Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjelekkan Bangsa Sendiri di TV Australia

1 Juli 2015   07:52 Diperbarui: 1 Juli 2015   09:12 236359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada lagi seorang perempuan yang menyatakan korupsi merajalela di bawah pemerintahan Jokowi, dia mencontohkan bahwa pembantunya harus membayar yang Rp 250 ribu untuk membuat KTP. Sayang bukan? Ketika hanya ingin mengungkapkan emosi dan pendapat mengambil contoh yang kalau orang tau akan menyudutkan dia sendiri. Kita akan tau bahwa kalau mengurus KTP dengan mengikuti prosedur yang normal dan benar maka tidak perlu bayar alias gratis. Kalaupun bayar  tentunya ongkos tidak sebesar itu. Jadi kita dapat menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi sehingga si pembantu ibu tersebut harus membayar uang Rp 250 ribu.

Ada lagi seorang yang mengaku petani yang mungkin diundang khusus untuk program tersebut yang menyatakan kekecewaannya kepada Jokowi karena katanya pada saat kampaye Jokowi berjanji bagi-bagi tanah untuk petani.  Jadi jelas orang ini tidak mengetahui bahwa untuk membagikan tanah itu harus ada dasar hukumnya yang jelas, kalaupun akan direalisasikan akan perlu proses dan waktu.

Ada juga yang mengungkap lemahnya Jokowi ketika maraknya kasus BG yang katanya diusulkan oleh Megawati dan Jokowi tidak memiliki kemampuan menolaknya. Sayangnya orang yang berbicara ini hanya sekedar untuk bisa berbicara di TV asing tanpa pengetahuan yang cukup yang mendasari pernyataannya tersebut. Bukankah faktanya bahwa nama tersebut muncul dari hasil seleksi kalangan polri sendiri? Kalaupun Jokowi tidak mengiyakan saat itu, maka pastilah akan dituduh mencampuri urusan penegak hukum yang dapat berujung pada pemakjulan?

Dari serangkaian ungkapan tersebut yang umumnya menjelek-jelekan Indonesia tersebut memang ada satu orang yang menyatakan bahwa tanpa kartu jaminan kesehatan mungkin dia tidak bisa pulih karena penyakitnya harus dioperasi dan memakan biaya tinggi dan semuanya gratis karena kartu jaminan kesehatan.

Kalau menurut saya jebakan Batman yang dilakukan oleh SBS one TV tersebut sangat berhasil dan tanpa disadari oleh orang-orang yang diundang di acara tersebut. Demikian juga Metro TV  yang tempatnya dipinjam untuk merekam acara tersebut juga terkena jebakan Batman ini.

Bagi yang hadir dalam acara tersebut mungkin akan bangga dapat tampil di TV asing dan berbahasa Inggris pula, namun mungkin mereka tidak sadar mereka sedang diterwakan oleh orang Australia mengingat pernyataan dan penampilannya hanya didasarkan rasa "kecewa" terhadap Pak Jokowi dan juga Indonesia.

Diskusi pihak SBS One dengan kru logistik Metro TV sebelum acara berlangsung.  Photo : http://www.sbs.com.au

SBS One TV telah berhasil membuat program yang bintangnya adalah orang Indonesia yang membuka borok Indonesia untuk konsumsi orang Australia. Pastilah pihak TV dan penonton Australia akan happy karena program tersebut menjustifikasi pandangan umum orang Australia bahwa Indonesia adalah bad neighbour yang sedang menuju kehancuran.

Saya menganggap bahwa konsep Tabayyun dalam hal ini sangat relevan. Kita diajarkan jika menerima berita harus melakukan check and recheck kebenaran dan sumber berita. Jika kita ikut menyebarkan berita yang tidak ada faktanya maka kita tergolong orang penyebar fitnah.

Acara ini direkam dengan menggunakan fasilitas Metro TV. Photo : http://www.sbs.com.au

Kita juga tidak ingin membela mati-matian bahwa Indonesia itu selalu baik, namun tentunya walaupun akhirnya kita menemui fakta keburukan tentang Indonesia ada baiknya tidak diobral untuk konsumsi asing karena hal itu tidak akan membantu memperbaiki situasi.  Menyalahkan memang jauh lebih mudah dibandingkan membantu mencarikan solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun