Mohon tunggu...
Roy Oktoryanto
Roy Oktoryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

"Puisiku, puisi-puisi tentang sekelumit perjalanan lara"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Mantan

5 Juni 2020   09:36 Diperbarui: 5 Juni 2020   19:12 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan keadaan sebelum di bunuh kelemahan

Kemudian di reruntuhan kegagalan

Kita terpuruk sebab kenyataan

Kita dua raga paling sial pada catatan langit takdir

img-20200430-025708-1-5eda362a097f36358d5368d2.jpg
img-20200430-025708-1-5eda362a097f36358d5368d2.jpg
     Seperti daun enggan terpisah dahan

Menari bersama angin sebelum paksakan berjarak

Atau kita setumpuk kayu sebelum bara api

berada dalam ikatan sebelum di hembus angin sebagai debu.

     Aku masih mengingat betul,

Gelas kopi yang sempat dinikmati kemarin tak lagi pahit

Sebab senyum hawa lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun