Mohon tunggu...
Rozanatul Mutoifah
Rozanatul Mutoifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/mahasiswa

“I don’t know why they call it heartbreak. It feels like every other part of my body is broken too.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Bimbingan dan Konseling Bagi Remaja (Upaya Pencegahan Terhadap Perilaku Menyimpang)

31 Desember 2022   11:57 Diperbarui: 31 Desember 2022   12:06 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Fase remaja merupakan fase yang bisa dikatakan sebagai fase yang sangat indah, karena pada fase inilah remaja mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan segala macam perubahan akan mulai muncul baik dari segi emosional, psikologis, dan biologisnya akan mengalami perubahan. Selain itu fase remaja juga dikatakan sebagai fase yang sangat mengkhawatirkan, karena pada fase inilah rasa ingin tahu remaja semakin meningkat, mereka kebanyakan menginginkan sesuatu yang diluar talar pemikiran orang dewasa bisa dibilang fase remaja ini biasanya selalu ingin mencoba hal-hal yang menurut mereka menarik dan yang belum mereka coba. Hal ini jika remaja melancarkan aksinya dalam hal kejelekan tentunya remaja nantinya akan berkembang dengan dikelilingi dengan hal yang tidak baik, dan juga sebaliknya jika remaja melancarkan aksinya dalam hal kebaikan dia akan selalu dikelilingi dengan orang yang mempunyai etika, norma, dan nilai yang baik pula.

Kata kunci: Bimbingan dan Konseling, Remaja, Perilaku Menyimpang

Abstract

The adolescent phase is a phase that can be said to be a very beautiful phase, because it is in this phase that adolescents experience the transition from childhood to adulthood and all kinds of changes will begin to appear both in terms of emotional, psychological and biological changes. In addition, the adolescent phase is also said to be a very worrying phase, because it is in this phase that the curiosity of adolescents increases, they mostly want something that is beyond the understanding of adults, you can say that this adolescent phase usually always wants to try things that they think are interesting and which they haven't tried. This is if teenagers carry out their actions in terms of ugliness, of course, teenagers will later develop surrounded by things that are not good, and vice versa if teenagers carry out their actions in terms of goodness, they will always be surrounded by people who have good ethics, norms and values.

Keywords: Guidance and Counseling, Teenager, Deviant Behavior

Pendahuluan

            Fase remaja ialah fase tranformasi dari masa anak-anak menuju pada masa dewasa. Hal ini menjadikan remaja tidak memiliki tempat yang jelas, dimana mereka tidak mau digolongkan sebagai anak-anak namun juga belum relative matang bila dimasukkan pada kategori orang dewasa. pada hal ini mereka tidak memperkenankan jika diperlakukan seperti anak-anak, namun mereka juga belum bisa beradaptasi seperti layaknya orang dewasa saat bertindak dilingkungan sekitarnya. Remaja harus menekuni kebisaan berperilaku dan sikap baru untuk mengambil alih perilaku dan dan sikap yang telah ditinggalkan. Jika remaja berkepribadian seperti anak-anak, ia akan dibimbing untuk berbuat sesuai umurnya. Namun jika remaja berupaya berkepribadian seperti orang dewasa, ia kerap kali dituduh terlalu besar dan dimarahi sebab berupaya bertindak seperti orang dewasa. Sebenarnya remaja diinginkan bisa meninggalkan kecondongan, tidak bisa menerima kekalahan, bisa dikatakan disepanjang perlaihan ini dengan penuh tanggung jawab, bisa dimaknai bahwa remaja tidak akan beraksi secara kekanak-kanakan.

            Pada hakikatnya manusia pada usia berapapun dan pada fase apapun tentunya akan menghadapi beberapa permasalahan, cumin yang membedakan adalah difase remaja seringkali mereka mempunyai yang mungkin bisa di katakana masalah sepele tetapi remaja selalu bertingkah berleebihan seakan-akan masalah yang ia hadapi sangat berat, karena mereka belum tahu betul bagaimana cara menyikapi suatu permasalahan yang ia hadapi tentunya dari hal ini remaja sangat tidak  memungkinkan untuk dikatakan sebagai dewasa.

            Namun, disisi lain remaja sudah mampu membedakan mana hal yang baik dan mana hal buruk tetapi mereka belum siap untuk menerima segala konsekuensi yang ia peroleh Ketika memutuskan sebuah permasalahan, hal ini remaja juga tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak karena remaja sudah mampu memahami nilai-nilai yang baik dan yang tidak baik.

     Remaja mempunyai beberapa karakteristik salah satunya yaitu, penampilan reflectivity atau condong untuk berpikir mengenai hal apa yang terjadi pada pikiran diri seseorang dan memahami dirinya sendiri. Banyak sekali remaja yang menilai apakah dirinya cocok bergaul dengan teman yang seperti ini, apakah teman-teman nyaman berteman dengan dirinya, dan masih banyak lagi perbandingan yang seringkali mereka rasakan. Namun remaja juga sudah mulai mampu meraba siapa dirinya, sudah mampu mengenal siapa dirinya walaupun belum mengenal secara utuh, hal ini akan berdampak pada remaja antara apa yang dia pikirkan, dilihat, dan dia lakukan akan tidak sinkron. Dengan bekal intelektual yang dimilikinya remaja mulai mampu mengambil keputusan yang ia kehendaki namun ada juga sisi buruknya bahwa remaja masih takut untuk mempertanggung jawabkan hal yang sudah ia putuskan, dalam hal ini remaja maasih belum siap untuk menerima konsekuensi dari setiap Tindakan yang ia lakukan.

Bertumpu dari hal tersebut, maka yang dapat menimbulkan beberapa pertanyaan dari permasalahan ini, yaitu: siapa yang sebenarnya pantas disebut sebagai remaja? Masalah apa yang seringkali terjadi pada remaja? Bagaimana cara untuk mencegah terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan pada remaja? 

 

Metode Penelitian

          Penelitian ini termasuk jenis penelitian Pustaka atau biasa disebut dengan library research, yaitu penelitian yang menfokuskan sasaran kajiannya memakai data pustaka berbentuk buku-buku sebagai sumber datanya. Penelitian ini dikerjakan dengan cara membaca beberapa referensi, menelaah, dan menganalisis berbagai literatur yang ada, biasanya berupa AlQur'an, hadis, kitab, ataupun hasil penelitian.

          Penelitian kepustakaan merupakan cara kerja ilmiah yang termasuk pada jenis penelitian kulitatif, walaupun para pakar tidak menulis secara lebih spesifik tentang metode kepustakaan, tetapi tujuan pemikiran penelitian kepustakaan bisa dijelajahi dengan menelaah buku-buku utama metode kualitatif.

            Penelitian kepustakaan (library research) merupakan penelitian kulitatif, bekerja pada jenjang analitik dan bersifat perspectif emic, yakni memperoleh data bukan berlandaskan presepsi peneliti, tetapi berlandaskan pada fakta-fakta konseptual maupun fakta teoritis.

Beberapa ciri utama studi kepustakaan, diantaranya adalah ciri yang pertama, peneliti terjun langsung menggunakan teks atau data angka, dan bukan menggunakan pengetahuan langsung dari lapangan. Ciri yang kedua, data Pustaka bersifat 'siap pakai', Ciri yang ketiga, data Pustaka biasanya adalah sumber sekunder, dapat diartikan bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan dari asli dari tangan pertama dilapangan.sumber Pustaka sedikit banyak mengandung bias (prasangka) atau titik pandangan orang yang membuatnya. Ciri yang keempat, kondisi daftar Pustaka dibatasi oleh ruang dan waktu.

 

Pembahasan

Menurut WHO, remaja merupakan penduduk yang kisaran usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Lesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk pada kisaran usia 10-18 tahun, sedangkan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) kisaran usia 10-24 tahun dan belum menikah. Masa remaja ialah masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa, pada masa ini remaja mengalami perubahan secara lebioh spesifik daripada masa anak-anak baik dari segi emosional, biologis, dan psikologis. Sehingga dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap yaitu:

 

1. Remaja awal (usia 10-13 tahun)

Pada masa ini, anak biasanya mengalami beberapa perubahan yaitu: pertama, anak tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas, kedua, munculnya rambut dibagian tertentu, ketiga, pertumbuhan payudara, keputihan jika untuk perempuan, namun jika laki-laki mengalami mimpi basah, keempat, mulai sadar mengenai penampilannya, pada hal ini anak sudah mulai sadar bagaimana cara dia berpenampilan, apakah penampilannya sudah baik atau masih biasa saja, apakah penampilannya tidak kekinian atau sudah kekinian, pada hal ini anak akan mulai sadar, dan akan mulai mengubah penampilannya sesuai dengan apa yang dia kehendaki, kelima, perubahan hormon, pada perubahan ini menyebabkan anak mengalami perubahan suasana hati yang tidak stabil, mudah mengalami Bahagia dan tidak lama mengalami sedih, bahkan remaja akan sering beranggapan mengenai asumsi orang lain terhadap dirinya.

 

2. Masa remaja pertengahan (usia 14 - 17 tahun)

       Pada remaja laki-laki: tubuh semakin tinggi dan berat, otot semakin besar, dada dan bahu semakin lebar, alat vital semakin besar, suara menjadi lebih pecah, muncul jerawat, dan kumis.

       Pada remaja perempuan: pinggang, panggul, dan pantat akan membesar, alat reproduksi berkembang, produksi keringat bertambah pada hal ini biasanya remaja sudah mulai mengenal beberapa produk untuk mengatasi bau badan yang terjadi pada dirinya, menstruasi.

       Remaja pada masa ini biasanya sudah dapat berpikir dengan menggunakan logika jadi anak sudah mulai menfikirkan sesuatu dengan berbagai pertimbangan,  muncul sifat sensitive pada hal ini remaja seringkali bertingkah menggunakan hati jadi apapun kejadiannya seringkali remaja memasukkan kedalam hati dan mengakibatkan sakit hati atas apa yang telah ia cerna, senang menghabiskan waktu dengan teman karena remaja mulai sadar akan lingkungan sosialnya bagaimana di acara untun adaptasi dengan sesama dan mencari banyak relasi untuk menjalani sebuah kehidupan dimasa mendatang.

 

3. Masa remaja akhir (usia 18-24 tahun)

Pada masa ini remaja sudah mengalami perkembangan secara sempurna, pertama, mulai bisa mengendalikan dorongan emosional yang muncul dalam hal ini remaja sudah mulai mampu merendam emosinya dan sudah faham bagaimana cara mengontrol emosi yang baik sehingga remaja tidak perlu membuang tenaga untuk melakukan yang tidak dianggap penting lagi bahkan nantinya akan merugikan beberapa orang, kedua, merencanakan masa depan difase ini remaja sudah mulai mampu merancang bagaimana jalan yang akan ia tempuh, bagaimana arah hidupnya, akan dibawah kemana hidupnya, dan bagaimana cara ia mewujudkan sebuah cita-cita yang ia dambakan salama ini. Ketiga, mampu memikirkan konsekuensi akan perbuatannya, jadi pada fase masa remaja akhir remaja mampu mempertimbangkan hal baik dan buruk dari setiap tindakan yang akan ia lakukan, manfaat atau tidak dari tindakan itu remaja akan mulai mempertimbangkan sebaik mungkin. Keempat, mulai memahami apa yang diinginkannya dan bisa mengatur diri senidiri tanpa mengikuti kehendak orang lain, masa remaja akhir mulai mempunyai prinsip-prinsip yang ia punyai mereka akan melakukan sesuai apa yang menjadi prinsip mereka walaupun apa yang dilakukan mereka berbeda dengan orang lain,mereka bebas melakukan apa yang mereka inginkan tanpa mengikuti kehendak orang lain, karena remaja bebas berekspresi dan masa remaja masa untuk memperbanyak mencari relasi.

Pada masa remaja akhir mereka menginginkan merekalah yang menjadi pusat perhatian, mereka mempunyai keinginan untuk menampakkan siapa dirinya, ingin menampakkan bahwa remaja itu serba bisa dalam artian bisa dalam segala hal, dan remaja ingin mereka diberi kepercayaan lebih untuk menunjukkan potensi yang ia miliki.

 

Beberapa fase dalam masa remaja, yaitu:

  • Masa remaja sebagai usia bermasalah

     Setiap fase mempunyai identic masalah sendiri-sendiri, tetapi masalah yang dihadapi oleh remaja baik laki-laki ataupun perempuan itu sulit untuk diselesaikan, entah dari sisi masalahnya yang memang berat atau remaja yang mungkin terlalu berlebihan dalam menyikapinya? Berikut permasalahan yang seringkali muncul dikalangan remaja:

Masalah penampilan, remaja seringkali mengeluhkan penampilan yang ia gunakan sehari-hari, mereka seringkali tidak percaya diri dengan penampilan yang ia miliki. Dari segi fashion remaja mungkin kerap kali merasa tidak percaya diri saat memakai fashion yang tidak kekinian atau kurang update hal ini akan membuat remaja semakin mempunya pemikiran yang aneh-aneh dan bahkan untuk memilih fashion saja membutuhkan waktu yang cukup lama, selain fashion yang sering dikeluhkan adalah jerawat, banyak yang mendoktrin bahwa orang yang mempunyai jerawat tidak cantik atau bahkan tidak sempurna, dari anggapan seperti inilah remaja seringkali tidak percaya diri dengan apa yang di milikinya.

 Masalah Pendidikan, Pendidikan zaman sekarang memang tidak semudah Pendidikan masa orang tua kita, mungkin Pendidikan pada masa orang tua kita mendapatkan nilai seratus itu mudah tetapi Pendidikan zaman sekarang mendapatkan nilai serratus sangatlah susah, padahal seringkali remaja mengikuti berbagai macam kuursus tapi untuk mendapatkan nilai serratus sangatlah susah, hal ini yang membuat remaja semakin depresi dan menjadikannya sebuah masalah besar, belajar samapai larut malam tetapi nilai tidak memuaskan.

Masalah persahabatan, persahabatan memanglah sangat bagus dan sangat baik tetapi persahabatan yang mendatangkan tekanan atau peer preasure bisa jadi akan menjadi masalah besar dalam masa remaja, kadang demi memiliki sahabat rela membeli baju dengan merek dan warna yang sama padahal  untuk uang sekolah saja orang tua masih susah untuk mencarinya, hal ini yang menjadikan remaja merasa dituntut untuk selalu  mengikuti apa yang lingkungan pertemanannya dilakukan.

Masalah percintaan, masa-masa remaja merupakan masa-masa yang paling indah karena diwarnai dengan kisah cinta, meskipun banyak yang bilang itu adalah cinta monyet tetapi kalaupun putus, remaja akan merasakan sedih dan merasa paling tersakiti, hal ini justru membuat remaja semakin kehilangan rasa semangat dalam belajar, suasana hati yang mudah berubah, dan tentunya hal ini akan menjadi tambahan beban fikiran bagi remaja.

Masalah percaya diri, hal ini seringkali dialami oleh remaja padahal percaya diri itu adalah ujung tombak dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Remaja seringkali tidak percaya dalam segala hal yang nantinya akan menyulitkan dirinya sendiri.

  • Masa remaja sebagai masa mencari identitas

       Masa remaja memang saat yang tepat untuk mencari identitas diri, saat masa inilah remaja hendaknya memperbanyak relasi, mencoba hal-hal baru yang mungkin belum pernah ia lakukan, namaun tidak selamanya remaja akan selalu cocok untuk berkumpul dengan golongan orang-orang itu saja melainkan remaja akan mengambil keputusan sendiri untuk menonjolkan identitasnya dan indentitas itu tidak sama dengan remaja lainnya, dengan begitu remaja akan mengenal siapa dirinya apa peranannya di masyarakat dan dilingkungan sekolahnya atau universitasnya.

  • Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

       Seringkali remaja takut dengan hal-hal yang mungkin belum dia coba, mencoba itu mengutarakan argumentasinya mereka masih cenderung takut salah, mencoba melaksanakan hal yang mungkin belum pernah dia coba sehingga remaja menjadi takut untuk mencobanya dan takut menanggung resiko dari apa yang dia lakukan.

Remaja harus melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menjadi seorang dewasa. Berhasil atau gagalnya remaja menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya tersebut akan mempengaruhi periode yang akan datang.

Keadaan Remaja pada Masa Kini dan Problematikanya

       Kondisi remaja pada masa kini jika tidak ada bimbingan dan arahan akan tambah mengkhawatirkan. Sering

kita dengar prihal remaja adalah masa transisi atau peralihan yang serba sulit dan banyak problematika yang perlu penyesuaian. Remaja memiliki banyak kebutuhan yang mendesak mereka untuk memenuhinya. Desakan kebutuhan inilah yang menjadi pusat dari problematika remaja. Mengenai pblematika yang dihadapi para remaja adalah sebagai berikut:

  • Masalah masa depan

Setiap remaja tentunya akan mempunyai anganan dimasa mendatang, mereka mempunyai keinginan untuk memperoleh kejelasan, jadi apakah nantinya jika mereka suda selesai sekolah, hal ini akan menjadi semakin mengguncang pikiran remaja saat remaja sudah mulai menginjak di bangku perkuliahan.

  • Masalah hubungan dengan Orang tua

Seringkali terjadi perselisihan argumen baik dari pihak orang tua dan anak-anaknya yang telah menginjak masa remaja atau dewasa. Tidak jarang hubungan yang kurang baik itu muncul dikarenakan remaja mengikuti arus dan model, contohnya cara berpaakaian, lagu dan sopan santun yang semakin kesini semakin menurun.

Dalam hal ini peran orang tua sangat penting, sebab ketika anak semakin bertumbuh besar dan menjadi remaja harusnya peran orang tua itu membimbing, mengayomi dan menjadi teman curhat anaknnya agar anak memiliki pelarian yang tepat dalam hidupnya.

  • Masalah moral dan agama 

kelihatannya masalah ini semakin memuncak, terutama di kota-kota besar mungkin efek dari beberapa film, kebudayaan, bacaan, gambar, dan lain sebagainya. 

Biasanya penurunan moral terjadi diikuti oleh sikap yang menjauh dari agama. Nilai-nilai moral yang tidak disandarkan kepada agama akan terus berubah sesuai. kondisi nilai yang berubah-ubah itulah yang akan berdampak pada kegoncangan moral pada remaja, karena tidak mempunyai pegangan dan sandaran yang kuat. tetapi, jika remaja yang memiliki sandaran dan peganggan yang kuat tidak akan goyah walaupun diberbagai kondisi yang menghantam kehidupannya imannya tidak akan pernah runtuh dan akan mampu mempertahannkan kedamaian jiwanya.

 Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja melakukan perilaku menyimpang 

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang pada remaja, yaitu:

  • Sosialisasi tidak sempurna

       Seringkali kita dengan pengertian sosialisasi adalah proses penanaman ataupun transfer nilai dan norma dari satu generasi kegenerasi berikutnya, yang Namanya sosialisasi pastinya mempunyai agen-agen yang dapat membantu terjadinya proses sosialisasi, misalnya sekolah, keluarga, lingkungan, dan media masa.

       Dalam hal ini antara keluarga, sekolah, dan lingkungan harus bekerja sama untuk menciptakan generasi yang baik dan bermutu yang nantinya diharapkan generasi ini tidak akan melakukan perilaku menyimpang.

   Media masa tentunya sekarang menjadi sumber informasi dalam segi apapun entah itu dalam hal baik ataupun buruk sekalipun, dari sini kita bisa usahakan untuk memberikan media masa yang cocok sesuai dengan usia remaja agar remaja mampu menyerap sosialisasi yang diajarkan dimedia tersebut dan nantinya remaja akan berkembang sesuai dengan usianya dan tidak melakukan penyimpangan.

       Jika proses sosialisasi ini tidak berjalan secara sempurna maka, remaja akan mengalami penyimpangan, kita ambil contoh dari agen sosialisasi keluarga, jika ayah dan ibu setiap harinya bertengkar dan pada akhirnya merekapun bercerai kemudia anak mereka diasuh oleh sang nenek untuk dirawat Ketika anak ini bertumbuh dewasa  tentunya dia akan merasa kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya dan anak tersebut merasa didunia ini tidak ada yang menyayanginya, hal inilah yang membuat anak melakukan penyimpangan sepeti, mengonsumsi narkoba, terlibat pergaulan bebas, dan lain sebagianya.

  • Sub kebudayaan menyimpang

       Perilaku menyimpang dapat terjadi melalui interaksi sosial, melalui interaksi sosial dengan orang lain yang berperilaku menyimpang. Contoh, Ketika seorang anak sering bergaul dan sering berinteraksi dengan seseorang pecandu narkoba maka tidak lama kemudian dia akan menjadi pecandu narkoba.

  • Dorongan kebutuhan ekonomi

  Dalam hal ini seseorang yang terdesak dengan kebutuhan ekonominya jika tidak memiliki iman dan tidak mampu mengontrol diri yang kuat ia akan melakukan hal menyimpang. Contoh, seseorang melakukan misi pencurian karena dia tidak punya uang ataupun sudah diberi uang oleh orang tua tetapi masih belum cukup untuk membeli segala macam hal yang ia inginkan.

  • Pelampiasan rasa kecewa 

       Remaja seringkali merasa kecewaan entah itu bersumber dari tuntutan orang tua yang dipaksa untuk memiliki nilai bagus tapi ternyata nilai yang diperoleh justru sedikit, atau rasa kecewa karena berbagai macam hal yang membuat dia merasa capek dan rema tidak punya pelarian untuk mencurahkan isi pikirannya sehingga dia melakukan hal penyimpangan, misalkan mengonsumsi miras, melakukan hal anarkis, dan lain sebaginya.

 

Upaya Pencegahan terhadap Perilaku Menyimpang Remaja.

  • Menciptakan keluarga yang harmonis

Peran orang tua saat mendidik anak apalagi saat anak menginjak masa remaja tentunya sangat dibutuhkan bagaimana orang tua menanamkan nila dan norma yang sesuai dengan agama dan lingkungan dan hal ini harus ditanamkan sejak usia masih dini yang nantinya akan berkesinambungan dengan kebiasaaan atau cara anak bersikap,hal ini akan berkelanjutan saat anak menghadapi sebuah pilihan tentang hal baik dan hal buruk dan berbuatan yang patut ditiru atau tidak patut ditiru, pada hakikatnya anak mampu membedakan dan menilai mana yang baik dan mana yang buruk.

     Keluarga yang harmonis akan lebih menjamin remaja dapat melewati masa peralihannya dengan mudah dari pada hubungan keluarga yang toxic. Dimana peran orang tua diharapkan nantinya mampu menjadi teman, sahabat, dan tempat pulang untuk anaknya bukan senbaliknya yang menyebabkan anak semakin enggan untuk bertemu kedua orang tua dengan alasan memiliki keluarga yang toxic.

     Kondisi keluarga yang harmonis tentunya akan sangat membantu sebagai salah satu upaya untuk pencegahan perilaku menyimpang pada remaja, keluarga yang harmonis akan lebih nyaman dari asrama, kos, dan tempat tongkrongan, keluarga yang harmonis akan menjamin ketenangan jiwa pada remaja tidak hanya itu Kesehatan mentalnya pun akan terjaga dan terjamin karena dalam lingkungan yang tenang. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan yang paling utama adalah mengupayakan menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga sebaik-baiknya.

  • Tidak membandingkan antara remaja satu dengan remaja lainnya 

     Pada hakikatnya remaja memang memiliki karakter yang berbeda-beda dan unik, namun dengan adanya perbedaan ini justru menjadi bahan untuk membandingkan antara remaja satu dengan remaja lainnya hal ini yang nantinya akan menyebabkan timbulnya kecemburuan sosial.

   Namun tidak selamanya membandingkan remaja satu dengan remaja yang lainya ini memiliki dampak buruk, karena banyak dari Sebagian remaja yang menyikapi dengan meganggap sebagai bentuk motivasi, sehingga remaja yang memiliki kelemahan bisa terus berjuang untuk mencapai tujuan yang telah ia inginkan

     Sebaliknya, banyak remaja jika dibandingkan justru semakin membuat dia merasa minder dan merasa dijatuhkan, contohnya: ahmad menceritakan bahwa dia di usia 20 tahun sudah hafal Al-Qur'an, mahir membaca kitab kuning, dan mendapatkan beasiswa di al Azhar, disisi lain kamu merasa bangga memiliki teman seperti dia, tetapi kamu tidak percaya diri denga napa yang telah kamu capai di usia 20, dari hal ini seharusnya kita menyikapinya dengan  bijak dan ambil kisah cerita ini sebagai bahan untuk memotivasi diri untuk selalu melakukan yang terbaik. Dari berbagai macam perbandingan tentunya akan berdampak dengan cara timbulnya beberapa pertanyaan di benak remaja misalnya, apakah sebagaoi remaja harus membandingkan dirinya dengan teman sekelasnya secara umum? Dengan teman sesemaja jenis? Dengan remaja yang popular? Dengan remaja yang menarik secara fisik? Memikirkan semua hal tentang membandingkan ini akan menjadikan remaja bertambah bimbang, bagaimana sikap yang memang selayaknya ia miliki sebagai seorang remaja.

  • Pengembangan remaja melalui Pendidikan

       Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk menjembatani perilaku menyimpang pada remaja karena tugas Pendidikan adalah mempengaruhi alam bawa sadar peserta didik untuk selalu konsisten dalam mengamalkan nilai-nilai yang di anjurkan oleh pendidik, pendidik pada hakikatnya mempunyai peran untuk mendidik remaja agar memiliki kepribadian yang baik dan santun.

       Upaya preventif seringkali dilakukan oleh Sebagian besar pendidik untuk menganggulangi penyimpangan yang terjadi pada remaja, dengan berbagai macam cara pendidik lakukan untuk menghindari perbuatan menyimpang agar tidak dilakukan oleh remaja, misalkan dengan menanamkan sikap yang santun, saling menghargai, dan lain sebagainya. Sikap atau nilai-nilai ini harus tertanam sejak sedini mungkin agar dimasa remaja mereka akan terbiasa dengan sikap yang baik dan santun.Pendidikan islam berperan sebagai mediator dalam memasyarakatkan ajaran islam kepada masyarakat dalam berbagai jenjang.[14] Dengan begitu remaja akan semakin yakin bagaimana pentingnya Pendidikan itu, dan nantinya remaja yang berkembang dengan Pendidikan yang baik maka dikemudian hari peluang untuk selalu bersikap baik dan sopan akan terjamin, berbeda dengan seseorag yang tidak berkembangan dengan Pendidikan kemungkinan besar mereka akan melakukan penyimpangan karena minimnya pengetahuan dan kurangnya penanaman nilai dan moral pada anak tersebut.     

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa peran Pendidikan tidak kalah penting dengan peran keluarga, untuk mencapai hasil yang maksimal maka Pendidikan dan lingkungan keluarga harus ikut andil dalam proses penanaman nilai dan norma yang baik dan sopan agar remaja mampu berkembang dalam lingkungan yang baik dan berkembang menjadi remaja yang lebih baik lagi. 

  • pengembangan remaja melalui minat dan bakat

   Setiap anak dilahirkan dengan kehebatan bakatnya masing-masing jadi antara remaja satu dengan remaja yang laiinya tentunya berbeda. Dalam hal ini remaja akan mengembangkan bakat yang mereka miliki, tapi banyak remaja yang tidak mengetahui apa bakat yang ia sadari ada banyak cara yang nantinya akan menjawab sebuah pertanyaan besar mengenai apa bakat yang remaja miliki, diantaranya adalah pertama, mencari tahu tentang hal yang disukai, hal ini akan sangat membantu proses pengembangan bakat pada remaja. Kedua, menanyakan kepada teman apa kelebihan dan kekurangan remaja, jika remaja masih belum sadar akan bakat yang ia miliki hendaknya remaja menanyakan apa kelebihan dari dirinya kepada orang lain sehingga remaja mampu mengasah kelebihannya tersebut. Ketiga, menggali Kembali ingatan masa kecil tentang apa yang suka remaja lakukan, hal ini tentunya akan menguntungkan remaja untuk mentuk menyadari bakat yang dimiliknya, mungkin dengan mengingat hal yang dulu ia sukai bisa dicoba ulang ketika masa remaja barangkali akan muncul bakat yang ia miliki. Keempat, jika remaja mempunyai hobi hendaknya hobi yang ia miliki itu diasah dengan baik dan sempurna yang nantinya akan berkembang secara lebih baik lagi.

 

Kesimpulan

Pada umumnya kondisi remaja dari dulu hingga sekarang permasalahan yang dihadapi oleh remaja tidak jauh berbeda, tetapi yang membedakan akar dari permasalahannya adalah penyebab munculnya sebuah permasalahan yang dialami oleh remaja.

Upaya untuk mencegah permasalahan atau penyimpangan yang nantinya akan muncul dikalangan remaja baiknya agen sosialisasi yaitu dari pihak keluarga, sekolah, dan lingkungan haruslah bekerja sama demi menanamkan nilai moral dan intelektual yang baik kepada remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun