Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kini Cecil Singa Selebriti Itu Telah Tiada...

29 Juli 2015   05:56 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:34 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cecil (kiri) singa jantan yang sangat terkenal ini kini telah tiada. Photo : Brent Stapelkamp  

Cecil adalah seekor singa jantan berusia 13 tahun yang terkenal dan sangat dicintai oleh para turis yang ingin melihatnya hidup di alam liar. Salah satu ciri fisik Cecil yang sangat terkenal adalah bulu hitam tebalnya melingkat di lehernya yang mencirikan dia sebagai singa jantan yang gagah.

Cecil hidup di Hwange National Prak di Zimbabwe dan seringkali menampakkan diri di jalan utama yang membelah taman suaka margasatwa tersebut. Seringnya Cecil muncul inilah yang membuat dia menjadi singa selebriti karena banyak sekali para turis dapat mengabadikan kehidupannya di alam liar.

Cecil memang bukan sembarang singa liar, dia merupakan bagian dari proyek penelitian kerjasama dengan Oxford University. Pada leher Cecil dipasang kalung GPS yang memungkinkan para peneliti mengamati aktivitas keseharian Cecil.

Setiap tahunnya sebanyak 50 ribu turis mancanegara mengunjungi taman nasional ini untuk melihat kehidupan satwa liar dan Cecil lah yang menjadi bintang dan tujuan utama para turis yang mengunjungi Taman Nasional ini.. Menurut pemandu taman nasional, Cecil dapat mendatangkan uang paling tidak senilai $11.500 setiap harinya dari para turis yang ingin melihat Cecil dan juga penghuni taman nasional lainnya. Sehingga secara logika Cecil lebih berharga jika dia hidup dibanding dengan harga kulit dan kepalanya jika dia sudah mati. Oleh sebab itu peristiwa pembunuhan Cecil ini sangat menghebohkan dan mengundang simpati dunia.

Kisah sedih yang menghebohkan dunia ini bermula di awal bulan ini, ketika seorang pemburu membayar penjaga taman nasional sebanayk $72.000 untuk memburu dan membunuh Cecil. Pemandu dan Pemburu ini selanjutnya menggunakan umpan untuk menarik perhatian Cecil ke luar wilayah perbatasan taman nasional. Cecil yang tertarik dengan umpan tersebut diikuti terus dan selanjutnya dilukai dengan menggunakan panah.

Setelah itu pemburu tersebut mengukuti Cecil selama 40 jam sebelum akhirnya menembak mati Cecil. Selanjutnya pemburu menguliti Cecil dan memotong kepalanya dan membuang badannya begitu saja. Kulit dan kepala Cecil yang seharusnya menjadi tropi kebanggaan bagi pemburu akhirnya disita oleh pihak Zimbabwe Conservation Task Force.

Cecil (kiri) dan pembunuhnya James Palmer (kanan)  sorang dokter gigi kaya asal Amerika. Photo : www.ibtimes.co.uk

Dari hasil serangkaian penyelidikan yang melibatkan banyak pihak termasuk pihak internasional akhirnya pembunuh Cecil berhasil diketahui dan ditangkap. Pembunuhnya ternyata adalah seorang Dokter Gigi kaya asal Amerika yang bernama James Palmer. Setelah membunuh Cecil James Palmer mengaku menguliti dan memotong kepala Cecil dan berusaha membuang kalung GPS namun berhasil ditemukan oleh pihak berwenang. Kini Palmer, pemilik tanah dan pemandu sedang menjalai pemeriksaan intensif dari pihak berweang Zimbabwe.

Palmer (kiri) dengan bangga bergaya bersama salah satu tropi hasil buruannya. Photo: www.telegraph.co.uk

Di Amerika Palmer sangat dikenal di kalangan pemburu dengan keahlian menggunakan busur dan panahnya. Palmer juga sudah melanglang buana untuk melakukan perburuan satwa liar seperti macan tutul, kerbau liar, badak, elk dan hewan liar berukuran besar lainnya. Pada tahun 2008 Palmer dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena memburu beruang hitam di Wisconsin.

Dalam pernyataan singkatnya Palmer hanya mengatakan bahwa dia menyesal telah membunuh Cecil singa yang sangat terkenal tersebut. Dia mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa singa tersebut adalah Cecil yang dilindungi, dia baru mengetahui setelah menembak mati Cecil dan ternyata Cecil memakai kalung GPS.

Di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe singa memang legal untuk diburu asalkan memiliki izin khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Singa yang diijinkan untuk diburu adalah singa tertentu yang sudah tua dan tidak mungkin lagi memiliki anak. Contoh lain pada bulan Mei  lalu seorang pemburu dari Texas berhasil memburu dan membunuh badak jantan berwarna hitam yang sudah tua di Namibia setelah memiliki ijin berburu dengan membayar sebesar $350.000.

Kematian Cecil memang sangat tragis dan mendapat perhatian luas dunia internasional. Bahkan saat ini sedang dibicarakan di parlemen Eropa untuk membuat aturan untuk melarang total masuknya tropi yang berupa bagian tubuh satwa liar ke Eropa. Selama ini memang masuknya tropi tersebut masih diperbolehkan jika perburuan dilakukan secara legal di negara yang membolehkan perburuan satwa liar.

Palmer (tengah) bersama tropi lainnya. Photo: i4.mirror.co.uk

Tingkah laku dan ketamakan manusia memang seringkali tidak mudah untuk dimengerti dengan akal sehat.

Sumber : AFP, theglobeandmail.com, CNN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun