Di masa pandemi Covid-19, pariwisata di Indonesia mengalami penurunan. Hal itu disebabkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang salah satu aturannya ialah menutup wisata-wisata di daerah, tak terkecuali wisata Candi Cetho .
Pada awal munculnya Covid-19, Candi Cetho ditutup selama bulan Maret 2020 hingga sekitar bulan Juni 2020. Kemudian dibuka untuk kunjungan dengan menerapkan sarana dan prasarana yang sesuai protokol kesehatan. Namun setelah dibuka beberapa bulan, Candi Cetho kemudian ditutup kembali saat PPKM dimulai pada 11 Januari 2021.
Perlahan dengan perlahan kondisi pandemi di Indonesia membaik. Begitupun dengan pariwisatanya yang kembali pulih normal. Candi Cetho diizinkan dan dapat dikunjungi untuk umum. Yang terpenting pengunjung  tetap harus menaati protokol kesehatan dengan memakai masker dan mencuci tangan.
Candi Cetho itu sendiri terletak di lereng Gunung Lawu tepatnya di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Selama perjalanan kesana, pengunjung akan disuguhkan pemandangan pegunungan yang sejuk dan asri.
Untuk masuk ke Candi Cetho, pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 7 ribu rupiah saja. Â Biaya parkir akan dikenakan tarif 5 ribu rupiah untuk mobil dan 2 ribu rupiah untuk sepeda motor. Nanti sebelum masuk, pengunjung akan diwajibkan dan dibantu memakai kain poleng yang dipakai di pinggang. Setelah memakai kain tersebut pengunjung diperbolehkan masuk kawasan Candi Cetho.
Jam buka kawasan Candi Cetho mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Disarankan para wisatawan datang saat sore hari menjelang tutup. Wisatawan akan disuguhi keindahan Candi Cetho senja hari yang menakjubkan. Dan pengunjung bisa berfoto di tengah gapura saat matahari sedikit berada di bawah. Momen tersebut adalah momen yang tidak boleh untuk dilewatkan sedikit pun
Candi Cetho merupakan reruntuhan batu pada 14 dataran bertingkat. Memanjang dari barat ke timur, strukturnya berkonsep punden berundak. Saat ini tinggal 13 aras (teras) candi dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Candi utama terletak pada tingkatan paling atas.
Teras-teras tersebut melambangkan kehidupan manusia. Tingkatan tersebut meliputi Bhurloka, Bhuvarloka, Svarloka, Caturloka serta Janaloka, Tapaloka dan Saptaloka. Teras terendah melambangkan derajat manusia yang masih rendah karena dikuasai hawa nafsu sedangkan teras tertinggi dianggap paling suci karena melambangkan manusia yang sudah terbebas dari hawa nafsu sehingga terlepas dari hukum karma. Antara teras yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh dua jalan dan satu pintu masuk.
Di teras Candi Cetho ini, pengunjung akan banyak menemui pondok-pondok yang bisa untuk istirahat dan juga terdapat situs lingga yoni yang melambangkan kesuburan. Karena Candi Cetho selain untuk wisata juga untuk tempat peribadatan agama Hindu, maka tak perlu kaget bila ditenpat ini pengunjung akan mencium bau dupa.Di saat-saat tertentu masyarakat sekitar yang merupakan penganut agama Hindu melakukan ritual di tempat ini. Wisatawan juga bisa menyaksikan ritual keagamaan asal tidak menggangu aktivitas ibadah.