Kebiri kimia dengan menggunakan LHRH agonists seperti leuprolide acetate dan goserelin akan mengurangi sirkulasi hormone teststeron sampai level yang rendah sekali.
Beberapa keuntungan kebiri kimia jika dibandingkan dengan kebiri fisik adalah :
- Pelaku kejahatan sexual yang sudah sadar masih memungkinkan melakukan aktivitas sexualnya setelah mengalami psikoterapi,
- Para pelaku kejahatan sexual dapat secara sukarela meminta dikebiri kimia,
- Kebiri kimia lebih realistik dibandingkan dengan kebiri fisik dan pemakaian gelang elektronik,
- berbeda dengan kastrasi fisik, pengaruh obat anti libido dapat berhenti apabila pemberian obat pada kebiri kimia dihentikan,
- tentunya masyarakat akan merasa lega dan lebih aman jika mengetahui bahwa pelaku kejatan sexual sudah dikebiri kimia.
Kebiri kimia memang masih mengundang debat terutama menyangkut masalah medis dan sosial. Dari segi sosial yang paling banyak dipermasalahkan adalah masalah hak asasi pada kasus dimana kebiri kimia diberlakukan tanpa sepengetahuan si pelaku kejahatan. Di Korea Selatan dan di 3 negara bagian Amerika tindakan hukum kebiri kimia diberlakukan tanpa sepengetahuan si pelaku.
Masalah lain yang dihadapi terkait kebiri kimia ini adalah masalah tingginya biaya. Sebagai contoh di Korea selatan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk seorang yang menjalani kebiri kimia adalah sebesar US$4.650 per tahun untuk biaya medis dan monitoring jika digunakan penyuntikan leuprolide acetate sebanyak 3 kali dalam setahunnya.
Dari segi medis, kebiri kimia dalam kasus terapi kanker prostat memiliki efek samping yang serius. Penggunaan obat-obatan seperti medroxyprogesterone acetate, cyproterone acetate, dan LHRH agonists akan menurunkan secara signifikan tidak saja testosterone namun juga estradiol.
Estrogen berperan penting bagi perkembangan fisik karena terakit dengan pertumbuhan kerangka dan pematangan tulang, fungsi otak dan juga jantung. Dalam hal ini kebiri kimia menimbulkan efek samping seperti osteoporosis, penyakit jantung dan terganggunya metabolisme lemak dan glukosa. Disamping itu kebiri kimia juga menyebabkan depresi, perasaan panas dalam tubuh, mandul dan anemia.
Mengingat pemberian obat pada kebiri kimia ini minimal selama 3-5 tahun, maka perlu kewaspadaan penerapan kebiri kimia ini bagi para pelaku yang memiliki resiko tinggi.
Tidak pelak lagi, kejahatan sexual telah meresahkan masyarakat dan menimbulkan masalah sosial. Namun seperti yang telah diuraikan di atas perlu perlu pemikiran dan persiapan yang sangat matang sebelum hukuman kebiri fisik dan kimia ini diberlakukan karena tindakan kebiri khususnya kebiri kimia memerlukan biaya yang cukup besar dan juga sistim monitoring yang handal karena menyangkut masalah lamanya pemberian obat yang harus dilakukan untuk mendapat hasil yang optimal.
Perlu diingat bahwa mengebiri pelaku pedofil bukan sekedar hanya mencantumkan pasal-pasal saja di undang-undang namun harus disertai dengan persiapan yang matang dalam implementasi dan monitoringnya.
Sumber bacaan :Â
- Miller RD. Forced administration of sex-drive reducing medications to sex offenders: treatment or punishment? Psychol Public Policy Law. 1998;4:175–199. [PubMed]
- Scott CL, Holmberg T. Castration of sex offenders: prisoners' rights versus public safety. J Am Acad Psychiatry Law. 2003;31:502–509. [PubMed]
- Berlin FS. "Chemical castration" for sex offenders. N Engl J Med. 1997;336:1030. [PubMed]
- Kreuz LE, Rose RM. Assessment of aggressive behavior and plasma testosterone in a young criminal population. Psychosom Med. 1972;34:321–332. [PubMed]
- Rada RT, Laws DR, Kellner R. Plasma testosterone levels in the rapist. Psychosom Med. 1976;38:257–268. [PubMed]
- Brooks JH, Reddon JR. Serum testosterone in violent and nonviolent young offenders. J Clin Psychol. 1996;52:475–483. [PubMed]
- Kingston DA, Seto MC, Ahmed AG, Fedoroff P, Firestone P, Bradford JM. The role of central and peripheral hormones in sexual and violent recidivism in sex offenders. J Am Acad Psychiatry Law. 2012;40:476–485. [PubMed]
- Giammanco M, Tabacchi G, Giammanco S, Di Majo D, La Guardia M. Testosterone and aggressiveness. Med Sci Monit. 2005;11:RA136–RA145. [PubMed]
- Grubin D, Beech A. Chemical castration for sex offenders. BMJ. 2010;340:c74. [PubMed]
- Thibaut F, De La Barra F, Gordon H, Cosyns P, Bradford JM. The World Federation of Societies of Biological Psychiatry (WFSBP) guidelines for the biological treatment of paraphilias. World J Biol Psychiatry. 2010;11:604–655. [PubMed]
- Gooren LJ. Clinical review: Ethical and medical considerations of androgen deprivation treatment of sex offenders. J Clin Endocrinol Metab. 2011;96:3628–3637. [PubMed]
- Lee, J.Y, Cho, K.S. 2013. Chemical Castration for Sexual Offenders: Physicians' Views. J Korean Med Sci. 2013 Feb; 28(2): 171–172. Published online 2013 Jan 29. doi: 10.3346/jkms.2013.28.2.171 PMCID: PMC3565125
Â