama kalinya setelah bom atom Hiroshima dijatuhkan seorang presiden aktif Amerika berkunjung ke monumen peringatan jatuhnya bom atom di Jepang.
Sudah dapat dipastikan tidak akan ada pernyataan maaf dari prisiden Obama atas nama Amerika terhadap korban bom atom Hiroshima ini, namun kunjungan bersejarah ini paling tidak mencairkan tembok es tebal yang selama ini mengganjal bagi kedua negara.
Nenek Okura yang ketika itu masih berusia 12 tahun menceritakan saat keluar rumah dia melihat cahaya yang sangat terang dan mengira bahwa matahari jatuh ke bumi. Badannya yang kecil dan mungil terpental dan tertimbun reruntuhan bangunan.
Dia merasakan betapa sulitnya bernafas dan ketika dia sudah pasrah menyongsong kematian, ada seorang laki- laki yang menarik tangannya dari reruntuhan. Dia sempat melihat sekilas wajah penolongnya.
Ketika dia berpegangan erat dengan tangan orang tersebut kulit, tangan orang itu terlepas dan menempel di tangan gadis berusia 12 tahun tersebut. Namun laki-laki tersebut terus menariknya sehingga gadis itu sehingga dapat selamat. Gadis itu baru menyadari bahwa kulit kakinya pun terlepas akibat gelombang panas.
Ada perasaan sedih dan penyesalan yang sangat mendalam dalam wajah nenek Okura tersebut ketika dia tidak sempat mengucapkan kata terima kasih kepada penolongnya dan sampai saat ini dia tidak mengetahui apakah orang tersebut selamat dari dasyatnya ledakan bom tersebut.
“Aku melihat seorang anak laki laki yang berlari menggendong adiknya yang wajahnya meleleh akibat gelombang panas. Aku melihat juga bagaimana para korban yang kulitnya sudah meleleh tersebut langsung meninggal dunia ketika diberikan air minum”
Dua bom atom yang memakan korban besar inilah akhirnya membuat Kaisar Jepang Hirohito menyatakan menyerah 6 hari kemudian dan mengakhiri perang dunia kedua.
Sebuah Harapan
Terlepas apakah keputusan untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki ini tergolong dalam kategori kejahatan kemanusiaan, perang tetap saja seperti mata uang yang memiliki dua sisi pro dan kontra.
Kisah pilu korban perang baik yang ditimbulkan oleh pihak Jepang maupun oleh pihak sekutu memang tidak akan pernah luntur dari catatan noda sejarah kemanusiaan. Perang akan berakhir dengan kesedihan yang mendalam baik bagi pihak yang menang maupun pihak yang kalah.
Kunjungan Obama ke tempat peringatan jatuhnya bom Hiroshima paling tidak mengingatkan dunia bahwa penggunaan senjata pemusnah masal membawa korban yang besar. Walaupun sudah berlalu 71 tahun, luka yang terlanjur menganga itu memang tidak akan dapat pulih seperti semula, namun paling tidak ada rasa lega di hati dan sanubari kedua belah pihak untuk menatap hari esok yang lebih cerah.
Sumber : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, delapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H