Bungker benih dunia Svalbard yang terletak di kutub utara. Photo: AP
Pembangunan doomsday seed vault di Svalbard Norwegia pada tahun 2008 sebagai tempat pesediaan benih dunia yang sangat menentukan kelangsungan hidup manusia jika terjadi bencana besar yang mengancam keberlangsungan hidup manusia merupakan ide mulia yang terbukti sangat berguna di saat saat negara berada dalam keadaan krisis pangan.
Kita mengetahui bahwa dampak perang saudara di Syria kini sudah berubah menjadi krisis kemanusiaan termasuk di dalamnya bencana kelaparan. Ternyata melalui ICARDA (International Center for Agricultural Research in Dry Areas) telah menyimpan berbagai benih yang dapat bertahan di wilayah kering di Bank Benih Svalbard Global Seed Vault ini yang dibangun di pegunungan di wilayah Artik.
Untuk pertama kalinya sejak dibangun, bungker benih ini dibuka untuk untuk diambil kembali koleksi benihnya guna menangani krisis pangan di Syria. Permintaan pengambilan sebagian dari stok benih ini datang dari ICARDA yang bermarkas di Beirut, Lebanon (catatan sebelum perang ICARDA bermarkas di Syria).
Terkait dengan krisis pangan di Syria ini ICARDA meminta kembali stok benih yang disimpannya sebanyak 130 boks dari 325 boks yang disimpannya di bungker ini untuk diperbanyak dan ditanam kembali. Stok benih yang diminta untuk dikeluarkan dari bungker ini adalah benih barley dan gandum yang dapat tumbuh di wilayah sangat kering yang sangat vital untuk mengatasi bencana kelaparan di di Syria.
Bungker Benih Dunia
Bungker benih dunia yang di bangun di wilayah Svalbard, Pegunungan di Artik sekitar 1300 Km dari kutub utara ini sangat vital bagi keamanan pangan dunia karena saat ini memiliki jenis benih pangan sebanyak 860.000 macam yang sangat khas dari berbagai negara di dunia sebagai cadangan benih jika terjadi bencana besar yang mengancam manusia.
Bank benih ini berfungsi sebagai sumberdaya benih terakhir jika bank benih lainnya yang ada di dunia sudah kehabisan koleksi vaietas benihnya. Di dunia saat ini tercatat sebanyak 1750 bank benih yang memiliki berbagai koleksi benih dunia.
Benih yang memiliki keistimewaannya masing-masing ini datang dari berbagai negara di dunia termasuk misalnya dari Korea Utara. Secara umum benih yang datang ditentukan terlebih dulu apakah merupakan benih yang jarang dan pantas untuk disimpan di bungker ini.
Selanjutnya benih dibersihkan dan dikeringkan sampai kadar airnya hanya sekitar 5% untuk selanjutnya disimpan dalam kemasan kedap udara pada suhu 5 derajat celcius selanjutnya benih ini dipindahkan ke bungker utama yang disusun berdasarkan urutan katalog benihnya pada suhu minus 18 derajat celcius. Dengan cara seperti ini benih dapat memperpanjang umur simpan benih sampai 200 tahun. Benih yang disimpan di bungker ini antara lain wheat, barley, kentang dan hampir sebanyak 150.000 varietas  padi.
Dalam hal penyimpanan ini ada hal yang sangat unik, ternyata benih dari Korea Selatan dan Korea Utara disimpan saling berdampingan di rak penyimpanan benih. Benih benih ini akan tersimpan dengan kedinginan alami wilayah artik walaupun misalnya terjadi kegagalan suplai listrik dunia akibat pemanasan global
Biaya yang dihabiskan untuk membangun bungker benih yang lokasinya terletak 20 meter masuk ke dalam batu ini mencapai US$ 9 juta dengan biaya pemeliharaan $500 - $800 juta untuk dapat menyelamatkan varietas benih pangan dunia. Bungker ini memiliki kapasitas simpan maksimal 4,5 juta macam benih yang kepemilikannya tetap ada pada pihak yang menyimpannya.
Indonesia Sudah Seharusnya Berpartisipasi
Indonesia yang wilayahnya rawan bencana karena masuk dalam wilayah ring of fire sudah seharusnya meningkatkan partisipasinya menyimpan koleksi benih benih vitalnya di bungker ini untuk mengantisipasi situasi terburuk. Saat ini memang beberapa vairetas padi Indonesia sudah disimpan di bungker ini. Di samping itu sebagai negara yang memiliki julukan mega diversitas, Indonesia banyak memiliki benih pangan lainnya yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Indonesia memang memiliki banyak balai benih, namun ketidakpastian kapan terjadinya bencana mengharuskan Indonesia menyimpan persediaan benihnya di samping padi tidak hanya di Indonesia saja, namun juga di luar Indonesia untuk mengantisipasi jika terjadi bencana besar yang dapat saja mengakibatkan hilangnya koleksi benih pangan tak ternilai ini dari permukaan bumi.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H