Mohon tunggu...
RIA REISYAH ERDINDA
RIA REISYAH ERDINDA Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA MERCUBUANA

NIM : 55522110031 MAGISTER AKUNTANSI/FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, MATKUL: AUDIT SISTEM INFORMASI DOSEN : Prof. Dr. Apollo, M.SI. AK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis Ke-12, Sistem Audit Informasi: SIklus Penerimaan

26 November 2023   15:52 Diperbarui: 26 November 2023   16:05 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata Kuliah : Audit Sistem Informasi
Dosen             :  Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Siklus Penerimaan

Dalam Kuis ke-12 ini, saya akan menjawab 3 soal yang berbeda tentang siklus penerimaan dalam audit. Kuis ini berisi tentang 3 pertanyaan yang diintegrasikan dalm persamaan matematika, dan saya mencoba membahasnya sesuai nomor soal dengan penyelesaian persamaan tersebut dalam gambar -- gambar di bawah ini.

Pertanyaan no. 1,sebelumnya saya mencari hasil dari x nya terlebih dahulu untuk bisa menjawab beberapa point dalam soal ini.

Pada gambar ini 1 menggambarkan penyelesaian persamaan pendapatan penerimaan piutang , dalam penyelesaian tersebut masih ada sisa 22 yang tidak bisa lagi difaktorkan. Dalam kelimuan matematika masuk dalan teorema faktor. Jika sisanya tidak nol, maka pembagi tersebut bukan merupakan faktor suku banyak. 

Dok. Pribadi 2
Dok. Pribadi 2

Gambar 2. Dalam gambar ini kita hanya memasukkan nilai x dalam suatu fungsi. dalam soal ini p (x) mempunyai nilai 5, jadi kita tinggal mensubtitusi angka tersebut, dan memperoleh hasil sebesar 436.

Dari hasil Gambar 1 dan Gambar 2 di atas, saya bisa menjawab pertanyaan, seperti:

  • Perusahaan mana yang mengalami kemungkinan pencurian uang kas?

Persamaan matematika dapat digunakan untuk menganalisis dan memprediksi kinerja keuangan melalui berbagai metode seperti analisis regresi, analisis biaya- volume-laba, dan analisis rasio keuangan. Misalnya, dengan menggunakan persamaan regresi, perusahaan dapat memprediksi hubungan antara variabel keuangan seperti penjualan dengan variabel lainnya seperti biaya produksi. Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dan membuat keputusan yang lebih baik dalam perencanaan keuangan. Berdasarkan perhitungan persamaan matematika di atas, perusahaan yang mengalami kemungkinan pencurian uang kas adalah PT. Hadi. mengapa?

Karena PT. Hadi memiliki faktor nilai yang tersisa 32, bukan termasuk faktor suku banyak, jika diartikan dalam audit. Banyak faktor fraud dalam audit merujuk pada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kecurangan dalam proses audit. Faktor-faktor ini dapat meliputi tekanan keuangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan alasan rasionalisasi untuk melakukan kecurangan. Selain itu, faktor-faktor seperti kurangnya pengawasan, kurangnya pemisahan tugas, dan kurangnya audit internal yang efektif juga dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya kecurangan dalam audit. Jadi dengan adanya sisa, memungkinkan PT Hadi mempunyai urutan tugas auditnya hanya sedikit, tapi kompleksitasnya tinggi. 

  • Apa yang mestinya dilakukan oleh PT. Hadi, dan PT Madi dalam perhitungan saya? 

 Setiap perusahaan selalu menghadapi masalah mencegah pencurian atau penggelapan uang, terutama perusahaan kecil dan menengah, di mana kepercayaan karyawan lebih penting daripada sistem pengendalian intern. Karena paling sederhana dan paling mudah dicuri, kas adalah aset perusahaan yang paling rentan terhadap pencurian dan penggelapan.

Setiap perusahaan memiliki dua jenis kas: Kas Kecil (Petty Cash) dan Kas Bank (Checking Account). Kedua bentuk kas ini berisiko tinggi terhadap pencurian dan penggelapan: petty cash dicuri secara fisik, sedangkan kas bank ceknya dicairkan dan uangnya diambil. Untuk alasan ini, keduanya memerlukan pengawasan khusus. Jadi dalam perhitungan saya, sebaiknya PT. Hadi memakai persamaan fungsi dalam matematika harus mempunyai faktor x yang  nilainya 0 bukan tersisa angka selain nol

  • Bagaimana kaitan sistem pengendalian internal pada kedua perusahaan tersebut?

Kaitan sistem pengendalian internal pada kedua perusahaan PT. Hadi dan Madi adalah, PT. Hadi dengan sistem pengendalian internal yang lemah sehingga sering terjadi kecurangan, sedangkan PT. Madi dengan sistem pengendalian internal yang kuat sehingga sedikit terjadinya kecurangan dalam perusahaan. Dalam hal ini, kaitannya adalah perusahaan tersebut harus memiliki tehnik pencegah pencurian uang kas (Petty Cash & Checking Account), diantaranya:

Kas kecil, juga dikenal sebagai "kas kecil", tidak selalu aman dari pencurian. Tidak ada alasan untuk kurangnya pengawasan atau kontrol. Untuk bisnis berskala kecil hingga menengah, saya menyarankan teknik pengawasan berikut:

1. Batasi penggunaan petty cash: Meski hanya digunakan untuk belanja dan pembayaran dalam jumlah kecil, petty cash seringkali menjadi semakin besar dalam praktiknya. Jika ini terus dibiarkan, setiap kebutuhan akan membutuhkan uang tunai untuk alasan praktis. Untuk melakukan ini, jumlah petty cash yang dapat digunakan setiap permintaan harus ditentukan. Misalnya, Anda tidak dapat membayar lebih dari Rp 300.000 dengan petty cash. Anda harus menggunakan kas bank untuk semua pengeluaran di atas Rp 300.000.

2. Pertimbangkan Penggunaan Kartu Pembelian---Kartu Pembelian yang saya maksudkan adalah kartu debit khusus yang dibuat untuk perusahaan dan digunakan atas nama perusahaan. Jika Anda memiliki jumlah uang tunai yang cukup besar, procurement card akan sangat membantu. Hanya saja perlu diingat bahwa procurement card hanya dapat digunakan untuk belanja di department store atau toko yang menerima debit card. Jika Anda menggunakan kartu ini, pastikan hanya pagawai yang ditunjuk yang memegangnya. 3. Serahkan serah-terima tertulis setiap kali kantor dibuka dan ditutup.
3. Berlakukan Otorisasi Terbatas: Misalnya, manajer harus memberikan persetujuan untuk setiap permintaan belanja dengan uang tunai lebih dari Rp 100,000. Namun, pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil tidak perlu persetujuan. Approval dapat diberikan untuk semua jumlah transaksi, tetapi ini akan menghabiskan banyak waktu manajer.

4. Batasi stok petty cash. Misalnya, tidak boleh ada lebih dari Rp 1,000,000 dalam stok petty cash setiap hari. Logikanya sederhana: semakin sedikit uang tunai di petty cash box, semakin sedikit kemungkinan orang mencuri atau menggelapkan uang. Mereka akan menghitung, dan mereka akan menemukan bahwa risikonya jauh lebih besar daripada hasilnya jika sampai tertangkap.

5. Pergunakan voucher petty cash berseri. Setiap pengeluaran petty cash, termasuk nota, harus disetai dengan voucher bernomor seri. Setiap jurnal, atau petty cash log, harus disertai dengan nomor untuk dibandingkan dengan bukti transaksi saat audit.

6. Melakukan Audit Petty Cash Secara Fisik: Pastikan atasan pegawai yang bertanggung jawab atas petty cash melakukan penghitungan fisik di akhir waktu kerja. Sebuah audit fisik yang tak terduga harus dilakukan oleh manajer uang, manajer keuangan, atau ketua akuntansi. Audit cepat sangat efektif untuk menemukan masalah dengan penggunaan uang tunai kecil. Jangan kaget jika saat audit ditemukan sejumlah besar uang pinjaman atau kembalian yang belum disetor. Itu hampir setiap perusahaan. Tunjukkan bahwa itu merupakan jenis pelanggaran. Berikan teguran tertulis jika ditemukan di audit berikutnya. Ketika saya menjadi kepala akuntan sekitar sepuluh tahun yang lalu, saya tidak hanya melakukan audit cepat, tetapi juga melakukan audit menyeluruh yang mencakup nota, voucher, petty cash log, jumlah per transaksi, dan dokumen fisik.

Apapun metode yang digunakan untuk mencegah pencurian, atau penggelapan, uang tunai, tidak akan berhasil jika digunakan secara teratur dan konsisten. Misalnya, mungkin tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Ini dapat menyebabkan tekanan pada pegawai yang bekerja di daerah tersebut karena mereka merasa diawasi. Jika itu terjadi, jangan sampai dibatalkan; sebaliknya, lanjutkan implementasi secara bertahap. Dalam waktu satu bulan, hal itu harus sudah berjalan sesuai harapan.


Soal No.2 

  • Nilai x+y+z  pada PT. Nadi

Nilai hasil persamaan tersebut akan terlihat oleh gambar berikut

Dok. Pribadi 3
Dok. Pribadi 3

Dari gambar di atas dihasilkan,x +y+ z adalah 19

  • Jika f(-3) pada PT. Adi,

Nilai f(-3) akan terlihat dari gambar berikut:

Dok. Pribadi. 4
Dok. Pribadi. 4

Nilai F(-3) adalah 372

  • Nilai kelebihan /kehabisan stock bisa terlihat adalah 19 dan 372
  • Apa yang wajib dilakukan agar PT Nadi dan PT Adi tidak mengalami kelebihan dan kekurangan persediaan

Agar PT Nadi dan PT Adi tidak mengalami kelebihan dan kekurangan persediaan, mereka perlu melakukan manajemen persediaan yang efektif. Hal ini meliputi perencanaan persediaan yang tepat, pemantauan yang cermat terhadap tingkat persediaan, dan penggunaan metode peramalan yang akurat untuk permintaan produk. Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan rotasi persediaan, melakukan audit persediaan secara teratur, dan memastikan bahwa sistem pengendalian internal terkait persediaan berjalan dengan baik . selain itu, Perusahaan harus mengambil tindakan strategis dan terstruktur dalam mengelola persediaan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan barang. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk: 

1.Meningkatkan sistem pencatatan persediaan: Sistem ini harus dapat mendeteksi dan mengelola persediaan secara efektif untuk menghindari pemborosan anggaran atau tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Melakukan inventarisasi secara berkala: Inventarisi berkala memungkinkan organisasi untuk memantau keadaan persediaan dan menemukan area yang memerlukan perhatian.

3. Optimalisasi proses pengadaan dan pengeluaran barang: Mengoptimalkan proses pengadaan dan pengeluaran barang dapat membantu mengurangi waktu dan biaya penyimpanan serta biaya persediaan.

4.Penguatan pengawasan dan pengendalian: Meningkatkan pengawasan dan pengendalian yang ketat dapat membantu mengurangi kesalahan dalam menentukan jumlah persediaan yang diperlukan dan cara mengalokasinya.

5. Penggunaan teknologi informasi dan aplikasi pendukung: Manajemen persediaan dapat lebih efektif dengan teknologi informasi, seperti manajemen persediaan barang dan dagang.

6. Penyusunan rencana penanganan krisis: Rencana penanganan krisis harus dibuat untuk mencegah kekurangan persediaan menghambat produksi.

7. Kolaborasi dengan pihak terkait: Kerjasama dengan produsen atau penyedia layanan logistik dapat membantu proses pengadaan dan pengeluaran barang menjadi lebih efisien.

8. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan: Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan, organisasi harus melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan berdasarkan hasil analisis dan penilaian.

Soal No. 3

  • Nilai penerimaan piutang melalui lox-box-collection plan

Nilai penerimaan piutang melalui lox-box-collection plan, bisa dilihat dalam gambar berikut, dalam Bulan pertama:

Dok. Probadi 5.1
Dok. Probadi 5.1

Dok. Pribadi 5.2
Dok. Pribadi 5.2

Dok. Pribadi 5.3
Dok. Pribadi 5.3

Dok. Pribadi 5.4
Dok. Pribadi 5.4

Pada Bulan [ertama, kita buat eliminasi terhadapa persamaan 1 dan 2, kemudian persamaan 1 dan 3, lalu ditemukan persamaan baru yaitu 4 dan 5, kemudian subtitusikan persamaan tersebut untuk mendapatkan nilai yang dicari. pada gambar 5.4 ditemukan hasil bulan pertama adalah 7 6/13 atau 7.46.

untuk selanjutnya kita akan lihat perhitungan bulan kedua:

Dok. Pribadi 6.1
Dok. Pribadi 6.1
Dok. Pribadi 6.2
Dok. Pribadi 6.2
Dok. Pribadi 6.3
Dok. Pribadi 6.3

Dalam gambar Dok. Pribadi 6.1 - 6.3 menggambarkan hasil perhitungan persamaan bulan kedua yaitu -59/65 atau -0,91

  • Mana yang lebih besar pada kedua bulan tersebut

Dari hasil perhitungan kedua bulan tersebut terlihat jelas, yang paling besar adalah bulan pertama yaitu 7,46

  • Komentar dalam ppt hal.20

Tidak ada sumber yang jelas untuk kegiatan penerimaan piutang melalui lock-box-collection-plan

  • Bagaimana kaitan sistem pengendalian internal pada PT. EMKL

Sistem pengendalian internal pada PT. EMKL berkaitan dengan pengelolaan persediaan dan penerimaan piutang. Sistem pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan dalam memantau persediaan, mengelola penerimaan piutang, dan mencegah kelebihan atau kekurangan persediaan. Selain itu, sistem pengendalian internal yang baik juga dapat membantu dalam mendeteksi dan mencegah potensi kecurangan terkait dengan uang kas dan aset perusahaan .

Studi baru menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal (SCI) adalah sistem kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan. Tujuan sistem termasuk memastikan informasi yang akurat, mengurangi kesalahan dalam penggunaan bahan baku, dan menghasilkan laba dengan modal atau pengeluaran yang seminimal mungkin.

1. Struktur organisasi: Ukuran organisasi (perusahaan), kompleksitas, jenis perusahaan, filosofi manajemen, dan budaya perusahaan sangat memengaruhi tingkat penerapan masing-masing komponen.

2. Kebijakan dan Praktik: Sistem pengendalian internal memastikan bahwa operasi perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan dan memberikan laporan kuangan yang dapat diandalkan.

3. Pengendalian internal di berbagai tingkat: Pembaca mengantisipasi penerapan sistem pengendalian internal di berbagai tingkat, mulai dari pelakuarga, perusahaan, hingga pemerintah.

4. Penggunaan teknologi: Teknologi informasi telah menjadi alat penting dalam pengendalian internal, seperti dalam pengelolaan persediaan barang dan dagang.

Dalam beberapa kasus, sistem pengendalian internal telah membantu perusahaan beroperasi lebih baik. PT ZI-TECHASIA adalah salah satu contoh bagaimana penerapan sistem ini telah meningkatkan kinerja operasionalnya. Selain itu, Toko Tanabang Jilbab Malang telah menggunakan sistem pengendalian internal untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan bahan baku dan meningkatkan laba.

Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, seperti sampel yang tidak cukup dan wawancara metode yang tidak dilakukan. Oleh karena itu, hasil penelitian mungkin tidak mencakup semua aspek sistem pengendalian internal, dan untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan, mungkin diperlukan penelitian tambahan.

Refrensi:

Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2018). Accounting Information Systems. Boston, MA: Pearson.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

https://www.zenius.net/blog/teorema-sisa-dan-teorema-faktor

Wells, J. T. (2005). Corporate Fraud Handbook: Prevention and Detection. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun