Sejak diterapkannya kebijakan tersebut Cina memang berhasil mencegah kelahiran sebanyak 400 juta, namun yang cukup mengkhawatirkan adalah struktur demografi Cina yang semakin didominasi oleh kelompok usia tua. Kondisi ini dalam demografi disebut sebagai "ageing population". Kondisi seperti inilah yang membuat khawatir para pakar demografi dan sosiologi Cina karena akan berdampak pada masalah sosial dan penurunan angkatan kerja yang tidak dapat menopang laju perkembangan ekonomi Cina saat mendatang.
Pengenduran kebijakan demografi ini dimaksudkan untuk memperbaiki keseimbangan perkembangan penduduk Cina. Saat ini sebanyak 30% dari polulasi Cina sebesar 1,36 milyar adalah penduduk yang berumur lebih dari 50 tahun.
Kebijakan yang diterapkan Cina selama 35 tahun ini kini telah menjadi bom waktu karena mengakibatkan populasi Cina yang semakin menua dan menurunnya angkatan kerja. PBB memperdiksikan pada tahun 2050 penduduk Cina yang berumur 60 tahun ke atas akan mencapai 440 juta orang, sedangkan angkatan kerja yang berusia 15-59 tahun menurun sebanyak 3,71 juta setiap tahunnya dan tren penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Kebijakan pengenduran kelahiran yang akan diterapkan oleh Cina ini dianggap terlambat dan tidak dapat memperbaki struktur demografi dalam waktu cepat. Sebagai contoh dari 30 ribu keluarga di Beijing hanya 6,7% saja yang memenuhi kriteria untuk memiliki anak kedua. Namun pemerintah kota Beijing menyebutkan bahwa melalui kebijakan ini akan ada tambahan kelahiran sebanyak 54.200 anak setiap tahunnya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kebijakan demografi adalah kebijakan jangka panjang. Oleh sebab itu perlu pemikiran yang matang dalam menerapkan kebikan karena dampaknya baru kelihatan dalam 20-30 tahun mendatang.
Indonesia di bawah pemerintahan Soeharto pernah sukses dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia dengan menerapkan program keluarga berencana dengan semboyan “Cukup Dua Anak Saja”. Kebijakan ini dinilai cukup berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dan berdampak pada bonus demografi dimana penduduk usia produktif Indonesia dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang yang merupakan salah satu bonus demografi yang terbaik di dunia.