Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembelajaran dari Diakhirinya “One Child Policy” Cina

30 Oktober 2015   05:07 Diperbarui: 30 Oktober 2015   11:14 2603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak diterapkannya kebijakan tersebut Cina memang berhasil mencegah kelahiran sebanyak 400 juta, namun yang cukup mengkhawatirkan adalah struktur demografi Cina yang semakin didominasi oleh kelompok usia tua. Kondisi ini dalam demografi disebut sebagai "ageing population". Kondisi seperti inilah yang membuat khawatir para pakar demografi dan sosiologi Cina karena akan berdampak pada masalah sosial dan penurunan angkatan kerja yang tidak dapat menopang laju perkembangan ekonomi Cina saat mendatang.

Pengenduran kebijakan demografi ini dimaksudkan untuk memperbaiki keseimbangan perkembangan penduduk Cina. Saat ini sebanyak 30% dari polulasi Cina sebesar 1,36 milyar adalah penduduk yang berumur lebih dari 50 tahun.

Prediksi penduduk dunia sampai tahun 2100 dimana Cina dan India akan menjadi dua negara yang jumlah penduduknya domina dan juga prediksi meledaknya populasi di benua Afrika teritama Nigeria. Sumber: PBB, BBC


Kebijakan yang diterapkan Cina selama 35 tahun ini kini telah menjadi bom waktu karena mengakibatkan populasi Cina yang semakin menua dan menurunnya angkatan kerja. PBB memperdiksikan pada tahun 2050 penduduk Cina yang berumur 60 tahun ke atas akan mencapai 440 juta orang, sedangkan angkatan kerja yang berusia 15-59 tahun menurun sebanyak 3,71 juta setiap tahunnya dan tren penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Struktur penduduk Cina tahun 2025 dimana Cina akan mengalami ageing population dan  Gender imbalance Sumber: http://www.zerohedge.com

Kebijakan pengenduran kelahiran yang akan diterapkan oleh Cina ini dianggap terlambat dan tidak dapat memperbaki struktur demografi dalam waktu cepat. Sebagai contoh dari 30 ribu keluarga di Beijing hanya 6,7% saja yang memenuhi kriteria untuk memiliki anak kedua. Namun pemerintah kota Beijing menyebutkan bahwa melalui kebijakan ini akan ada tambahan kelahiran sebanyak 54.200 anak setiap tahunnya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Kebijakan demografi adalah kebijakan jangka panjang. Oleh sebab itu perlu pemikiran yang matang dalam menerapkan kebikan karena dampaknya baru kelihatan dalam 20-30 tahun mendatang.

Pergeseran populasi dunia sampai tahun 2050. Perhatikan posisi Indonesia yang meningkat dari tahun 1953 sampai tahun 2013 dan menurun lagi pada tahun 2050. Akan terjadi ledakan penduduk di Afrika tahun 2050, terutama di Nigeria dan Ethiopia. Sumber: http://cdn.static-economist.com

Indonesia di bawah pemerintahan Soeharto pernah sukses dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia dengan menerapkan program keluarga berencana dengan semboyan “Cukup Dua Anak Saja”. Kebijakan ini dinilai cukup berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dan berdampak pada bonus demografi dimana penduduk usia produktif Indonesia dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang yang merupakan salah satu bonus demografi  yang terbaik di dunia.

Program keluarga berencana pernah diterapkan dan berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Ilustrasi : http://cdn-2.tstatic.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun