Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sensitifnya Isu Dugaan Mega Korupsi Perdana Menteri Malaysia

28 Maret 2016   10:23 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:36 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Isu dugaan mega korupsi yang melibatkan PM Najib Razak kini  kian memanas. | Photo: si.wsj.net"][/caption]

Cerita ini bermula ketika 2 wartawan ABC Australia untuk program Four Corners yaitu Linton Besser dan Louie Eroglu ditangkap pihak keamanan Malaysia segera ketika mereka melontarkan pertanyaan di jalan kepada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terkait dugaan skandal korupsi yang melibatkannya.

Four Corners merupakan program yang sangat popular di Australia yang beritanya merupakan berita terkini yang terjadi seluruh dunia yang beritanya dibuat berdasarkan hasil invenstigasi di lapang.

Peristiwa itu terjadi di Kuching Serawak beberapa hari yang lalu ketika PM Najib Razak melakukan kunjungan kerjanya.  Tampak sekali ketidak senangan PM Razak terkait pertanyaan yang dilontarkan jurnalis ini.  Walaupun tampak tersenyum, namun tersirat   kemarahan di raut wajahnya dan tanpa menghiraukan pertanyaan PM Razak terus berjalan menuju tempat acara.

[caption caption="Linton Besser, salah satu wartawan Four Corner ketika ditangkap oleh pihak berwenang Malaysia. Photo: cdn.newsapi.com.au"]

[/caption]

Setelah Peristiwa itu langsung pihak keamanan Malaysia menahan dan memproses kedua jurnalis ini atas tuduhan menghalangi pejabat negara melakukan tugasnya.  Walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka akhirnya  dibebaskan dan diminta untuk  tidak meninggalkan Malaysia sampai proses investigasi selesai.  

Walaupun Wakil Perdana menteri  Ahmad Zahid Hamidi menyatakan bahwa Malaysia tidak melakukan pembatasan  kebebasan press, namun  tetap saja  peristiwa  ini  menjadi perhatian dunia karena sensitifitas isu dugaan mega korupsi yang merundung PM Najib beserta kroninya

Dugaan korupsi

PM Najib saat ini berada dalam  bara api tuduhan mega korupsi setelah penyelidikan internasional menunjukkan adanya korupsi sebesar $1,4 Milyar yang masuk ke dalam rekening pribadinya.

Ada beberapa temuan yang menarik dari hasil investigasi tim Four Corners ini, yaitu terkait dengan fakta yang menunjukkan bahwa mantan Jaksa Agung yang telah dipecat sudah merencanakan akan menjerat PM Razak atas tuduhan korupsi, namun sebelum hal ini terjadi, PM Razak mengganti Jaksa Agung dengan orang yang disinyalir sebagai pendukungnya.

Dari hasil investigasi ternyata mantan Jaksa Agung Abdul Gani Patail telah menginformasikan kepada salah seorang pejabat senior pada tanggal 23 Juli 2015 terkait dengan rencananya yang akan mengkronfrontasi dugaan korupsi yang dilakukan oleh PM Razak pada sidang kabinet yang direncanakan  dilakukan pada tanggal 29 juli 2015 lalu.  Namun ternyata rencana ini bocor sehingga baik Abdul Gani Patail dan juga Wakil PM Muhyiddin Yassin dipecat oleh PM Razak.

Pada bulan Juli tahun lalu draft tuduhan korupsi PM Razak bocor ke media yang menyebutkan bahwa PM Razak terlibat korupsi sebesar $9,6 juta

Disamping itu tim investigasi Four Corners juga menemukan bukti rinci terkait dana ratusan juta dollar masuk ke dalam rekening pribadi PM Razak. Pada kurun waktu 2011-2014 terlihat bukti lalu lintas aliran uang baik dari individu maupun perusahaan di Malaysia dan juga dari luar Malaysia baik melalui transfer kawat maupun dalam bentuk tunai.

Data juga menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ternyata bank  membuka 3 rekening baru atas nama PM Razak disamping  rekening lain yang menampung uang sumbangan seorang pangeran Saudi sebesar $ 94 juta pada bulan Juni 2014 lalu.

[caption caption="Media Internasional ramai memberitakan kasus mega korupsi 1MBD. | Photo: images.says.com"]

[/caption]Saat ini paling tidak ada 4 tim penyelidik internasional atas terjadinya kebocoran dana kesejahteraan nasional Malaysia yang besarnya milyaran dollar yang dikemas dalam program 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).  Di dalam proyek nasional 1MDB ini PM Razak duduk sebagai ketua.

Pihak kejaksaan Agung Swiss telah mengungkapkan bahwa terjadi kebocoran dana terkait dengan penyalahgunaan penggunaannya yang besarnya mencapai $4 milyar.

Hal yang sama juga ditemukan oleh pihak kejaksaan Agung  Switzerland (OAG) terkait dengan penyalah gunaan dana ini yang dilakukan oleh perusahaan milik negara Malaysia.  Hasil investigasi juga menunjukkan bahwa Peristiwa ini terjadi pada tahun 2009-2013 namun terus ditutupi oleh permintahan PM Razak.

[caption caption="1MBD kini ada dipusaran kasus mega korupsi Malaysia. | Photo: www.channelnewsasia.com"]

[/caption]

[caption caption="PM Razak tersandung kasus lenyapnya milyaran dollar dari 1MDB yang dipimpinnya. | Photo: lh3.ggpht.com"]

[/caption]Hal yang paling menghebohkan adalah adanya dana sebesar $680 juta yang diakui sebagai sumbangan dari Timur Tengah yang masuk kedalam slah satu rekening pribadi PM Razak.  Terkait dengan hebohnya dana ini Jaksa Agung Malaysia yang baru menyatakan bahwa dana sebesar $620 juta ini merupakan sumbangan dari keluarga kerajaan Saudi.  Namun yang paling mengherankan adalah ternyata rekening ini ditutup sejak terjadi kehebohan ini.

Jaksa Agung yang baru Mohamed Apandi Ali menyatakan bahwa tidak ada korupsi yang melibatkan PM Razak dan semua sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang berkalu dan sekaligus Jaksa Agung menutup  kasus penyelidikan dugaan korupsi yang melibatkan PM Razak ini.

Reaksi Pemerintah

Mantan PM Malaysia  Mahathir Mohamad kini berada dalam barisan terdepan untuk mengungkap korupsi ini.  Mahathir beranggapan bahwa sangat tidak pantas jika uang sebanyak itu berada dalam rekening pribadi PM Razak dan kesemuanya ini harus dijelaskan secara transparan oleh PM Razak.  Besarnya jumlah uang yang ada di rekening pribadi ini menjunjukkan bahwa  telah terjadi aktivitas yang besar yang sampai saat ini menjadi tanda tanya rakyat Malaysia.

[caption caption="Mantan PM Mahathir menyerukan transparansi asal usul dana yang ada di rekening pribadi PM Razak. | Photo:www.financetwitter.com "]

[/caption]

Kelompok hak asasi manusia dan juga pengamat politik di Malaysia  menyatakan bahwa pemerintah saat ini tampaknya berusaha membungkam suara sumbang yang anti pemerintah.  Surat kabar dan stasiun televisi tidak ada yang berani memberitakan dugaan korupsi ini. Tahun lalu seorang reporter TV Al-Jazeera dilaporkan telah dideportasi oleh pemerintah Malaysia.

Dua minggu yang lalu Malaysian Insider yang merupakan portal online yang sangat kritis terhadap pemerintah tiba tiba saja mengumumkan bahwa portalnya ditutup.  Berdasarkan informasi dari laporan Serawak Online yang berbasis di London, ditutupnya portal ini disebabkan karena adanya ancaman dan intimidasi akibat pemberitaan kontroversi korupsi yang sedang melanda Malaysia.

[caption caption="Salah Satu Suara anti PM Najib Razak. | Ilustrasi : fabm.files.wordpress.com"]

[/caption]

[caption caption="Salah satu suara terkait mega korupsi 1MBD. | Ilustrasi: raiseyourvoice1957.files.wordpress.com"]

[/caption]

Tidak pelak lagi hasil investigasi Jaksa Agung yang menyatakan PM Razak bebas korupsi, pemecatan Wakil Perdana Manteri dan Juga Jaksa Agung yang diduga akan membongkar skandal korupsi ini serta lenyap nya uang milayan dollar dari program 1 MBD ini tidak akan serta merta  meredakan hebohnya dugaan kasus korupsi yang diduga melibatkan PM Razak ini. 

Namun bukan tidak mungkin justru sebaliknya bara api yang tadinya hanya berada di bawah permukaan ini  akan menjelma  menjadi api besar yang akan menguji transparansi pemerintah,  demokrasi dan kebebasan berpendapat di Malaysisa

Rujukan utama:Four Corners ABC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun