Mohon tunggu...
Rozikoh Assanusi
Rozikoh Assanusi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hambatan yang Dialami Anak Tunagrahita Dalam Berinteraksi Sosial

20 Januari 2023   11:13 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:21 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak semua anak yang terlahir kedunia secara sempurna. Ada yang terlahir normal, adapula yang terlahir dengan memiliki keterbatasan dapat berupa keterbatasan fisik, mental, psikologi, maupun sosial yang di sebut dengan anak berkebutuhan khusus. Macam-macam anak berkebutuhan khusus diantaranya yaitu Anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, autisme, Kesulitan belajar, dan lain sebagainya. 

Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai salah satu disabilitas pada anak berkebutuhan khusus yaitu mengenai Anak tunagrahita dengan hambatannya dalam berinteraksi sosial.

Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata yang di sertai mengalami hambatan tingkah laku dan penyesuaian yang terjadi pada masa perkembangannya. Dalam pandangan agama islam bahwa anak yang berkebutuhan khusus tunagrahita tetaplah makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki kesempurnaan dalam dirinya yang diberikan oleh Allah SWT. Karena Allah tidak akan menciptakan makhluknya dengan sia-sia. Didalam Al-Qur'an sudah dijelaskan dalam surah attin aya 4 yaitu :

"Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Anak tunagrahita merupakan Takdir dari Allah dan allah yang menciptakannya. Ciptaan Allah tidak ada yang gagal, anak yang berkebutuhan khusus tunagrahita bukan termasuk ciptaan yang gagal. Keistimewaan mereka terletak pada saat yaumul hisab nanti. (Hisabnya itu tidak dihisab atas shalat, tidak di hisab atas aurat, dan tidak di hisab atas puasa). Allah SWT mengganti penderitaan mereka didunia dengan kenikmatan di akhirat nanti. Allah selalu memberikan yang terbaik dalam setiap takdir yang diberikan.

Sebagai orangtua, ketika mendapati anaknya lahir dengan penyandang keterbatasan atau disabilitas pasti memunculkan reaksi yang bermacam-macam. Reaksi orangtua yang mengetahui bahwasanya anaknya merupakan penyandang diasabilitas ada yang menerima dan ada juga yang menolak. 

Ada Sebagian orangtua yang menyesal ataupun merasa bersalah, dan ada juga orangtua yang sangat mencintai anaknya karena keterbatasannya dan ada juga orangtua yang menjadi sangat protektif terhadap anaknya atau bahkan sebaliknya yaitu mengabaikan anak yang memiliki keterbatasan tersebut.

Islam juga membahas mengenai anak berkebutuhan khusus. Sebagaimana QS. An-Nur Ayat 61, yang artinya:

"Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya atau dirumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya." (QS. An-Nur: 61)

Berdasarkan ayat tersebut jelas, bahwasanya orang yang memiliki keterbatasan termasuk anak berkebutuhan khusus jelas memiliki hak yang sama dengan orang normal. Oleh karena itu, kita sebagai sesama Muslim, wajib untuk menyamaratakan hak antara Muslim yang satu dengan Muslim yang lain tanpa memandang apakah mereka memiliki keterbatasan maupun tidak. Karena pada ayat tersebut sudah dijelaskan secara detail bagaimana kita memperlakukan orang yang berkebutuhan khusus selayaknya sama seperti orang normal pada umumnya, bukan hanya dalam hal makan namun dalam kehidupan kita sehari-hari.

Karakteristik Anak Tunagrahita

Berikut adalah karakteristik anak tunagrahita berdasarkan berat ringannya kelainan yaitu :

1.Mampu didik

Mampudidik merupakan pendidikan yang digunakan untuk mengelompokkan tunagrahita dalam kategori  ringan. Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut skala Binet, sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih bisa belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana.

2.Mampulatih

Anak tunagrahita mampu latih dikategorikan imbecile,Skor IQ nya 25-50), adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan, yaitu belajar mengurus diri sendiri, belajar menyesuaikan di lingkungan rumah atau sekitarnya, dll. Jadi, anak tunagrahita mampu latih berarti anak tunagrahita hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari, serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.

3.Mampurawat

Anak tunagrahita mampu rawat adalah klasifikasi anak tunagrahita yang paling berat. Tunagrahita paling berat disebut idiot, Skor IQnya 0-25, adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus diri sendiri sangat membutuhkan orang lain dengan kata lain, anak tunagrahita mampu rawat adalah anak tunagrahita yang membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain

Dengan demikian, dikarenakan kurangnya kemampuan intelektual yang dimiliki oleh anak tunagrahita, mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan dalam menerima apa yang di sampaikan dan di ajarkan kepadanya.

Dengan begitu anak tunagrahita akan kesulitan mempelajari norma-norma yang ada dan berlaku di lingkungan sosialnya. Dikarenakan kekurang mampuan menyerap norma yang ada, maka anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi. 

Anak tunagrahita juga memerlukan interaksi dengan cara-cara mereka agar memudahkan anak-anak tersebut berinteraksi dengan orang lain.Namun pada kenyataannya anak tunagrahita mengalami masalah dalam hal berinteraksi yaitu kesulitan dalam berhubungan dengan kelompok maupun individu di sekitarnya. Hambatan yang di alami anak tunagrahita dalam berinteraksi sosial berupa keterbatasan dalam menangkap isi pembicaraan, kontrol emosi yang kurang, dan mengimitasi tindakan tanpa kritik.

Dengan demikian dari hambatan-hambatan yang dimiliki oleh anak tunagrahita memerlukan layanan dan pendidikan khusus dalam proses pembelajarannya.Berikut ada beberapa pendidikan dan layanan khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita, yaitu:

1)      Kelas Transisi

Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus termasuk anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada disekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.

2)      Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)

Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama keampuannya (tunagrahita). Kegiatan belajar mengajar sepanjang hari penuh di kelas khusus. Untuk anak tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C, sedangkan anak tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.

3)      Pendidikan terpadu

Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk matapelajaran tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat bimbingan/remedial dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB terdekat, pada ruang khusus atau ruang sumber. Biasanya anak yang belajar di sekolah terpadu adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan, yang termasuk kedalam kategori borderline yang biasanya mempunyai kesulitan-kesulitan dalam belajar (Learning Difficulties) atau disebut dengan lamban belajar (Slow Learner).

4)      Program sekolah di rumah

Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya, misalnya: sakit. Proram dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB (GPK) atau terapis. Hal ini dilaksanakan atas kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat.

5)      Pendidikan inklusif

Sejalan dengan perkembangan layaan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model Pendidikan Inklusif. Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip "Education for All". 

Layanan pendidikan inklusif diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas dan guru/pembimbing yang sama. Pada kelas inklusi, siswa dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, satu guru reguler dan satu lagu guru khusus. 

Guna guru khusus untuk memberikan bantuan kepada siswa tunagrahita jika anak tersenut mempunyai kesulitan di dalam kelas. Semua anak diberlakukan dan mempunyai hak serta kewajiban yang sama. Tapi saat ini pelayanan pendidikan inklusif masih dalam tahap rintisan

Demikianlah, sekilas artikel mengenai anak tunagrahita yang dapat penulis sampaikan. Penulis berpesan kepada kita semua agar tetap aware dan tanggap dalam membantu, merangkul serta mebimbing orang-orang disekitar kita yang memiliki keterbatasan, terutama anak berkebutuhan khusus. Karena, kita harus tetap saling menghargai, menghormati, mengayomi agar tercipta keselarasan dan keserasian dalam kehidupan bermasyarakat.

Sekian yang dapat penulis sampaikan jika ada kesalahan dalam penulisan redaksi kata maupun kalimat mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar besarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun