[caption caption="Seorang perempuan berdoa dan menaruh bunga di pantai untuk mengenang korban gempa dan tsunami Fukushima. | Photo: AFP: TORU YAMANAKA"][/caption]Lima tahun lalu tepatnya tanggal 11 maret 2011 Â hari Jumat pukul 2.46 sore waktu setempat wilayah timur laut Jepang dilanda gempa dasyat dengan kekuatan 9 SR. Pusat gempa saat itu berada di daerah laut 75 km sebelah timur Tohoku dengan kedalaman 24 km di bawah permukaan. Gempa dasyat tersebut berlangsung selama 6 menit.
[caption caption="Pusat gempa Fukushima. | Sumber: USGS"]
[caption caption="Gempa Fukushima menyebabkan celah di dasar laut pantai Jepang. | Photo : Norio Miyamoto, JAMSTEC"]
[caption caption="Jejak perjalanan tsunami akibat gempa Fukushima. | Sumber:NOAA/NWS"]
Pengaruh gempa dasyat ini dirasakan juga oleh negara-negara lain sampai dengan cakupan mulai dari pantai Norwegia sapai antartika, sedangkan tsunami yang dihasilkan membawa sampah sampai ke pantai Amerika Utara 2 tahun setelah kejadian. Diperkirakan gempa dasyat dan tsunami ini membuat sebanyak 5 juta ton sampah masuk ke laut. Bahkan pecahan kapal Ryou-Un Maru yang berasal dari Hokaido pada tahun 2012 ditemukan di Alaska.
[caption caption="Wilayah Sukuiso seminggu setelah dilanda tsunami. | Photo : Dylan McCord. U.S. Navy"]
Disamping dampak gempa dan tsunami yang sangat dasyat ini bencana alam lanjutan yang menlanda wilayah ini adalah kebocoran nuklir dari pembangkit tenaga listrik nuklir Fukushima Daiichi. Sampai saat ini pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi masih menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Setiap harinya sekitar 300 ton dari air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor ini terus merembes ke laut pasifik.
[caption caption="Gempa Fukushima menyebabkan kebocoran radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. | Photo: news-images.vice.com"]
Kebocoran nuklir dari pembangkit tenaga nuklir Fukushima ini diakibatkan karena melelehnya 7 pembangkit nuklirnya akibat kehilangan tenaga pendingin yang menjadikan tragedi kebocoran radiasi nuklir ini merupakan yang terbesar kedua setelah peristiwa Chernobyl di Rusia. Tidak pelak lagi pembangkit listrik tenaga nuklir yang selama ini menjadi andalan sumber energi Jepang dievaluasi total standard keamanannya.
Secara keseluruhan pemerintah Jepang menyatakan bahwa kerugian material yang ditimbulkan oleh gempa dan tsunami Fukushima ini mencapai $300 Milyar.
Jika dibandingkan dengan gempa bumi dan tsunami yang melanda aAceh pada tahun 2004 yang berkeuatan 9,1 SR yang memakan korban 230 ribu orang, jumlah korban yang meninggal pada gempa dan tsunami Fukhusima 10 kali lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena adanya sistem peringatan dini, kesiapan orang dan kualitas bangunan serta tanggul-tanggul disepanjang pantai yang dibangun untuk mengantisipasi gemba dan tsunami oleh pemerintah Jepang.
Sistem peringatan dini yang dibangun oleh pemerintah Jepang memang sangat membantu warga dalam menyelamatkan diri jika terjadi gempa besar. Ketika peristiwa gempa Fukushima terjadi penduduk Tokyo misalnya mendapat peringatan terkait gempa dan kemungkian tsunami melalui handphone.
Menatap ke depan
Kepedihan akibat kehilangan keluarga dan kerabat masih tampak jelas pada keluaraga yang ditinggalkan saat peringatan gempa hari jumat lalu waktu Jepang. Tetes air mata masih deras mengalir dan kabut kepedihan terus meliputi wajah mereka.
Seorang pria yang diwawancarai oleh TV NHK menyatakan penyesalannya karena sebagai kepala keluarga seharusnya dia dapat melindungi ayah, ibu istri dan anak-anaknya tercintanya, namun saati ini dia kehilangan semuanya tanpa mampu berbuat apa-apa mencegahnya. Kepedihan itu tampak sekali tergores di raut wajahnya.
[caption caption="Mengenang dan menatap ke depan itulah prinsip orang Jepang dalam menyikapi bencana gempa dan tsunami Fukushima. |Photo: AFP/Jiji Press"]
Pemerintah Jepang memang telah berusaha bangkit membangun wilayah yang terkena gempa dan tsunami serta menggulangi dampak radiasi. Dengan kejadian gempa Fukushima, keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak saja menjadi perhatian pemerintah Jepang saja namun telah mengubah standard keamanan sistem pembangkit tenaga listrik dunia.
Rujukan : Satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H