Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Siapkah Indonesia Hadapi Penurunan Produksi Beras Akibat El Nino?

4 November 2015   06:15 Diperbarui: 4 November 2015   13:42 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

El Nino diprediksi akan menyebabkan kekeringan di wilayah Asia. Photo: http://www.phnompenhpost.com

Laporan Oxfam mengindikasikan bahwa kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino yang melanda dunia saat ini akan berdampak buruk pada produksi beras di kawasan Asia dan mengancam ketahanan pangan di wilayah ini.

Melihat perkembangan fenomena El Nino di pertengahan musim monsoon, diprediksi akibatnya akan lebih buruk jika dibandingkan kekeringan yang melanda dunia pada tahun 1997-1998. Diperkirakan pengaruh El Nino ini akan berlanjut pada tahun 2016. Sebagai contoh di wilayah Asia selatan umumnya curah hujan menurun sebanyak 23 % dan di beberapa wilayah bahkan El Nino menyebabkan penurunan curah hujan sampai 90%.

 

El Nino memperangaruhi produksi jagung, kedele, beras dan gandum dunia. Sumber: http://www.nature.com

Fenomena El Nino dimana terjadi pemanasan di laut pasifik diprediksi mencapai puncaknya tahun ini dan menyebabkan pola cuaca yang tidak beraturan di berbagai belahan dunia dan secara spesifik  akan menurunkan curah hujan yang signifikan diwilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.

 

Produksi beras dunia yang diperkirakan menurun pada tahun 2015-2016 ini. Perhatikan kurva penggunaan beras melebihi produksi beras dunia di tahun 2015-2016. Sumber: FAO

FAO memprediksikan bahwa El Nino ini akan berdampak pada produksi beras di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Anomali iklim ini diperkirakan akan menurunkan produksi beras sebanyak 6,5 juta ton pada bulan Juli lalu dari total produksi beras dunia sebesar 742,6 juta ton. Jika kekeringan ini terus berlanjut maka diperkirakan produksi beras dunia akan semakin menurun.

Bagaimana dengan Indonesia?

Anomali iklim El Nino yang menyebabkan kekeringan juga menimpa Indonesia. Dampak dari kekeringan ini sudah mulai dirasakan seperti misalnya tidak terkendalinya kebakaran hutan dan kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia yang mempengaruhi produksi beras. 

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang makanan pokoknya sangat tergantung pada beras, sehingga tentunya kekeringan ini sudah dapat dipastikan akan menurunkan produksi beras dan stok beras nasional.

Indonesia mau tidak mau harus dapat bersiap diri untuk menghadapi fenomena global ini. Kekeringan ini tentunya akan menurunkan produksi padi dan beras nasional sekaligus akan menggerus stok beras nasional untuk menjaga ketahanan pangan.

 

Negara pengekspor beras utama dunia. Sumber: FAO

Stok beras negara pengekspor beras menurun tajam tahun 2015-2016. Penurunan stok beras untuk ekspor menyebabkan negara pengekspor beras akan menahan stok berasnya. Sumber: FAO

Hal lain yang perlu diingat adalah fenomena El Nino ini merupakan fenomena global yang juga melanda negera-negara penghasil beras lainnya. Jadi negara pengekspor beras juga akan berpikiran dan memiliki strategi yang sama yaitu mengamankan stok beras nasionalnya.

 

Produksi, impor dan konsumsi beras Indonesia kurun waktu 2004-2015.  Perhatikan gap antara komsumsi dan produksi beras (termasuk impor).  Sumber: http://blog.calasia.org

Jadi dalam kasus ini walaupun Indonesia memiliki uang untuk mengimpor beras, belum tentu negara mitra Indonesia yang selama ini menjadi pemasok beras Indonesia mau menjual stok berasnya. Skenario optimisnya adalah negera tersebut akan mengurangi jatah ekspor berasnya untuk kebutuhan dalam negeri, tapi masih mau membuka kran ekspor berasnya ke Indonesia. Hal ini berarti Indonesia akan kesulitan untuk mendapatkan beras impor karena adanya pembatasan ini.

 

Presiden meninjau stok beras bulan Oktober lalu. Stok beras nasional bagian dari ketahanan pangan. Photo: https://assets.kompas.com

Beras bagi Indonesia bukan hanya sekedar bahan pangan melainkan sudah berubah menjadi bahan pangan sekaligus komoditi politis, karena hampir sebagian besar orang Indonesia bahan makanan pokoknya adalah beras. Catatan sejarah juga menunjukkan bahwa kekurangan beras nasional akan berubah menjadi kehebohan politik, karena pastilah banyak pihak yang berkepentingan secara politis akan menyudutkan pemerintah dengan dalih membela rakyat banyak.

Mudah-mudahan para pemegang amanah dapat berpikir keras untuk membuat perencanaan darurat dalam mengantisipasi dampak kekeringan ekstim yang sedang ada akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan sampai dengan triwulan tahun 2016.

Sumber utama : FAO, http://www.scidev.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun