Meledaknya populasi kerbau liar di wilayah Northern Territory Australia kini sudah berubah menjadi hama. Photo: http://trulyaustralia.com
Pemerintah negara bagian Northern Territory, Australia yang wilayahnya berdekatan dengan pulau Timor kini menghadapi masalah besar terkait dengan populasi kerbau yang membludak. Tahukan anda bahwa kerbau yang berkembang di wilayah ini berasal dari Indonesia ?
Introduksi kerbau ke wilayah Northern Territory terjadi dalam tiga gelombang utama, yaitu pada tahun 1825 ke Melville Island, tahun 1828 ke Port Wellington dan semenanjung Cobourg pada tahun 1938. Semua kerbau yang dimasukkan ke Australia ini berasal dari Indonesia yang pada saat itu masih berada dalam masa pemerintahan kolonial Belanda. Umumnya kerbau-kerbau ini berasal dari Timor, pulau Kisar dan juga Jawa Barat.
Â
Pada awalnya kerbau-kerbau ini dipelihara oleh penduduk yang menghuni wilayah ini untuk kebutuhan daging, kulit dan juga untuk mengolah tanah pertanian. Mereka juga mengekspor daging kerbau ke negara lain. Namun ketika harga daging kerbau menurun tajam, usaha peternakan komersil kerbau ini tidak ekonomis lagi. Saat itu banyak penduduk yang meninggalkan usaha peternakan kerbau dan meninggalkan wilayah ini. Akibatnya kerbau-kerbau ini terlantar dan lepas ke alam bebas.
Dengan kararteristik wilayah ini yang umumnya merupakan wilayah rawa yang sangat luas dengan rumput dan tanaman alami sebagai pakan yang berlimpah, kerbau-kerbau ini ternyata berkembang biak dengan sangat pesat di alam bebas. Pada tahun 1980 an jumlah populasi kerbau liar di wilayah ini mencapai 300.000. Hasil survey terakhir menunjukkan bahwa populasi kerbau saat ini meningkat 4 kali lipat dan sudah menjadi masalah tersendiri bagi lingkungan.
Meledaknya populasi kerbau ini telah merusak lingkungan rawa karena kerbau membuat lubang-lubang untuk berkubang, di samping itu kerbau juga merusak tanaman-tanaman asli yang biasanya tumbuh di wilayah rawa ini, sehingga dikhawatirkan menghadapi masalah degradasi kualitas lingkungan.