Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penduduk Asli Dunia yang Kian Termajinalkan

10 Mei 2016   10:40 Diperbarui: 10 Mei 2016   10:51 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penduduk asli dunia makin terpinggirkan. Photo: news.nationalgeographic.com 

Ada hal yang sangat menarik sekaligus  memprihatinkan jika kita membaca laporan yang ditulis oleh Ian Anderson dkk yang baru saja diterbitkan di The Lancet dengan judul Indigenous and tribal peoples' health (The Lancet–Lowitja Institute Global Collaboration): a population study

Laporan ini menyoroti nasib penduduk asli dunia yang berjumlah 153 juta orang yang terdiri dari 28 kelompok penduduk asli (indigenous) dari 23 negara termasuk dari Australia dan kanada.  Jumlah yang diamati ini meliputi lebih dari 50% dari jumlah penduduk dunia.

asli1-png-5731561a0323bd0a05ca2181.png
asli1-png-5731561a0323bd0a05ca2181.png
Peta penduduk asli dunia. Sumber: .wikimedia.org

Ada tiga temuan utama dari laporan ini, yaitu:

  1. Penduduk asli berjuang keras dan sering termajinalkan untuk mengakses kesehatan dan pendidikan,
  2. Penduduk asli memiliki harapan hidup yang lebih rendah dan juga kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih kecil
  3. Diperlukan dukungan khusus untuk penduduk asli ini agar dapat mencapai Sustainable Development Goals

Hal yang sangat memprihatinkan adalah penduduk asli dunia saat ini sedang menghadapi masalah sangat serius dalam hal harapan hidup, kesempatan mendapat pendidikan, peningkatan malnutrisi pada anak dan bayi, serta kematian ibu terkait melahirkan.

Tidak hanya sampai disitu saja, hasil studi ini juga menunjukkan bahwa penduduk asli di berbagai negara memiliki pendapatan yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk non asli pada negara yang sama akibat dari rendahnya pendidikan dan buruknya kualitas kesehatan.

Beberapa kasus yang menyolok terkait dengan termajinalkannya penduduk asli ini adalah :

  • Di India dimana sebanyak 8% dari total penduduknya adalah penduduk asli, lebih dari 50% dari anak-anak dari kelompok pendudk asli  mengalami malnutrisi, sedangkan kasus serupa yang terjadi pada anan anak non penduduk asli lebih kecil dari 40%
  • Di Kolumbia sebanyak hampir 240 wanita dari 100 ribu penduduk wanita asli meninggal saat melahirkan anak, sementara itu sebagai perbandingan hanya ada sebanyak 66 dari 100 ribu wanita non penduduk asli

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah kenapa hal ini terjadi?  Salah satu penyebabnya adalah kurangnya tenaga professional dan relawan yang memiliki pengetahuan cukup terkait penduduk asli dan juga tidak dapat berbicara dalam bahasa mereka di berbagai pusat kesahatan.

asli4-57315a32549773ec0672cd9f.jpg
asli4-57315a32549773ec0672cd9f.jpg
Penduduk asli Australia juga terpinggirkan. Photo:www.shm.com

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan suatu negara ternyata tidak mempengaruhi kondisi ini.  Artinya baik di negara kaya  maupun negara miskin, penduduk asli tetap saja termajinalkan.

asli2-5731557e0323bdd104ca2182.jpg
asli2-5731557e0323bdd104ca2182.jpg
Salah satu penduduk asli Indonesia. Photo: Yusuf Ahmad/ Reuters

Menurut Aliansi masyaralat Adat Nusantara dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa terdapat sebanyak 1.128 kelompok etnis dengan jumlah penduduk asli mencapai 50-70 juta orang.  Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penduduk asli asli Indonesia khususnya yang tinggal di tempat terpencil mengalami kesulitan mengakses pendidikan dan kesehatan jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia lainnya.

asli3-573157a183afbd880fb9dabc.jpg
asli3-573157a183afbd880fb9dabc.jpg
PBB sudah mengeluarkan deklarasi terkait hak penduduk asli. Sumber: intercontinentalcry.org

Terkait dengan hasil temuan ini baik PBB maupun negara secara individu disarankan untuk  mencanangkan target-target khusus dalam bidang kesehatan dan pendidikan untuk masyrakat asli agar Sustainable Development Goals program untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim dunia dan juga menghapus ketimpangan ini dapat dicapai pada tahun 2030.

Sumber :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun