Review Case Study Mata Kuliah Bisnis komoditas dan Produk Pangan Program Studi S1 Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Sektor pertanian yang mencangkup budidaya tanaman, hewan, dan mikroorganisme, merupakan pilar fundamental bagi ketahanan pangan di suatu bangsa. Di Indonesia sendiri, tanaman padi memegang peranan yang penting sebagai komoditas pangan strategis. Sebagai sumber karbohidrat utama, padi sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pola konsumsi masyarakat Indonesia.
Di tengah tantangan global, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga, dan peningkatan kebutuhan pangan, Kabupaten Sukoharjo tetap mampu meraih prestasi sebagai lumbung padi di Jawa Tengah dengan produktivitas GKP tertinggi  mencapai 70,27 kw/ha (BPS, 2023).
Bagaimana teman-teman? Ingin tahu bagaimana sistem produksi padinya? Lanjut!!
Dalam sistem produksi padi, terdapat beberapa tahapan, di antaranya adalah perencanaan budidaya, persiapan lahan, budidaya, dan panen.
Langsung saja kita masuk ke tahap pertama, yaa!
1. Perencanaan Budidaya
Pada tahapan perencanaan budidaya, petani di wilayah kerja BPP Nguter melakukan pertemuan kelompok tani, yang di dalamnya membahas pemilihan varietas dan penyiapan irigasi. Pemilihan varietas biasanya sesuai kehendak petani, namun pada penyiapan irigasi, petani dituntut kompak, karena terdapat tantangan pasokan air yang minim jika aliran bendungan ditutup. Jika hal itu terjadi, maka petani akan menunggu hujan atau memompa air dari sumur sibel yang berada di pinggir lahan sawah.
2. Persiapan Lahan
Pada tahap persiapan lahan, petani di wilayah kerja BPP Nguter dengan rutin membersihka lahan dan melakukan pengolahan lahan. Pembersihan lahan dari gilma, semak, dan sisa tanaman sebelumnya biasanya menggunakan bantuan herbisida demi menghemat waktu. Lalu pada pengolahan lahan, petani terlebih dulu menggenangi lahan dengan air selama satu hari.
3. Pada tahap budidaya, hal pertama yang dilakukan petani adalah melakukan penyemaian benih padi. Sebelum dilakukan penyemaian, terdapat perlakuan terhadap benih yaitu dengan merendamnya ke dalam air selama 1 hari, lalu diperam selama 1 hari, setelah itu baru boleh disemai di media penyemaian. Selain penyemaian di lahan, terdapat kelompok tani yang melakukan penyemaian di dapog (terdapat tempat khusus) untuk membantu percepatan masa tanam.
Setelah selesai masa penyemaian sehingga didapatkan bibit siap tanam, hal selanjutnya yang dilakukan adalah pemindahan tanam. Proses pindah tanam masih dilakukan secara manual, dengan membawa bibit ke lahan tanam dan menananmnya dengan bantuan garis untuk memastikan jarak tanam (25 cm x 25 cm).
Setelah dilakukan pemindahan tanam, lalu dilakukan pemupukkan yang dilakukan sekitar 7 HST menggunakan pupuk urea dengan tujuan mempercepat tumbuhnya anakan. Lalu dilakukan juga sanitasi lahan, yaitu pembersihan lahan dari gulma dengan tujuan agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman budidaya dengan gulma. Setelah itu, terdapat tahapan pengendalian hama menggunakan pestisida.
Pada tahapan terakhir, adalah tahapan yang paling ditunggu-tunggu petani. Yap! Benar sekali, PANEN!!
Dalam proses memanen, petani sudah tidak menggunakan pemanenan manual, melainkan sudah dibantu dengan alsintan. Proses pemanenan biasanya menggunakan mesin thresher atau combine harcester.
Nah, begitulah temen-temen, sistem produksi padi di Kabupaten Sukoharjo, khususnya wilayah kerja BPP Nguter.
Bagaimana, tertarik membudidayakan padi?
Penulis:
Muhammad Rizal Pancasila (522021025)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H