Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Merancang Ginjal Mini Buatan dengan Teknologi Sel Punca

8 Oktober 2015   13:34 Diperbarui: 8 Oktober 2015   14:11 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ginjal buatan mini yang berhasil dikembangkan dengan menggunakan teknologi sel punca ini memiliki bagian dan fungsi yang komplek ini mendekati  ginjal manusia yang sebenarnya. Photo: Minoru Takasatu

Sejak ditemukannya teknik cloning dengan menggunakan sel punca (Stem cell) hampir 20 tahun yang lalu dengan icon domba Dolly yang menghebohkan dunia, kini pengembangan teknologi sel punca untuk menghasilkan organ tubuh manusia sudah semakin berkembang.

Sebelum ditemukannya teknik memogram kembali memori sel punca, tidak banyak orang termasuk peneliti yang percaya bahwa hal ini dapat dilakukan. Namun siapa yang dapat menduga dengan kejutan listrik sederhana, sel tubuh yang telah memiliki memori dapat diprogram kembali, sehingga seolah-olah menjadi sel embrio yang akan berkembang menjadi organ dan bagian tubuh lainnya.

 

Pengunaan teknologi sel punca untuk menghasilkan sel dan organ manusia. Ilustrasi: http://www.kidneyservicechina.com

 

Pencapaian terbaru diraih oleh tim peneliti dari Australia yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah bergengsi dunia “Nature”. Dalam artikel ilmiah tersebut kelompok peneliti yang diketuai oleh Professor Melissa Little dari the Murdoch Childrens Research Institute, berhasil membuat ginjal mini buatan di petri disk di Laboratorium dengan menggunakan teknologi sel punca ini.

 

Peneliti berhasil membuat ginjal buatan mini dengan menggunakan teknologi sel punca. Photo: http://www.asianscientist.com

 

Kelompok peneliti ini memang telah membuat heboh dunia ilmiah dengan hasil temuannya 2 tahun yang lalu ketika berhasil menumbuhkan organoid, organ yang menyerupai ginjal di laboratorium. Namun hasil penelitian yang baru saja dipublikasikannya ini menghasilkan organ ginjal buatan yang lebih besar dengan fungsi yang lebih komplek.

Kelompok peneliti ini berhasil mengembangkan sel kulit fibroblast yang telah di program kembali memorinya menjadi organ menyerupai ginjal manusia. Ginjal mini buatan ini memiliki ratusan saluran penyaring dan juga pembuluh darah seperti halnya organ ginjal pada saat pada tahap embrio manusia usia 3 bulan.

 

Pada tahap awal ginjal mini buatan ini ditujukan untuk uji coba efek samping  obat-obatan. Photo: http://news.bbcimg.co.uk

 

Memang ginjal mini buatan ini belumlah sempurna dan masih dalam tahap perkembangan, namun berhasil memimik organ menyerupai ginjal manusia yang sebenarnya. Melihat perkembangan hasil penemuan ini, tentunya sangat menjanjikan.

Sampai saat ini tujuan dari kelompok peneliti ini adalah untuk melakukan uji coba obat-obatan dan melihat reaksi sel ginjal terhadap racun yang ada di obat-obatan tersebut untuk mengurangi efek samping obat-obatan. Dengan adanya ginjal mini buatan ini, maka uji coba obat-obatan dapat dilakukan di laboratorium tanpa harus diujicobakan pada orang.

Ginjal asli manusia inilah yang menjadi tujuan akhir pembuatan ginjal buatan dengan menggunakan teknologi sel punca. Photo: http://kidneypictures.org/

 

Hasil penelitian ini memiliki prospek yang sangat besar ke depan. Apabila keseluruhan teknologi pembuatan ginjal buatan ini dapat dikuasai dan dilakukan di laboratorium, maka bukan tidak mungkin akan dapat dihasilkan ginjal buatan yang menyerupai ginjal manusia yang sebenarnya.

Apabila teknologi ini dikombinasikan dengan teknologi rekayasa genetik, bukan mustahil suatu waktu akan dapat dihasilkan ginjal buatan yang sesuai dengan karakteristik genetik pasien penerima, sehingga pada saat transplantasi ginjal tidak mengalami penolakan. Disamping itu tentunya pasien ginjal yang menanti donor organ adan dapat terbantu dengan adanya ginjal buatan ini yang kemungkinan ke depan dapat diproduksi secara masal di laboratorium.

Sumber: Nature

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun