Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tragedi Bom Hiroshima dan Sebuah Penantian Panjang

27 Mei 2016   04:57 Diperbarui: 27 Mei 2016   09:57 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ledakan bom Hiroshima. Photo: www.abc.net.a

"I have decided to visit Hiroshima with President Obama on the 27th of this month, after the Ise-Shima Summit. I welcome President Obama's visit to Hiroshima from the bottom of my heart." Shinzo Abe / Japanese Prime Minister

Tujuh puluh satu tahun bukanlah waktu yang sesaat, namun penantian panjang tersebut akan berakhir ketika hari jumat waktu setempat untuk pertama kalinya setelah bom atom Hiroshima dijatuhkan seorang presiden aktif Amerika berkunjung ke monumen peringatan jatuhnya bom atom di Jepang.

Sudah dapat dipastikan tidak akan ada pernyataan maaf dari prisiden Obama atas nama Amerika terhadap korban bom atom Hiroshima ini, namun kunjungan bersejarah ini paling tidak mencairkan tembok es tebal yang selama ini mengganjal bagi kedua negara.

Monumen perdamaian Hiroshima. Photo: Akoko Morita, www.edenwalkers.com
Monumen perdamaian Hiroshima. Photo: Akoko Morita, www.edenwalkers.com
Tragedi Kemanusiaan

Nenek Okura yang ketika itu masih berusia 12 tahun menceritakan saat  keluar rumah dia melihat cahaya yang sangat terang dan  mengira bahwa matahari jatuh ke bumi. Badannya yang kecil dan mungil terpental dan tertimbun reruntuhan bangunan. 

Dia merasakan betapa sulitnya bernafas dan ketika dia sudah pasrah menyongsong kematian,  ada seorang laki- laki yang menarik tangannya dari reruntuhan. Dia sempat melihat sekilas wajah penolongnya.

Ketika dia berpegangan erat dengan tangan orang tersebut kulit, tangan orang itu terlepas dan menempel di tangan gadis berusia 12 tahun tersebut. Namun laki-laki tersebut terus menariknya sehingga gadis itu sehingga  dapat selamat. Gadis itu baru menyadari bahwa kulit kakinya pun terlepas akibat gelombang panas.

Ada perasaan sedih dan penyesalan yang sangat mendalam dalam wajah nenek Okura tersebut ketika dia tidak sempat mengucapkan kata terima kasih kepada  penolongnya dan sampai saat ini dia tidak mengetahui apakah orang tersebut selamat dari dasyatnya ledakan bom tersebut.

“Aku melihat seorang anak laki laki yang berlari menggendong adiknya yang wajahnya meleleh akibat gelombang panas. Aku melihat juga bagaimana para korban yang kulitnya sudah meleleh tersebut langsung meninggal dunia ketika diberikan air minum”

Bom atom Horoshima. Photo: CNN.com
Bom atom Horoshima. Photo: CNN.com
ledakan bom Hiroshima. Photo: www.abc.net.a
ledakan bom Hiroshima. Photo: www.abc.net.a
Dampak ledakan. Photo: media4.s-nbcnews.com
Dampak ledakan. Photo: media4.s-nbcnews.com
Bom Hiroshima yang dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945 atas perintah presiden Harry Truman secara instan memusnahkan puluhan ribu orang dan juga memakan korban 140.000 pada akhir tahun tersebut.  Sedangkan bom Nagasaki yang dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 tersebut memakan  korban sebanyak 60.000 orang.

Dua bom atom yang memakan korban besar inilah akhirnya membuat Kaisar Jepang Hirohito menyatakan menyerah 6 hari kemudian dan mengakhiri perang dunia kedua.

Sebuah Harapan

Terlepas apakah keputusan untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki  ini tergolong dalam kategori  kejahatan kemanusiaan, perang tetap saja  seperti mata uang yang memiliki dua sisi pro dan kontra.

Kisah pilu korban perang baik yang ditimbulkan oleh pihak Jepang maupun oleh pihak sekutu memang tidak akan pernah luntur dari catatan noda sejarah kemanusiaan. Perang akan berakhir dengan kesedihan yang mendalam baik bagi pihak yang menang maupun pihak yang kalah.

Saksi bisu sejarah. Photo: garrulousgaijin.files.wordpress.com
Saksi bisu sejarah. Photo: garrulousgaijin.files.wordpress.com
Semoga tragedi kemanusiaan itu tidak terulang kembali. Photo: androniki.photoshelter.com
Semoga tragedi kemanusiaan itu tidak terulang kembali. Photo: androniki.photoshelter.com
Kini yang tersisa dari peristiwa ini hanyalah sisa reruntuhan bangunan, monumen peringatan dan kobaran api yang terus menyala di kota Hiroshima dan tentunya kepedihan yang sangat mendalam baik bagi korban yang masih hidup maupun keluarga korban yang ditinggalkan oleh orang yang dicintainya.

Kunjungan Obama ke tempat peringatan jatuhnya bom Hiroshima paling tidak mengingatkan dunia bahwa penggunaan senjata pemusnah masal membawa korban yang besar.  Walaupun sudah berlalu 71 tahun, luka yang terlanjur menganga itu memang tidak akan dapat pulih seperti semula, namun paling tidak ada rasa lega di hati dan sanubari  kedua belah pihak untuk menatap hari esok yang lebih cerah.

Biarlah kobaran api di monumen perdamaian Hiroshima itu terus mengobarkan semangat perdamian dunia. Photo: Eugene Hoshiko/AP
Biarlah kobaran api di monumen perdamaian Hiroshima itu terus mengobarkan semangat perdamian dunia. Photo: Eugene Hoshiko/AP
Kobaran api yang ada  di monumen Hiroshima akan terus mengingatkan kita semua akan betapa menyeramkannya dampak suatu permusuhan dan perang  serta  juga sekaligus  harapan  terus terbakarnya  semangat perdamaian  dunia. Semoga tragedi kemanusiaan ini tidak pernah terjadi lagi dimuka bumi ini.

Sumber : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, delapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun