Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Comfort Women : Sisi Gelap Sejarah Jepang

30 Desember 2015   06:18 Diperbarui: 30 Desember 2015   14:23 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun tampaknya kontroversi ini akan segera berakhir dengan dicapainya kesepakatan kedua negara terkait “comfort women” ini. Sebagai bagian dari kesepakatan ini disamping permintaan maaf secara resmi kepada Korea Selatan yang disampaikan oleh Perdana menteri Jepang Shinzo Abe juga disepakati bahwa pemerintah Jepang akan membayar US$8 juta untuk mendirikan yayasan untuk menanggulangi dampak psikologis bagi korban dan juga keluarga korban.

 

Patung gadis kecil di depan kedutaan Jepang di Seoul sebagai simbol dari Comfort Women yang dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Sumber

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Jepang juga menginginkan agar patung gadis kecil yang berada di depan kedutaan Jepang di Seoul sebagai symbol dari kejahatan kemanusian terkiat “comfort women” ini disingkirkan. Secara khusus Shinzo Abe meminta maaaf kepada korban dan keluarganya akibat dari tindakan Jepang yang menyebabkan para “comfort women” ini mengalami trauma, kepedihan dan kekerasan sexual yang luka tersebut sangat sulit diobati.

Sisi gelap “comfort women”

Bagi Jepang kesepakatan yang telah diraih dengan Korea Selatan dan juga Cina sekaligus merupakan pengakuan resmi pemerintah Jepang atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi selama perang Dunia Kedua.

Walaupun bagi sebagian orang Jepang mereka cenderung tidak ingin mengungkit aib masal lalu Jepang, namun pengakuan ini sekaligus memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dengan Korea Selatan dan Cina yang selama ini terkendala dengan berbagai peristiwa terkait dengan Perang Dunia II dimana Jepang terlibat di dalamnya.

Secara terang-terangan Presiden Korea Selatan menyatakan bahwa kasus “comfort women” merupakan kendata terbesar dalam pemulihan hubungan diplomatik secara penuh anatara negaranya dengan Jepang. Bahkan juru bicara pemerintah Cina Lu Kang menyatakan bahwa “comfort women” merupakan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

 

Para "comfort women" dari korea yang kini sudah memasuki usia senja masih merasakan kepedihan mendalam. Sumber

“Comfort women” memang memang sangat menyakitkan dan meninggalkan luka yang sangat dalam. Kepada CNN Kim Bok-dong yang saat itu berumur 14 tahun menceritakan bahwa pada saat tentara Jepang masuk ke desanya dia harus meninggalkan rumah dan keluarganya untuk diperkerjakan pada pabrik garmen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun