Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika Bogor Merindukan Hujan

27 Juli 2015   06:07 Diperbarui: 27 Juli 2015   08:49 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halaman Istana Bogor tidak luput dari masalah  kekeringan. Photo: detik.com

Jumat lalu akhirnya setelah sekian lama kota Bogor diguyur hujan, Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan bahwa ini sebagai “The Power of Doa”. Tidak akan ada orang yang dapat membantah tentang kuasa Allah, namun masalah kekurangan air di Bogor merupakan masalah yang komplek yang harus diselesaikan, bukan hanya sekedar dapat diselesaikan dengan doa saja.

Tidak pernah dibayangkan Bogor yang terkenal dengan julukan sebagai “kota hujan” yang dulunya diduga berasal dari kata Buitenzorg (artinya kota yang damai) tersebut dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini terutama di saat-saat musim kemarau sudah menunjukkan tanda-tanda kekurangan air. Pagi yang dingin dan berkabut yang membuat orang sedikit malas mandi sudah merupakan bagian dari nostalgia.  Kekurangan air ini tentunya menjadi petunjuk bagi pihak berwenang maupun ilmuwan dan terutama masyarakat bahwa ada sesuatu yang tidak beres terkait lingkungan di kota dan Kabupaten Bogor ini.

Waduk Katulampa pun kering. Photo :  m.liputan6.com

Penataan dan perencanaa tata kota dan ruang kota Bogor tidak dapat dipisahkan dengan Kabupaten Bogor dan daerah penyangga lainnya yang berdekatan. Kota Bogor memang tampaknya sudah “terlanjut” dianggap wilayah yang lebih dekat dengan Jakarta, sehingga penataannya seolah terlepas dari wilayah Jawa Barat.

Perencanaan tata ruang kota Bogor sebagai kota peristirahatan  di Jaman belanda yang demikian rapi dan asri. Photo: www.bogorheritage.net

Tampaknya perencanaan dan penataan kota dan Kabupaten Bogor yang kurang terpadu ini yang menjadi salah satu penyebab permasalahan kekurangan air di kota dan kabupaten Bogor. Tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa wilayah ini adalah salah satu wilayah yang tersubur di Indonesia karena memang bagian dari tanahnya mengandung abu vulkanik dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango yang membentengi dengan wilayah ini.

 

Dulu Bemo. Photo: archive.kaskus.co.id

Delman di halaman stasiun Bogor di era tahun 1920. Photo: www.bogorheritage.net

Dalam kurun waktu paling tidak 40 tahun terakhir ini kota Bogor yang dulunya diperuntukkan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai kota peristirahatan, kini secara drastis berubah menjadi kota penyangga Jakarta. Bukti yang paling nyata tentang perubahan ini adalah betapa riuhnya dan banyaknya orang yang bekerja di Jakarta yang tinggal di Bogor. Lihat saja setiap jam kantor di pagi hari buta dan sore serta malam hari, tidak terhitung banyaknnya “warga Bogor” yang menggunakan jasa kereta komuter, bis dan kendaraan pribadi yang “mudik” ke Jakarta dan kembali lagi pulang pada malam harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun