Mohon tunggu...
Rozali Ihwani05
Rozali Ihwani05 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Reading

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waikabubak: Ketika Alam dan Modernisasi Beradu

30 Oktober 2024   09:30 Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terletak di jantung Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Waikabubak menyimpan paradoks pembangunan yang menarik untuk dikaji. Kota ini, yang menjadi pusat administratif Kabupaten Sumba Barat, menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pemangku kepentingan.

Realitas yang Dihadapi

1. Degradasi Lahan
Waikabubak menghadapi masalah serius terkait degradasi lahan. Praktik pertanian tradisional dengan sistem tebang bakar masih umum dilakukan, menyebabkan erosi tanah yang signifikan terutama di musim hujan. Kondisi ini diperparah dengan topografi berbukit yang rentan terhadap longsor.

2. Krisis Air
Meski memiliki curah hujan yang cukup tinggi di musim hujan, paradoksnya Waikabubak mengalami kesulitan air bersih di musim kemarau. Sistem penampungan air yang belum optimal dan kerusakan daerah resapan air menjadi penyebab utama masalah ini.

3. Pengelolaan Sampah
Urbanisasi yang terus berkembang tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai. TPA yang ada belum menerapkan sistem sanitary landfill modern, sementara kesadaran masyarakat tentang pemilahan sampah masih perlu ditingkatkan.

Solusi yang Ditawarkan

1. Revitalisasi Sistem Pertanian
- Pengenalan dan pelatihan sistem agroforestri yang mengkombinasikan tanaman keras dengan tanaman pangan
- Pengembangan terasering untuk mencegah erosi
- Pemanfaatan teknologi pertanian ramah lingkungan

2. Manajemen Sumber Daya Air
- Pembangunan embung-embung modern dengan sistem filtrasi
- Rehabilitasi mata air dan daerah tangkapan air
- Pengembangan sistem distribusi air yang lebih efisien

3. Pengelolaan Sampah Terpadu
- Pembangunan bank sampah di setiap kelurahan
- Pengembangan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berbasis masyarakat
- Modernisasi TPA dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan

Tawaran Implementasi

1. Pendekatan Berbasis Kearifan Lokal
Solusi yang ditawarkan harus mempertimbangkan kearifan lokal masyarakat Sumba. Sistem "Marapu" yang mengenal konsep keseimbangan alam dapat menjadi fondasi dalam mengembangkan program pelestarian lingkungan.

2. Kolaborasi Multi-Stakeholder
- Pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator
- LSM lingkungan sebagai pendamping teknis
- Tokoh adat sebagai cultural broker
- Akademisi sebagai tim ahli
- Masyarakat sebagai pelaku utama

3. Tahapan Implementasi
Jangka Pendek (1-2 tahun):
- Pemetaan detail masalah lingkungan
- Pembentukan kelompok kerja lingkungan
- Sosialisasi dan edukasi masyarakat

Jangka Menengah (2-5 tahun):
- Pembangunan infrastruktur dasar
- Implementasi program percontohan
- Evaluasi dan penyesuaian program

Jangka Panjang (5-10 tahun):
- Scaling up program yang berhasil
- Pengembangan ekowisata berkelanjutan
- Monitoring dan evaluasi berkala

Penutup

Waikabubak memiliki potensi besar untuk menjadi model kota berkelanjutan di Indonesia Timur. Dengan komitmen kuat dari semua pihak dan implementasi program yang terencana, tantangan lingkungan yang ada dapat diubah menjadi peluang pengembangan wilayah yang lebih baik.

Kunci keberhasilan terletak pada keseimbangan antara pembangunan modern dan pelestarian nilai-nilai lokal. Dengan demikian, Waikabubak tidak hanya akan menjadi kota yang nyaman untuk dihuni, tetapi juga dapat mempertahankan karakteristik uniknya sebagai bagian dari warisan budaya Sumba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun