Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenang 5 Tahun Gempa Bumi dan Tsunami Fukushima

12 Maret 2016   04:34 Diperbarui: 12 Maret 2016   09:07 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem peringatan dini yang dibangun oleh pemerintah Jepang memang sangat membantu warga dalam menyelamatkan diri jika terjadi gempa besar. Ketika peristiwa gempa Fukushima terjadi penduduk Tokyo misalnya mendapat peringatan terkait gempa dan kemungkian tsunami melalui handphone.

Menatap ke depan

Kepedihan akibat kehilangan keluarga dan kerabat masih tampak jelas pada keluaraga yang ditinggalkan saat peringatan gempa hari jumat lalu waktu Jepang. Tetes air mata masih deras mengalir dan kabut kepedihan terus meliputi wajah mereka.

Seorang pria yang diwawancarai oleh TV NHK menyatakan penyesalannya karena sebagai kepala keluarga seharusnya dia dapat melindungi ayah, ibu istri dan anak-anaknya tercintanya, namun saati ini dia kehilangan semuanya tanpa mampu berbuat apa-apa mencegahnya. Kepedihan itu tampak sekali tergores di raut wajahnya.

[caption caption="Mengenang dan menatap ke depan itulah prinsip orang Jepang dalam menyikapi bencana gempa dan tsunami Fukushima. |Photo: AFP/Jiji Press"]

[/caption]Gempa dan tsunami itu demikian dasyat akibatnya. Sampai saat ini masih banyak orang yang mengais bekas reruntuhan rumahnya untuk mencari benda-benda kenangan dari anak dan istri yang dicintainya sambil terus berharap mendapat kabar dari orang yang hilang.
Pemerintah Jepang memang telah berusaha bangkit membangun wilayah yang terkena gempa dan tsunami serta menggulangi dampak radiasi. Dengan kejadian gempa Fukushima, keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak saja menjadi perhatian pemerintah Jepang saja namun telah mengubah standard keamanan sistem pembangkit tenaga listrik dunia.

Rujukan : Satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun